Udah Jelas Tapi Masih Ngeyel: Fenomena Denial dalam Kehidupan Sehari-hari

Pernah nggak sih, kita ketemu sama situasi yang udah jelas-jelas di depan mata, tapi kok rasanya susah banget buat diterima? Misalnya dalam konteks percintaan, si doi udah sering ghosting dan bawaannya udah cuek banget, tapi kita masih aja bilang “Dia cuma lagi sibuk kok.” terus pas ada temen yang bilang, “Kayaknya dia udah nggak serius deh,” kita malah ngeyel balik, “Nggak kok, dia sayang aku, cuma lagi butuh waktu aja.” atau mungkin dalam konteks kesehatan, udah sering batuk-batuk parah dan ngerasa lemas, tapi kita masih aja bilang “Ah, ini cuma masuk angin, nanti juga sembuh sendiri.” Padahal, orang-orang terdekat udah nyaranin buat periksa ke dokter, tapi kita malah ngeyel, “Nggak perlu, ini mah cuma kecapekan aja.” Aduh.. teman-teman tau gak sih kalau itu namanya fenomena denial?

Kita sering kali mengalami ketidaksesuaian antara pengalaman nyata kita dan bagaimana kita melihat diri sendiri. Untuk mengatasi hal ini, kita biasanya bereaksi dengan cara defensif. Mekanisme defensif ini berfungsi sebagai perlindungan untuk menjaga konsep diri kita dari kecemasan dan ancaman dengan cara menolak atau mengubah pengalaman yang tidak sesuai (Rogers, 1959). Ada dua mekanisme pertahanan utama yang kita gunakan, yaitu: distortion (distorsi) dan denial (penolakan). 

 

Apa itu Denial?

Denial atau penolakan adalah salah satu mekanisme pertahanan psikologis yang berfungsi untuk menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan atau melindungi diri dari kenyataan yang sulit diterima. 

Proses denial ini terjadi tanpa kita sadari dan bisa berfungsi sebagai pelindung untuk mengurangi kecemasan atau mengatasi konflik emosional yang menyakitkan. Meskipun penolakan dapat memberikan rasa aman dalam jangka pendek, ini bukanlah solusi permanen. Mengabaikan kenyataan hanya akan membuat masalah semakin memburuk seiring waktu.  Dengan memahami mekanisme denial, kita bisa lebih baik dalam mengenali dan mengatasi masalah yang ada, bukan hanya mengabaikannya.

Nah, untuk temen-temen yang masih sering denial, coba ikuti beberapa tips berikut ini:

  1. Sadari Perasaanmu: Penting untuk jujur dengan apa yang kamu rasakan, meski kadang terasa nggak nyaman. Denial sering muncul karena kita cenderung menghindari emosi yang tidak enak. Dengan menyadari perasaan ini, kamu bisa mulai terbuka untuk menerima kenyataan.
  2. Menghadapi Kenyataan: Nggak perlu buru-buru mengubah semuanya sekaligus. Mulailah dengan tindakan kecil. Misalnya, masih dalam konteks percintaan, daripada terus berkata “dia cuma lagi sibuk,” cobalah ajak bicara secara jujur untuk menanyakan bagaimana perasaannya. Ini bisa membantumu lebih memahami situasi daripada terus menutup mata pada tanda-tanda masalah.
  3. Dengarkan Perspektif Orang Lain: Buka diri untuk mendengar pendapat teman atau keluarga yang lebih objektif. Kadang, mereka bisa melihat hal-hal yang kita nggak sadar.
  4. Refleksi Diri: Tanya pada diri sendiri, apa yang sebenarnya kamu hindari, dan kenapa. Refleksi diri bisa membantu lebih memahami alasan di balik denial.
  5. Cari Bantuan Profesional: Jika kamu merasa stuck, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis. Mereka bisa membantu menemukan cara yang lebih sehat untuk menerima dan menghadapi realita yang sulit.

Fenomena denial memang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Namun, menerima kenyataan bukan berarti menyerah, justru membuka pintu untuk pertumbuhan dan perubahan positif dalam hidup kita. Nah, dengan mengikuti beberapa tips di atas, harapannya kamu bisa lebih siap menghadapi apa pun yang ada di depan mata dan menjalani hidup dengan lebih sehat dan positif. Mari kita mulai dengan langkah kecil untuk lebih jujur pada diri sendiri dan berani menghadapi apa pun yang ada di depan mata ya, teman-teman.

Referensi

Feist, J. F., & Feist, G. (2020). Theories of personality. McGraw-Hill Education.

 

Psychology BINUS. denial – Psychology. (n.d.). https://psychology.binus.ac.id/kamus-psikologi/kamus-psikologi-d/denial/

 

Pyfahealth Editorial Team. (2024, October 13). Denial: Pengertian, Jenis, Dampak, dan Cara Mengatasinya. Pyfa Health. https://pyfahealth.com/blog/denial-pengertian-jenis-dampak-dan-cara-mengatasinya/

 

(Mirna Azizah Ramadhani)