OCD atau Hanya Menjadi Perfeksionis?
Halo, teman-teman! Apa kabarnya? Semoga baik ya! Nah, Psikopedia kali ini akan membahas topik yang sedang hangat, nih, yaitu OCD atau Obsessive Compulsive Disorder. Menarik, bukan? Sebelum aku membahas lebih lanjut mengenai OCD, aku mau bertanya dulu kepada teman-teman, nih. Kira-kira, teman-teman termasuk orang yang perfeksionis bukan, sih? Nah, apakah teman-teman yang perfeksionis sudah pasti mengalami OCD? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Apa itu Obsessive Compulsive Disorder (OCD)?
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) menurut National Institute of Mental Health merupakan sebuah gangguan di mana seseorang memiliki pikiran atau perilaku yang tidak dapat dikendalikan dan berulang-ulang, yang membuat seseorang akan melakukan perilaku tersebut secara terus menerus. OCD termasuk gangguan umum yang bersifat kronis dan terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Nah, setelah mengetahui arti dari OCD, sekarang kita bahas gejalanya yuk!
Dalam OCD terdapat 3 elemen utama, yaitu Obsessions, Emotions, dan Compulsions. Masing-masing elemen memiliki gejala yang berbeda, sehingga tidak semua orang yang mengalami OCD mengalami ketiga elemen tersebut. Menurut National Health Service (NHS), kebanyakan orang yang mengalami OCD memiliki elemen Obsessions dan Compulsions. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang hanya mengalami satu dari ketiga elemen tersebut.
Gejala-gejala yang ditimbulkan pada orang yang mengalami OCD dengan elemen Obsessions, yaitu:
- Takut terkontaminasi oleh kuman.
- Memiliki pikiran yang agresif terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
- Selalu mengurutkan sesuatu dengan sempurna.
Selain itu, gejala-gejala yang ditimbulkan pada orang yang mengalami OCD dengan elemen Compulsions, yaitu:
- Sangat menjaga kebersihan.
- Sering memeriksa barang-barang yang dimiliki dengan teliti.
- Memiliki metode perhitungan yang bersifat kompulsif atau berulang-ulang.
Namun, secara umum, orang yang mengalami Obsessive Compulsive Disorder sering menunjukkan gejala seperti tidak dapat mengendalikan perilaku dan pikirannya, sehingga sering menunjukkan perilaku yang berlebihan. Selain itu, individu cenderung mengalami stres atau cemas ketika dirinya tidak melakukan perilaku yang diinginkan oleh pikirannya. Gejala yang dialami dapat membaik atau memburuk seiring berjalannya waktu.
Lalu, apa hubungannya dengan orang yang perfeksionisme?
Sebelum membahas perbedaannya, teman-teman harus paham terlebih dahulu mengenai perfeksionisme. Perfeksionisme (dalam Satu Persen) merupakan salah satu ciri kepribadian seseorang yang ditandai dengan memiliki standar kinerja yang tinggi, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Individu yang memiliki kepribadian perfeksionisme cenderung lebih detail akan sesuatu, sehingga penderita sering membuang waktu untuk memberikan hasil terbaik ketika melakukan sesuatu.
Perfeksionisme dan Obsessive Compulsive Disorder merupakan dua hal yang berbeda. Apa saja ya perbedaannya?
- Perfeksionisme merupakan ciri kepribadian seseorang dalam bentuk harapan, sedangkan OCD merupakan gangguan mental seseorang yang dapat menimbulkan dampak negatif.
- Individu yang mengalami OCD sangat sulit mengontrol pikiran yang bisa menjadi beban untuk dirinya sendiri ketika gagal melakukan sesuatu. Namun, individu yang memiliki ciri kepribadian perfeksionisme akan mengevaluasi dirinya sendiri dan memperbaiki apa yang sudah menjadi kesalahan ketika menerima kegagalan.
- OCD menimbulkan pikiran obsessive karena adanya dorongan dari rasa cemas yang ditimbulkan. Hal ini dapat mengakibatkan psikologis seseorang melemah.
Dengan demikian, teman-teman tetap tidak boleh melakukan self-diagnose yaa! Apabila teman-teman merasa memiliki gejala yang sama seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, alangkah baiknya teman-teman mencari bantuan professional. Siapa tahu, teman-teman memiliki ciri kepribadian perfeksionisme saja, tidak benar-benar mengalami OCD. Tidak ada salahnya, kok, untuk mencari bantuan professional!
Nah, teman-teman sekarang sudah paham, kan, bahwa OCD dan Perfeksionisme merupakan dua hal yang berbeda. Aku sangat berharap topik kali ini dapat membantu teman-teman semua ya! Sampai jumpa di Psikopedia selanjutnya. Stay safe and healthy yaa, teman-teman!
Referensi:
Rachman, F. (2021). 3 Perbedaan Perfeksionis dan OCD. Retrieved May 9, 2022 From https://satupersen.net/blog/perbedaan-perfeksionis-dan-ocd
Martin, S. (2016). What’s the Difference Between OCD and Perfectionism?. Retrieved May 9, 2022 From https://psychcentral.com/blog/imperfect/2016/06/whats-the-difference-between-ocd-and-perfectionism
Health.clevelandclinic.org. (2019). What’s the Difference Between OCD and Perfectionism?. Retrieved May 9, 2022 From https://health.clevelandclinic.org/whats-the-difference-between-perfectionism-and-ocd/#:~:text=%E2%80%9CPeople%20with%20obsessive%2Dcompulsive%20disorder,it%20makes%20their%20lives%20orderly.%E2%80%9D
Nhs.uk. (2019). Overview-Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Retrieved May 7, 2022 From https://www.nhs.uk/mental-health/conditions/obsessive-compulsive-disorder-ocd/overview/
Nimh.nih.gov. (2019). Obsessive-Compulsive Disorder. Retrieved May 7, 2022 From https://www.nimh.nih.gov/health/topics/obsessive-compulsive-disorder-ocd
Penulis: Salwa Rizki Ardani