Mindfulness di Era Media Sosial

Saat ini, manusia sedang berada di era di mana semuanya melibatkan teknologi dalam kehidupannya, salah satunya berkaitan dengan komunikasi antara satu individu dengan individu yang lain. Media sosial menjadi media yang digunakan untuk memudahkan akses komunikasi tanpa terpengaruh oleh jarak maupun waktu. Seiring berjalannya waktu, media sosial terus berkembang dan mulai beralih fungsi menjadi sarana hiburan yang bisa diakses oleh semua kalangan usia. Tanpa disadari, kemunculan dari media sosial mengambil alih kehidupan manusia.

Hal ini dibuktikan oleh data GoodStats yang menunjukkan rata-rata waktu penggunaan ponsel pintar oleh masyarakat Indonesia. Dalam data yang dirilis oleh website Data.ai berjudul State of Mobile 2023, terdapat hasil data terkait rata-rata waktu warga negara dalam menggunakan ponsel pintarnya per jam per orang. Dari hasil data tersebut, Indonesia berada di posisi pertama dengan rata-rata screen time masyarakat Indonesia tembus ke angka 5,7 jam per orang per hari. Angka tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yaitu senilai 5,4 jam. 

Kecanduan media sosial merupakan fenomena nyata yang terjadi di masyarakat. Dinas Sosial Kota Bogor, Jawa Barat, menangani kasus seorang perempuan berusia 24 tahun yang mengalami depresi. Perempuan dengan nama samaran Mawar mendapatkan penanganan dari Dinsos setelah mengalami depresi yang diduga berkaitan dengan aktivitas berlebihan dalam siaran langsung di TikTok. Menurut Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bogor, Dody Wahyudin, perilaku serta respons fisik Mawar menunjukkan tanda-tanda kecanduan terhadap aplikasi TikTok. Mawar menyatakan bahwa dirinya mengalami depresi karena telah melakukan live TikTok berulang kali hingga mengeluarkan kuota dalam kuantitas besar, tetapi tidak banyak orang yang menonton live-nya.

Ada berbagai dampak yang dapat disebabkan oleh penggunaan media sosial berlebihan. Yang pertama adalah peningkatan risiko terkena gangguan mental, seperti depresi. Penelitian BMC Public Health mengungkapkan bahwa anak-anak yang berusia sekitar 10 tahun yang aktif dalam menggunakan internet dapat memberikan dampak negatif hingga dewasa nanti. Paparan terus menerus terkait dengan standar kesuksesan atau kecantikan yang begitu tinggi mengakibatkan adanya rasa ketidakpuasan terkait hasil yang didapat sehingga dapat berujung pada depresi

Penurunan kualitas waktu dalam hubungan juga bisa terdampak oleh penggunaan media sosial yang berlebihan. Hubungan yang dimaksud bisa terkait dalam hubungan asmara, persaudaraan, kerja, pertemanan, dan hubungan lain. Orang-orang yang kecanduan media sosial cenderung fokus pada hal-hal yang ada di media sosial dibandingkan fokus pada kehidupan nyata.

Kesehatan fisik juga bisa terganggu akibat penggunaan media sosial yang berlebihan. Banyak orang saat ini lebih sering dalam menggunakan media sosial tanpa ada batasan waktu hingga larut malam. Selain itu, media sosial juga dapat meningkatkan gairah emosional dan kognitif lebih tinggi pada malam hari dan gangguan terhadap kualitas tidur seseorang akibat sinar dari layar gadget yang digunakan sehingga berisiko terhadap kesehatan. 

Dengan begitu, penting bagi manusia untuk memiliki mindfulness dalam penggunaan media sosial. Definisi mindfulness sendiri adalah kualitas untuk memberikan perhatian dan memiliki kesadaran terhadap sesuatu yang terjadi (Kabat-Zinn dalam Sutanto & Immanuela, 2022). Hal utama dari mindfulness adalah pemberian perhatian (atensi) yang menjadi pintu bagi kesadaran dengan cara tertentu. Diperlukan perhatian bagi kita untuk menyadari apa yang terjadi dan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara seperti: on purpose (secara sengaja; diniatkan), in the present moment (pada saat ini), non-judgmentally (tanpa menghakimi).

