Technopreneurship

Di jaman modern ini, sudah pasti kita pernah mendengar setidaknya sekali kata Entrepreneurship. Entrepreneurship sendiri seringkali dikaitkan dengan hal – hal yang berbau bisnis dan jarang sekali berlandaskan suatu teknologi. Menurut ekonom Perancis, Richard Cantillon, Entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them” (Agen yang membeli alat produksi pada harga terntentu dalam rangka untuk menggabungkan mereka). Tidak lama setelah itu, seorang ekonom Perancis lainnya, Jean Baptista Say, menambahkan konsep “pemimpin” dalam definisi Cantillon sebelumnya. Say mengatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif. Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenalnya dengan kata “Wirausaha” atau “Wiraswasta”. Berdasarkan art etimologisnya, pengertian “Wiraswasta” ialah keberanian, keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatan sendiri. Makan dari “kekuatan sendiri” bukan berarti kegiatan usaha dilaksanakan secara sendirian, namun lebih kepada suatu sikap mental yang tidak bergantung pada orang lain. Apabila diperhadapkan kepada masalah – masalah yang berbeda, seorang entrepreneur cenderung lebih mengandalkan kekuatan sendiri daripada meminta bantuan orang lain. Dalam kata lain, pengertian “menggunakan kekuatan sendiri” dapat digunakan pada usaha sendiri maupun bekerja sebagai karyawan.

 

Kita sudah mengetahui tentang Entrepreneurship, namun, apakah kita sendiri pernah mendengar dan mengerti istilah dari kata Technopreneurship ? Kita yang mengaku belajar dan mungkin bekerja di bidang IT kemungkinan besar sering mendengar tentang istilah ini, namun, apakah kita benar- benar mengerti maksud dari kata ini ? Dari kata “Techno” yang ada di kata ini saja mungkin kita sudah mendapat sedikit gambaran tentang apa Tehcnopreneurship itu sendiri. Tata Sutabri, dikutip oleh Sustyo, menyatakan bahwa Technopreneuship merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan tenologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. Menurut technopreneurship.wordpress.com, Technopeneurship, oleh satu bagian besar, masih merupakan suatu bagian dari entrepreneuship. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, entrepreneurship jarang dilandasi oleh suatu teknologi, sedangkan Technopreneurship melibatkan pengiriman satu produk teknologi tinggi inovatif atau membuat teknologi tinggi dalam satu cara novatif untuk mengirim produknya kepada konsumen, atau keduanya. Konsep ini sendiri menjelaskan bahwa pada dasarnya, tehcnopreneurship mengintegrasikan antara teknologi dan keterampilan kewirausahaan (entrepreneurship skills). Basis pengembangan kewirausahaan bertitik tolak dari adanya invensi dan inovasi dalam bidang teknologi. Berbagai macam teknologi dipahami dan bukan hanya sekadar teknologi high tech yang dipahami, namun juga tidak selalu harus teknis. Teknologi didefinisikan sebagai aplikasi pengetahuan pada kerja orang (human work), dengan begitu, akuntansi, ekonomi order quantity, pemasaran secara lisan, dan mentoring dirumuskan dengan baik pada dasarnya teknologi juga. Kiranya melalui artikel ini kita bisa lebih mengerti tentang apa yang dimaksud dengan Technopreneurship itu sendiri.

William Dharmawan