Self-Compassion: Kunci Menjadi Lebih Bahagia dengan Diri Sendiri

Hai Psytroopers! Pernah merasa sangat kecewa dengan diri sendiri saat gagal atau ga memenuhi ekspektasi? Banyak dari kita secara tidak sadar sering bersikap terlalu keras terhadap diri sendiri. Rasanya seperti semua yang kita lakukan harus sempurna dan harus berhasil. Padahal, bersikap lembut ke diri sendiri bukan berarti kita lemah. Justru, sikap ini bisa jadi kunci untuk bertahan di tengah tekanan hidup yang makin kompleks, lho!

Di era media sosial seperti sekarang, standar kesuksesan sering terasa semakin tidak realistis. Kita jadi lebih mudah membandingkan diri, merasa nggak cukup, dan akhirnya menekan diri kita sendiri. Nah, disinilah pentingnya self-compassion, sikap berbelas kasih pada diri sendiri. Dengan belajar jadi teman baik untuk diri sendiri, kita bisa lebih tenang, lebih kuat secara emosional, dan yang paling penting adalah kita bisa jadi lebih bahagia, lho! Nah, artikel ini akan membahas apa itu self-compassion, kenapa itu penting, apa saja komponennya, dan cara sederhana untuk mulai menerapkannya, supaya kamu bisa jadi teman terbaik buat diri kamu sendiri!

Apa itu Self-Compassion?

Self-compassion adalah cara kita bersikap lembut dan pengertian ke diri sendiri, apalagi saat kita lagi down atau merasa nggak cukup, konsep ini pertama kali dikenalkan oleh Kristin Neff (2003). Daripada sibuk menyalahkan diri, kenapa nggak jadi sahabat terbaik buat diri sendiri.

Ada 3 hal penting dalam self-compassion:

  1. Self-kindness vs. Self-judgment: Saat lagi down, kita memilih untuk ngomong hal baik ke diri sendiri, bukan malah menyalahkan diri sendiri.
  2. Common humanity vs. Isolation: Kita perlu menyadari bahwa kesulitan itu bagian dari hidup, dan semua orang pasti pernah merasakan hal yang sama. Jadi jangan merasa sendirian.
  3. Mindfulness vs. Over-identification: Kita harus menyadari perasaan yang ada dalam diri kita, tetapi jangan terlalu larut di dalamnya.

Intinya, self-compassion itu bukan tentang menjadi sempurna, tetapi tentang kasih sayang terhadap diri sendiri. Ini akan membuat kita bisa bangkit dan terus berkembang!

Kenapa Self-Compassion itu Penting?

Individu yang memiliki tingkat self-compassion yang tinggi cenderung lebih resilien, bahagia, dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik, lho! Mereka lebih mampu menghadapi stres, tidak mudah terjebak dalam pikiran negatif, dan memiliki motivasi yang lebih sehat untuk berkembang.

Penelitian menunjukkan bahwa self-compassion (belas kasih terhadap diri sendiri) dapat membantu menurunkan tingkat stres dan tekanan psikologis. Konsep ini dikembangkan oleh Kristin Neff (2003), yang menjelaskan bahwa semakin seseorang mampu bersikap lembut, penuh pengertian, dan tidak menghakimi diri sendiri saat menghadapi kesulitan, semakin kecil kemungkinan ia mengalami stres berat, kecemasan, depresi, atau kehilangan rasa percaya diri. Bahkan, dalam beberapa temuan, hubungan antara self-compassion dan rasa percaya diri tercatat sebagai yang paling kuat dibandingkan aspek psikologis lainnya. Artinya, dengan belajar memperlakukan diri sendiri dengan lebih baik, kita tidak hanya menjadi lebih tahan banting secara mental, tetapi juga lebih yakin bahwa kita mampu menghadapi tantangan hidup.

Beberapa Cara Menerapkan Self-Compassion dalam Kehidupan Sehari-hari: 

  1. Perlakukan Diri Seperti Sahabat
    Saat temanmu sedang sedih, pasti kamu tidak langsung menghakimi temanmu kan? Nah, lakukan hal yang sama ke diri sendiri. beri dukungan, pengertian, dan ruang untuk berbuat salah, tanpa menyalahkan diri kamu terus-menerus.
  2. Sadari dan Ubah Self-Talk Negatif
    Perhatikan cara kamu ngomong ke dirimu sendiri. Jika muncul pikiran seperti “aku gagal banget,” coba ubah jadi kalimat yang lebih lembut, misalnya “aku lagi belajar, wajar kalau belum sempurna.” Ini bagian dari melepaskan kritik dan mulai memaafkan diri sendiri.
  3. Menerima Diri Apa Adanya
    Self-compassion mengajarkan kita untuk menerima kekurangan dan kelebihan sebagai bagian dari menjadi manusia. Kamu ga harus sempurna dulu untuk pantas disayang, karena semua orang juga punya sisi rapuhnya.
  4. Melatih Mindfulness dan Hadir di Saat Ini
    Dengan mindfulness, kamu bisa lebih sadar dengan perasaanmu tanpa larut di dalamnya. Bisa dilakukan dengan meditasi singkat, napas sadar, atau sekadar berhenti sejenak untuk mengenali emosi yang muncul.
  5. Ingat Bahwa Kamu Tidak Sendiri
    Semua orang pernah merasa gagal atau nggak cukup. Dengan menyadari bahwa penderitaan adalah bagian dari pengalaman manusia, kita jadi lebih terhubung dan nggak merasa terasing. Kamu juga bisa berbagi dengan orang lain untuk saling menguatkan.

Self-compassion bukan hanya tentang “sayang sama diri sendiri,” tetapi juga tentang bagaimana kita bisa bertahan, bangkit, dan tumbuh di tengah tekanan hidup. Dengan bersikap lebih lembut dan pengertian ke diri sendiri, kita bisa jadi lebih kuat secara emosional dan tidak mudah hancur saat gagal.

Cukup mulai dari hal-hal kecil, seperti bicara baik ke diri sendiri, berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain, dan ingat kalau kamu nggak sendirian. Karena pada akhirnya, jadi teman terbaik buat diri sendiri adalah salah satu bentuk kasih sayang paling tulus yang bisa kamu berikan ke dirimu sendiri. Jadi, sudahkah kamu memperlakukan dirimu dengan penuh kasih hari ini?

Referensi:

Referensi:
Neff, K. D. (2023). Self-compassion: Theory, method, research, and intervention. Annual Review of Psychology, 74, 193–218. https://doi.org/10.1146/annurev-psych-032420-031047
PositivePsychology.com. (2019, June). How to practice self-compassion: 8 techniques and tips. https://positivepsychology.com/how-to-practice-self-compassion/
Rahmandani, A., La Kahija, Y. F., & Salma, S. (2021). Will self-compassion relieve distress?: A correlational study among Indonesian undergraduate students. Yonago Acta Medica, 64(2), 192–199. https://doi.org/10.33160/yam.2021.05.013

 

Alya Azzaira