Ketika Hidup Nggak Sesuai Ekspektasi: Cara Survive Quarter-Life Crisis     

 Hai, Psytroopers! 🚀 Pernah merasa hidupmu seperti roller coaster yang nggak berhenti bikin pusing? Atau merasa stuck saat melihat teman-teman lain melaju dengan cepat? Kalau iya, tenang aja, kamu nggak sendirian. Banyak di antara kita yang mengalami quarter-life crisis, terutama saat hidup nggak sesuai ekspektasi. 

Sebagai Psytroopers, kita tidak hanya belajar memahami orang lain, tapi juga harus memahami diri sendiri. Kali ini, yuk kita bahas tuntas tentang quarter-life crisis, mulai dari apa itu, kenapa bisa terjadi, tanda-tandanya, dan tentunya tips supaya kamu bisa survive dengan kepala tegak! 

Apa Itu Quarter-Life Qrisis? 

Quarter life crisis adalah kondisi saat individu mengalami kekhawatiran dalam hidupnya dan mulai meninggalkan kenyamanan hidupnya di masa remaja untuk menuju ke kehidupan real-life di masa dewasa. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan tingkah laku dan juga perubahan emosi yang sangat beragam. 

 

Kenapa Quarter-Life Crisis Bisa Terjadi? 

Psytroopers pasti tahu, ada beberapa faktor yang bisa memicu quarter-life crisis. Berikut beberapa penyebabnya: 

  • Lingkungan: Tekanan sosial berupa pertanyaan yang sensitif atau ekspektasi tinggi dari sekitar. 
  • Ekspektasi Pribadi: Rasa kecewa terhadap pencapaian yang tidak sesuai dengan harapan. 
  • Media Sosial: Membandingkan kehidupan pribadi dengan pencitraan hidup “sempurna” orang lain di media sosial. 
  • Kehidupan Instan: Kecenderungan zaman sekarang yang serba cepat membuat individu tertekan untuk segera mencapai sesuatu. 
  • Tekanan Sosial dan Budaya: Tekanan dari keluarga atau teman untuk memenuhi standar tertentu, yang akhirnya memengaruhi cara individu memandang dirinya sendiri. 

 

Tanda-Tanda Mengalami Quarter Life-Crisis 

Psytroopers, bagaimana sih cara mengenali tanda-tanda kalau kita sedang mengalami quarter-life crisis? Apakah kamu mengalami tanda-tanda dibawah ini? 

  • Merasa (Locked-Out Form) Terkunci dari Kehidupan Dewasa
    Individu merasa belum mampu untuk menjalankan perannya sebagai orang dewasa. Mereka mungkin merasa tertinggal dari teman-temannya yang sudah lebih dulu mencapai berbagai milestone hidup seperti memiliki karier mapan, menikah, atau hidup mandiri. Perasaan ini sering disertai dengan kecemasan dan ketidakpercayaan diri. 
  • Merasa (Locked-In Form) Terjebak dalam Kehidupan Dewasa
    Individu merasa terperangkap dalam tanggung jawab yang sudah mereka ambil sebagai orang dewasa, seperti pekerjaan, hubungan, atau komitmen lainnya. Kondisi ini membuat mereka merasa kehilangan kebebasan untuk mengeksplorasi pilihan hidup yang berbeda, sehingga muncul rasa frustrasi dan penyesalan. 

 

Cara Menghadapi Quarter-Life Crisis 

Tenang, Psytroopers! Fase ini memang menantang, tapi ada cara untuk mengatasinya dan tumbuh jadi versi terbaik dirimu. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu coba: 

  1. Berhenti Membandingkan Diri
    Setiap orang punya timeline hidup yang berbeda. Fokuslah pada progresmu sendiri, bukan pada standar atau pencapaian orang lain. 
  2. Kenali Nilai dan Tujuan Hidupmu
    Tanya pada dirimu sendiri: apa yang sebenarnya kamu inginkan? Bukan apa yang diinginkan orang lain untukmu. 
  3. Bikin Target Kecil
    Mulai dengan langkah kecil yang realistis. Contohnya, kalau mau ganti karier, coba pelajari skill baru atau cari mentor. 
  4. Cari Dukungan
    Bicarakan apa yang kamu rasakan dengan teman sesama Psytroopers, keluarga, atau bahkan psikolog. Kamu nggak sendirian, kok. 
  5. Keluar dari Zona Nyaman
    Kadang, mencoba hal baru bisa membuka jalan yang nggak pernah kamu pikirkan sebelumnya. Nggak apa-apa untuk mengambil risiko kecil! 
  6. Jaga Kesehatan Mental dan Fisik
    Psytroopers pasti tahu pentingnya self-care. Lakukan hal-hal yang bisa bikin kamu rileks, seperti olahraga, meditasi, atau sekadar me time. 
  7. Belajar Menerima Proses
    Hidup adalah perjalanan, bukan tujuan akhir. Nikmati prosesnya, dan jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. 

 

Kesimpulan 

Sebagai Psytroopers, kita tahu bahwa krisis seperti ini sebenarnya bisa jadi peluang emas untuk bertumbuh. Quarter-life crisis adalah momen untuk berhenti sejenak, mengevaluasi diri, dan menemukan apa yang benar-benar penting. 

Ingat, hidup nggak harus sempurna untuk menjadi bermakna. Justru, jalan berliku inilah yang bikin perjalananmu lebih kaya cerita. Jadi, Psytroopers, tetap semangat! Siapa tahu, fase ini adalah pintu menuju babak baru yang lebih seru dan penuh petualangan. 🌟 

 

Referensi 

Syifa’ussurur, M., Husna, N., Mustaqim, M., & Fahmi, L. (n.d.). MENEMUKENALI BERBAGAI ALTERNATIF INTERVENSI DALAM MENGHADAPI QUARTER LIFE CRISIS: SEBUAH KAJIAN LITERATUR [DISCOVERING VARIOUS ALTERNATIVE INTERVENTION TOWARDS QUARTER LIFE CRISIS: A LITERATURE STUDY]. Journal of Contemporary Islamic Counselling, 1(1). https://doi.org/10.59027/jcic.v1i1.61 

 

Herawati, I., & Hidayat, A. (n.d.). Quarterlife Crisis Pada Masa Dewasa Awal di Pekanbaru. Journal An-Nafs Kajian Penelitian Psikologi, 5(2), 145–156. https://doi.org/10.33367/psi.v5i2.1036  

 

Fazira, S. H., Handayani, A., & Lestari, F. W. (n.d.). Faktor Penyebab Quarter Life Crisis Pada Dewasa Awal. journal.universitaspahlawan.ac.id. https://doi.org/10.31004/jpdk.v5i2.13500  

 

 

(Aprillia Khairunnisa Putranto)