Yuk, kupas Augmented Reality!
Sumber Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Tentu banyak orang sudah tidak asing dengan platform belanja online yang satu ini, Shopee. Shopee telah mendirikan cabangnya di delapan negara, yaitu Taiwan, Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Brasil, dan juga Indonesia. Dilansir oleh iPrice, jumlah pengguna bulanan aplikasi shopee di Indonesia pada kuartal dua di tahun 2020 sendiri telah mencapai lebih dari 93 juta orang. Wah, banyak sekali ya!
Di tengah berkembangnya teknologi di pada zaman ini, Shopee turut memanfaatkannya untuk membuat fitur interaktif dengan tujuan menghibur sekaligus memberikan promo bagi para penggunanya. Shopee Tangkap, salah satu fitur pada aplikasi Shopee Indonesia, merupakan inovasi berbasis AR (Augmented Reality) yang dihadirkan Shopee pada bulan Agustus 2019. Shopee Tangkap membuat pengguna seolah-olah memiliki keranjang di atas kepalanya yang nantinya digunakan untuk menangkap koin yang berjatuhan di layar. Selain itu, pada periode tertentu Shopee Indonesia juga kembali meluncurkan fitur berbasis AR yaitu BeautyCam, yang ditujukan bagi pengguna yang sedang berbelanja produk lipstick L’Oreal, seperti Maybelline New York, L’Oreal Paris, dan NYX Professional Makeup.
Apa sebenarnya AR itu?
Augmented Reality (AR) merupakan teknologi yang menampilkan dunia maya ke dunia nyata secara real time dengan bantuan perangkat teknologi webcam, kamera, layar atau kacamata khusus. AR membuat pengguna dapat melihat objek virtual 2D atau 3D yang diproyeksikan di dunia nyata. Data yang ditampilkan berupa video, gambar, animasi dan model 3D. AR menggunakan teknologi SLAM (Simultaneous Localization and Mapping), sensor dan pengukur kedalaman. Contoh nyata adalah mengumpulkan data sensor untuk menghitung jarak dari lokasi sensor ke objek.
Secara umum, Augmented Reality terdapat dua metode yang digunakan, yakni Marker Based Tracking dan juga Markless Augmented Reality.
1. Marker-Based Tracking
Metode ini menggunakan marker atau tanda objek dua dimensi dengan pola tertentu yang akan dibaca oleh komputer melalui webcam atau kamera yang dihubungkan ke komputer, biasanya berupa ilustrasi hitam putih dengan border hitam tebal, latar belakang putih, dan berbentuk persegi. Metode ini menggunakan tiga sumbu utama yaitu X, Y, dan Z dan titik koordinat yang membantu memvisualisasikan objek virtual 3D.
2. Markless Augmented Reality
Metode ini memundahkan pengguna dalam memakainya, karena pengguna tidak lagi memerlukan peralatan tambahan atau penanda untuk melihat objek digital 2D atau 3D. Markless Augmented Reality menggantikan object tracking yang sebelumnya menggunakan marker menjadi permukaan objek yang dideteksi dengan teknik pattern recognition. Object tracking ini dilakukan dengan memanfaatkan titik-titik fitur alami untuk menghitung jarak antara perangkat pembantu (seperti kamera) dan dunia nyata.
Metode ini memundahkan pengguna dalam memakainya, karena pengguna tidak lagi memerlukan peralatan tambahan atau penanda untuk melihat objek digital 2D atau 3D. Markless Augmented Reality menggantikan object tracking yang sebelumnya menggunakan marker menjadi permukaan objek yang dideteksi dengan teknik pattern recognition. Object tracking ini dilakukan dengan memanfaatkan titik-titik fitur alami untuk menghitung jarak antara perangkat pembantu (seperti kamera) dan dunia nyata.
- Motion Tracking: Teknik ini memproses gerak-gerik sebuah objek atau orang. Oleh karena itu, banyak film-film yang diproduksikan dengan menggunakan motion tracking karena dapat mensimulasikan gerakan manusia. Perusahaan gim juga turut menggunakan teknik ini, seperti contohnya gim Just Dance yang banyak dimainkan banyak orang.
