Recap Webinar CENTS #11: Advancing Geotechnical Technology for Greater Reliability and Efficiency.
read moreWebinar CENTS ke-11 yang diselenggarakan pada Jumat, 16 Mei 2025, mengangkat tema “Advancing Geotechnical Technology for Greater Reliability and Efficiency”. Pada kesepatan ini, dua narasumber ahli turut berbagi wawasan mendalam mengenai teknologi geosintetik serta penerapannya dalam pengembangan infrastruktur geoteknik yang andal dan berkelanjutan. Webinar ini juga dipandu oleh Bapak Muhammad Hafiz Aslami, Ph.D., seorang Lecturer Specialist Expert yang turut memandu jalannya diskusi dan sesi tanya jawab agar berjalan informatif dan interaktif.
Berikut rangkuman sesi yang berlangsung:
Sesi 1 – “Pengenalan Produk dan Aplikasi Geocell” oleh PT Petra Nusa Elshada
Sesi pembuka dibawakan oleh perwakilan dari PT Petra Nusa Elshada, Bapak Evan Cornelius, S.T., yang memperkenalkan teknologi Geocell, yaitu struktur geosintetik berbentuk tiga dimensi (3D) menyerupai sarang lebah (honeycomb). Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan daya dukung tanah serta memberikan stabilisasi yang efektif pada lapisan dasar jalan.
Dalam pemaparannya, Bapak Evan menjelaskan bahwa Geocell pertama kali dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada tahun 1977 sebagai solusi untuk akses jalan di tanah lunak yang memiliki daya dukung rendah. Seiring waktu, teknologi ini terus dikembangkan dan diaplikasikan secara luas di berbagai proyek infrastruktur sipil.
Geocell tersusun dari lembaran HDPE (High Density Polyethylene) yang dilubangi (perforasi) untuk mempercepat aliran air, dan dihubungkan menggunakan teknik sambungan ultrasonik untuk menciptakan sistem yang kokoh dan terintegrasi. Desain honeycomb pada struktur ini memungkinkan terjadinya lateral confinement, yaitu penguncian material pengisi secara horizontal yang mampu menyebarkan beban secara merata, mengurangi deformasi pada subgrade, serta meningkatkan kekakuan dan umur pakai struktur jalan.
Teknologi ini memiliki sejumlah keunggulan yang signifikan, antara lain dapat mengurangi kebutuhan material timbunan, memberikan efisiensi dari sisi biaya konstruksi, serta sangat cocok untuk diterapkan di wilayah dengan curah hujan tinggi. Keunggulan tersebut menjadikan Geocell sebagai pilihan yang tepat untuk proyek-proyek dengan tantangan geoteknik yang kompleks.
Di Indonesia, Geocell telah digunakan dalam berbagai proyek infrastruktur, seperti pembangunan akses jalan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, area industri di Batang (Jawa Tengah), container yard di Riau, jalan akses di Medan, hingga area parkir di Bandung. Setiap penerapan tersebut membuktikan kemampuan Geocell dalam meningkatkan performa infrastruktur di berbagai kondisi tanah dan iklim.
Adapun tahapan instalasi Geocell meliputi pemasangan geotextile di atas subgrade, dilanjutkan dengan pembentangan dan penyambungan panel Geocell, pengisian material granular ke dalam sel, dan pemadatan secara merata. Proses ini dirancang agar dapat dilaksanakan dengan efisien di lapangan, tanpa mengorbankan kualitas dan kestabilan struktur.
Sesi 2 – “Peran Geosintetik dalam Rekayasa Geoteknik” oleh Ir. Andryan Suhendra, M.T.
Sesi kedua dibawakan oleh Bapak Ir. Andryan Suhendra, M.T., seorang dosen di bidang Geoteknik di Universitas Bina Nusantara (Binus), yang menyampaikan materi secara komprehensif mengenai jenis-jenis material geosintetik beserta fungsinya dalam berbagai aplikasi infrastruktur geoteknik.
Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan berbagai jenis material geosintetik yang umum digunakan dalam dunia teknik sipil, di antaranya Geotextile (baik woven, nonwoven, maupun knitted), Geogrid, Geomembrane, Geocell, Geonet, Geofoam, Geopipe, dan Geocomposite. Masing-masing material memiliki karakteristik unik yang disesuaikan dengan kebutuhan rekayasa di lapangan.
Geosintetik memiliki berbagai fungsi utama yang sangat vital. Fungsi separasi digunakan untuk mencegah pencampuran antara lapisan tanah yang memiliki karakteristik berbeda. Fungsi filtrasi dan drainase memungkinkan air mengalir melewati lapisan tanah sambil menahan partikel padat. Perkuatan dilakukan dengan menambah kekuatan tarik pada tanah, meningkatkan stabilitas struktur. Fungsi proteksi dan penghalang memberikan perlindungan terhadap tekanan mekanis maupun zat cair, sedangkan fungsi kontrol erosi dan pembungkus sangat berguna untuk menahan gerusan tanah serta membungkus material konstruksi seperti beton atau limbah.
Materi ini juga menyoroti berbagai contoh aplikasi nyata dari geosintetik dalam proyek-proyek infrastruktur, termasuk pada pembangunan jalan raya dan jalur rel kereta api, konstruksi timbunan dan tanggul, pengelolaan area tambak, pertambangan, dan tempat pembuangan akhir (TPA), serta pengendalian tanah ekspansif dan lereng curam.
Sebagai penutup, Ir. Andryan menegaskan bahwa geosintetik merupakan salah satu solusi paling relevan di era modern, mengingat kemampuannya dalam menciptakan struktur infrastruktur yang kuat, efisien, dan tahan lama, sekaligus adaptif terhadap tantangan geoteknik yang terus berkembang.
Dokumentasi Kegiatan
Berikut adalah beberapa tangkapan layar dari pelaksanaan webinar melalui platform Zoom:


Apa Kata Peserta tentang CENTS #11?
Respons peserta menunjukkan bahwa webinar ini berjalan sangat baik dan memberikan manfaat nyata. Berikut beberapa kutipan kesan peserta:
“Webinarnya sangat informatif dan menambah wawasan.”
“Materinya mudah dipahami, dan sangat aplikatif.”
“Saran: lebih banyak sesi interaktif dan studi kasus.”
“Semoga bisa rutin diadakan dengan topik-topik menarik lainnya.”
“Waktu pelaksanaan sebaiknya tidak hari Jumat.”
Secara keseluruhan, feedback yang diberikan menegaskan bahwa webinar ini memberikan kontribusi besar dalam peningkatan pemahaman dan kesiapan peserta terhadap inovasi teknologi geoteknik.
Penutup
CENTS ke-11 menjadi ruang belajar yang relevan dan aplikatif bagi mahasiswa dan profesional teknik sipil. Melalui materi berbasis teknologi dan praktik lapangan, peserta dibekali dengan wawasan yang lebih tajam mengenai solusi geoteknik modern berbasis geosintetik.
📺 Tonton ulang webinar di YouTube:
Sampai jumpa di CENTS ke-12!