AI dan Manusia

pict source: https://interestingengineering.com/human-machine-collaboration-work-in-the-age-of-artificial-intelligence

 

Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa kita dikatakan kecerdasan buatan, nampaknya mulai banyak dikhawatirkan menggantikan pekerjaan manusia. Lantas mengapa takut?

Kita ambil contoh kecil, google translate, yang dapat membuat seseorang menulis dalam berbagai macam bahasa di dunia. Bukan cuma menulis, tetapi juga berbicara. Karena fiturnya sudah dilengkapi dengan suara dimana orang dapat mendengarkan dan mengikuti cara pengejaannya.

Siapakah yang menyusun google translate? Programmer yang memasukkan kata per kata dari setiap bahasa dan memasangkannya dengan padanan kata dalam bahasa lain. Sekarang mungkin sudah ditambahkan pola-pola tata bahasanya, karena ada beberapa kalimat bahasa Indonesia yang saya test diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, sudah benar secara grammar dan maksud kalimat.

Menurut saya AI bukan untuk membuat manusia tersingkir, tetapi justru membuat manusia lebih cerdas.

Jangan biarkan AI berada dibarisan depan memimpin manusia, tetapi jadikanlah AI sebagai alat bantu untuk selangkah, atau 2,3 langkah lebih maju daripada hari ini.

Jika hari ini tilang elektronik sudah dapat diimplementasikan, bukan berarti profesi polisi lalu lintas akan punah. Mungkin dikemudian hari tugas polisi lalu lintas justru akan lebih luas lagi, yaitu memastikan pengguna jalanan berlaku tertib dengan kesadaran sendiri, sehingga kasus tilang hanya akan terjadi jika pengguna jalanan melakukan kesalahan yang tidak disengaja.

Ketika komputerisasi masih berupa alat untuk meng-otomatisasi pekerjaan agar lebih cepat, terasa begitu sulit melatih orang-orang yang terbiasa melakukan tugas secara manual, untuk bekerja dengan komputer yang sudah diprogram sesuai tugas mereka. Kenapa?

Karena kurang terbuka dengan perubahan. Maka kebanyakan dari mereka menolak untuk bekerja dengan komputer. 

Ternyata sekarang, komputer bukan hanya untuk meng-otomatisasi pekerjaan supaya lebih cepat, tetapi sudah dipakai untuk menganalisa permasalahan, untuk memprediksi sesuatu berdasarkan data, juga untuk menggantikan tugas-tugas rutin yang langkah pengerjaannya selalu sama setiap hari.

Manusia adalah mahluk yang paling sempurna, yang mampu menciptakan berbagai macam alat bantu untuk memajukan kehidupannya. Jadi tetaplah tampil sebagai mahluk yang paling sempurna, karena AI itu adalah buatan manusia. Jangan jadikan alasan, pekerjaan saya sudah digantikan oleh robot, maka saya tidak memiliki pekerjaan lagi. 

Kenyataannya tenaga kerja selalu kurang sementara pengangguran juga banyak. Kenapa? Karena tenaga kerja yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan. Maka kemajuan teknologi seharusnya diikuti pula dengan kemajuan pola pikir manusianya