- Face Tracking: Face tracking menggunakan algoritma yang terus dikembangkan agar dapat dengan jelas mengenali struktur wajah manusia seperti hidung, mata, sampai ke bibir. Pernahkah kalian mencoba filter Instagram atau Snapchat yang dapat mengubah penampilan wajah kalian? Nah, filter tersebut adalah salah satu contoh nyata dari teknik face tracking ini.
- GPS-based Tracking: Teknik ini menggunakan GPS yang terdapat pada gadget masing-masing untuk mengetahui lokasi dan data Anda saat ini (realtime) dan kemudian dimanfaatkan untuk keperluan informasi aplikasi untuk menampilkan visualisasi (dapat berbentuk 3D) dalam bentuk arah.
- 3D Object Tracking: 3D Object Tracking memiliki kemampuan untuk mengenali segal jenis benda mati 3D pada dunia nyata, seperti mobil, motor, badan manusia secara umum, dan hal-hal lainnya.
Mengapa menggunakan teknologi AR?
Augmented Reality memiliki tampilan visual yang menarik karena dapat menampilkan objek 3D beserta animasinya seolah-olah berada di lingkungan nyata, Informasi terkait objek 3D yang divisualisasikan juga dapat didampingi dengan media suara, sehingga membuat pengguna semakin tertarik. Jika ditambah dengan tampilan design aplikasi/fitur dan konsep ide yang menarik, dapat dibayangkan berapa banyak pengguna yang akan terdorong untuk mencoba inovasi tersebut! Dengan kelebihan yang dipunyainya ini, tak heran jika perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi ini sebagai ide aplikasinya agar dapat menarik minat pengguna lebih lagi.
Namun, kemampuan AR ini menjadikannya sensitif terhadap perubahan sudut pandang. Hal ini juga menjadikan para developer AR sulit untuk melakukaan penataan atau penempatan elemen digital di dunia nyata. Mari kita melihat ke belakang, ke zaman di mana gim Pokemon Go sempat marak beberapa tahun lalu. Gim tersebut sangat menyenangkan dan interaktif dengan pengguna, namun tanpa disangka juga dapat membahayakan nyawa penggunanya jika pokemon yang harus ditangkap berada di tempat berbahaya seperti jalan raya, jurang, ujung jalan, dan lain-lain.
Augmented Reality menjadi salah satu teknologi yang akan terus berkembang seiring perubahan zaman. Sifat interaktif AR terhadap manusia membuat teknologi ini tidak bisa disia-siakan. Tidak hanya akan di bidang platform e-commerce, kecantikan, ataupun gim, AR sudah mulai dikembangkan pada bidang fashion, arsitektur, dan banyak hal lainnya.
Teknologi ini sangat menarik untuk dipelajari, bukan? Yuk, kita pelajari Augmented Reality lebih lagi setelah ini!
Referensi
- Mahardika, P. A., Suyadnya, I. M. A., & Saputra, K. O. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Simulasi Dekorasi Ruangan dengan Memanfaatkan Teknologi Markerless Augmented Reality. 83–84.
- https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-augmented-reality-dan-contohnya/
- https://youngster.id/headline/shopee-luncurkan-fitur-hiburan-dengan-teknologi-ar/
- https://ekonomi.bisnis.com/read/20200824/12/1282601/pengunjung-bulanan-shopee-capai-93-juta-orang-geser-tokopedia
- https://www.smarteye.id/blog/metode-augmented-reality/
- https://www.researchgate.net/publication/321539716_Penerapan_Augmented_Reality_Sebagai_Media_Pembelajaran_Sistem_Pencernaan_pada_Manusia_dalam_Mata_Pelajaran_Biologi#:~:text=Kelebihan%20dari%20Augmented%20Reality%20adalah,alternatif%20media%20pembelajaran%20untuk%20mengenalkan
- https://itgenic.co.id/mengupas-kelebihan-dan-kekurangan-ar/#:~:text=Kekurangan%20Augmented%20Reality,-Kesulitan%20menentukan%20sudut&text=Karena%20menggunakan%20media%20dunia%20nyata,tidak%20dapat%20sembarangan%20meletakan%20atribut.