MUSIBAH KONTRUKSI
Serem ya judulnya? Tapi isinya ngga serem kok.
HIMTES mau bahas apa kali ini? Kita keluar topik dulu sejenak. Kali ini ngga ada hitung-hitungan, ngga ada analisa-analisaan, ngga ada desain-desainan, ngga ada pusing-pusingan. Kita coba merenung dan mengamati fakta yang ada di sekitar dunia kita, dunia konstruksi, dunia teknik sipil.
Kita kan udah tau, dalam mewujudkan suatu bangunan konstruksi, apapun itu, paling tidak ada 2 tahap penting: Perencanaan, dan Pelaksanaan.
Di tahap Perencanaan, si Insinyur punya tugas bagaimana mendesain sebuah bangunan konstruksi yang kuat. Kuat dalam arti tidak runtuh/collapse sewaktu difungsikan, maupun sewaktu menghadapi kondisi yang datang dari lingkungan. Rumah misalnya, ngga boleh ambruk ketika ditinggali, jangan sampai rubuh ketika terjadi gempa, ngga rusak ketika ada badai, dll. Inti dari semua itu kan cuma satu… jangan sampai ada korban nyawa atau terluka parah.
Jadi, ujung-ujungnya, yang dilakukan oleh si Insinyur hakikatnya adalah melindungi nyawa dan keselamatan manusia. Ngga jauh beda lah sama dokter.
Makanya sebagai Insinyur Teknik Sipil, seharusnya kita bangga :D, tapi yang ada di mata masyarakat malah Insinyur Sipil itu ngga ada bedanya dengan (maaf) kuli bangunan yang berpakaian rapi.
Nah, bagaimana pula sewaktu tahap Pelaksanaan? Apa yang sering kita lihat dan kita dengar memang agak-agak miris. Musibah Konstruksi justru lebih sering terjadi pada saat pelaksanaan, dan korbannya adalah para pekerja konstruksi tersebut. Iya nggak? Kecelakaan kerja, frekuensinya lebih tinggi daripada kegagalan konstruksi pada masa layan itu sendiri. Tingkatnya pun bervariasi, mulai dari luka ringan sampai merenggut nyawa.
Penyebabnya macam-macam lah, mulai dari yang Teknis sampai Non-Teknis. Faktor Teknis misalnya, kesalahan metode konstruksi, kurangnya tenaga untuk mengawasi pekerjaan, pelaksanaan yang tidak memperhatikan kondisi alam, dll. Sementara faktor Non-Teknik lebih banyak kepada kesadaran pekerja akan keselamatan sehingga banyak pelanggaran-pelanggaran kecil yang ujung-ujungnya berakhir kepada kecelakaan.