Dampak dari penerapan mindfulness terhadap kehidupan manusia cukup besar. Pikiran yang lebih tenang akan mempermudah sistem saraf dalam mendapatkan informasi yang lebih akurat dan dapat mengakses kapasitas untuk kreativitas, fleksibilitas dan pemikiran lateral sehingga memungkinkan kita dalam melakukan pengelolaan diri dalam menghadapi situasi menantang dengan terampil. Perasaan negatif yang ada akan tetap dirasakan tetapi penelitian menunjukkan bahwa pemulihan terjadi lebih cepat. Berdasarkan penelitian Brailovskaia et al dalam Wezel et al, 2021, ditemukan bahwa periode penggunaan media sosial yang sudah lebih berkurang mengarah pada peningkatan kesejahteraan emosional, kepuasan hidup dan/atau pengalaman emosi positif, serta pada penurunan perasaan kesepian dan depresi (Hunt, Marx, Lipson, & Young, 2018 dalam Wezel et al, 2021).

Oleh karena itu, penerapan mindfulness dalam diri setiap individu bisa menjadi solusi sekaligus dasar pemikiran yang akan berpengaruh terhadap kemunculan self-control manusia dalam menggunakan media sosial. Self-control di sini diperlukan dalam mengendalikan diri agar tidak mengalami kecanduan media sosial. Mengurangi penggunaan media sosial secara bertahap dapat menjadi langkah awal dalam menerapkan mindfulness. Diharapkan dengan mengurangi waktu dalam menggunakan media sosial, waktu yang biasanya terbuang karena hal tersebut bisa dialihkan menjadi kegiatan eksplorasi diri dan kembali melakukan interaksi sosial tatap muka bersama dengan orang-orang di sekitar kita agar memperdalam hubungan secara emosional.

 

Daftar Pustaka

Aida, N. R., & Pratiwi, I. E. (2023, November 30). Gadis 24 tahun depresi karena kecanduan live TikTok, ini kisahnya. Kompas. https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/30/201500765/gadis-24-tahun-depresi-karena-kecanduan-live-tiktok-ini-kisahnya?page=all

Aprilia, A. H. Z. J. (2022, Juni 27) Mindfulness: Fokus hidup di saat ini. Kementrian Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-bandaaceh/baca-artikel/15157/Mindfulness-Fokus-Hidup-Di-Saat-ini.html#:~:text=Mindfulness%20adalah%20tentang%20memberikan%20perhatian%20pada%20apa%20yang%20ada%2C%20bukan,sini%20dan%20pada%20saat%20ini.

Dewi, A. R. (2021, September 30). Kecanduan bermedia sosial dapat mengurangi kualitas hidup, kamu perlu social media detox!. Kementrian Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kaltim/baca-artikel/14284/Kecanduan-Bermedia-Sosial-dapat-Mengurangi-Kualitas-Hidup-Kamu-Perlu-Social-Media-Detox.html

Rainer, P. (2023, Juli 24). Screen time ponsel warga Indonesia tertinggi sedunia. GoodStats. https://data.goodstats.id/statistic/screen-time-ponsel-warga-indonesia-tertinggi-sedunia-RypaM

Sutanto, S. H., & Immanuela, G. (2022). Mengenal mindfulness bagi siswa SMA. Jurnal Pengabdian Psikologi, 1(1), 11-20. https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/Devotion/article/download/3337/1771

van Wezel, M. M. C et al. (2021). Does a 7-day restriction on the use of social media improve cognitive functioning and emotional well-being? Results from a randomized controlled trial. Addictive Behavior Reports Elsevier, 14, 1-15. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2352853221000286

Jacquelyn Merry Pontoh