Baterai Smartphone
Oleh: Brandon Christian T
Baterai lithium-ion tak selalu cepat menyerap daya saat diisi. Ada kondisi tertentu yang memungkinkan listrik bisa lekas tersimpan, tepatnya ketika baterai sudah hampir kosong saat mulai diisi kembali.
Baterai menerima charging rate yang lebih banyak ketika berada pada posisi power yang lebih rendah (10-20% akan lebih cepat dibandingkan dengan 50% keatas). Mengapa demikian? Mari kita bahas.
Baterai lithium-ion pada gadget sekarang dibekali mekanisme perlindungan terhadap over charge atau kelebihan pengisian. Sehingga, pada baterai yang power nya sudah mencapai tinggal 10-20%, mekanisme perlindungan tersebut akan menjadi tidak aktif. Lantas, kapankah mekanisme perlindungan tersebut akan berjalan?
Mekanisme perlindungan ini akan berjalan ketika power dari baterai telah mencapai titik tertentu. Semakin power mendekati titik 100%, maka kecepatan charging akan semakin melambat, namun tetap mungkin untuk mengisi power baterai hingga 100%. Mari kita lakukan tes kecil untuk membuktikan kebenarannya.
Fenomena di atas bisa diamati ketika baterai sudah hampir full. Ketika kapasitas sudah berada di kisaran 90%, penambahan persentase bakal berlangsung lebih lambat ketimbang sebelumnya. Untuk melakukan tes, charge smartphone anda pada batas 10% dan terus charge selama 10-20 menit, ingat pertambahan dari power awal ke power setelah tes. Kemudian tes lagi pada smartphone anda yang sama, pada batas 90% charge selama 10-20 menit, lalu ingat lagi pertambahan yang terjadi. Bila ternyata tes pertama menghasilkan pertambahan nilai lebih banyak, maka baterai smartphone anda dilengkapi dengan mekanisme perlindungan dari overcharge. Bila tidak, maka smartphone anda bisa saja tidak dilengkapi dengan mekanisme overcharge atau baterai anda sudah bocor.
Kecepatan pengisian baterai juga bergantung pada beberapa faktor yang lain, seperti jenis smartphone dan kemampuan charger yang dipakai. Tentu saja charger asli yang didapat dari paket smartphone awal akan memberikan pengisian yang lebih cepat dibandingkan dengan charger yang “ASLI” (ngertikan mksdnya? :P)
Sebuah smartphone dengan fitur quick charge, misalnya, bakal kesulitan mengisi baterai dengan cepat apabila dipasangkan dengan charger yang tidak mendukung fitur serupa. Dan sebaliknya juga, smartphone yang tidak memiliki kemampuan quick charge, akan kesulitan mengisi baterai dengan cepat bila menggunakan charger yang memiliki fitur fast charging.
Source: http://tekno.kompas.com/read/2016/03/29/19430037/Kapan.Waktu.Paling.Pas.untuk.Nge-charge.Gadget.?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=kpoprd