COMFORT MOVIES SEBAGAI COPING MECHANISM : Kenapa Kita Suka Menonton Film yang Sama Secara Berulang Kali?

 Hai temen-temen Psikopedia!

 

Teman-teman pernah nggak sih saat lagi stres, sedih, atau butuh sesuatu untuk menaikkan mood, kalian menonton film atau serial televisi favorit? walaupun sudah berkali-kali nonton, temen-temen tetap nggak bosen sama film atau serial televisi tersebut. Kira-kira kenapa ya kita suka melakukan hal itu? untuk menjawab pertanyaan ini, kita dapat melihat dari perspektif psikologis yang disebut dengan comfort media. Comfort media merupakan seluruh jenis media, seperti televisi, film, atau buku yang dinikmati seseorang untuk merasakan ketenangan atau rasa aman. Comfort movies, yang termasuk dalam comfort media, merupakan sebuah film yang menarik rasa nostalgia dari penontonnya dan juga emosi positif yang secara tidak sadar mereka hubungkan dengan film tersebut. Dalam kata lain, comfort movies merupakan film tertentu yang memberikan rasa aman dan nyaman serta mengalihkan perhatian dari emosi atau situasi yang tidak menyenangkan. 

 

Ternyata hal ini bukan suatu hal biasa, tetapi telah menjadi salah satu bentuk dari coping mechanism yang dilakukan oleh banyak orang saat menghadapi stres yang dirasakan. Sebelum kita telaah lebih lanjut di balik alasan mengapa banyak orang menggunakan comfort movies sebagai coping mechanism, kita perlu mengetahui makna dari coping mechanism itu sendiri terlebih dahulu. Coping mechanism atau mekanisme koping merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seseorang saat menghadapi kecemasan, stres, atau situasi yang membuat ia tidak nyaman dengan melakukan hal-hal yang menimbulkan rasa nyaman, aman, dan tidak merasakan ancaman yang ia rasakan sebelumnya. Nah, kira-kira apa saja yang menjadi alasan banyak orang menjadikan film atau serial televisi menjadi sebuah coping mechanism? dan kenapa kita suka menonton film atau serial televisi yang sama secara berulang kali?

 

  • Nostalgia

Nostalgia dapat diartikan sebagai rasa rindu terhadap kenangan masa lalu yang penuh kenangan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, comfort movies dapat menimbulkan rasa nostalgia saat kita kembali menontonnya. Hal ini mungkin terjadi karena pada saat pertama kali menonton film atau serial televisi tersebut, kita sedang merasakan emosi bahagia atau senang, sehingga saat menontonnya kembali, kita berharap dapat merasakan perasaan bahagia saat pertama kali menonton film atau serial televisi tersebut. Rasa nostalgia yang muncul dapat menyebabkan kerinduan terhadap kenangan masa lalu yang membuat diri kita merasa nyaman dan aman. Itulah yang membuat comfort movies begitu menarik bagi seseorang yang ingin “pergi” dari situasi tidak mengenakkan yang mungkin mereka rasakan saat itu. 

 

  • Familiaritas

Saat dihadapkan dengan ketidakpastian yang datang secara tiba-tiba dalam kehidupan sehari-hari, comfort movies menjadi satu-satunya yang konsisten. Saat kita menonton film atau serial televisi yang sudah kita tonton sebelumnya, kita sudah tahu dengan alur ceritanya, apa yang akan terjadi, dan apa yang akan kita rasakan setelahnya sehingga kita tidak perlu merasakan kecemasan tentang apa yang akan terjadi. Rasa familiar itulah yang seringkali muncul sebagai coping mechanism

 

  • Menghasilkan sense of control

Menonton film atau serial televisi yang sudah kita tonton sebelumnya dapat memberikan kita rasa kontrol. Hal ini dapat terjadi karena alur cerita yang pasti menciptakan keteraturan dan prediktabilitas, sementara familiaritas dengan film atau serial favorit menawarkan kenyamanan dan kendali atas situasi yang emosional. Comfort movies juga dapat membantu kita mengendalikan respons emosional dengan mempersiapkan diri untuk emosi tertentu dan meresponnya sesuai keinginan. Selain itu, kembali ke film favorit saat menghadapi situasi yang penuh tekanan dapat memberikan rasa stabilitas dan mengurangi kecemasan, karena kita tahu apa yang akan terjadi.

 

  • Menjadi sebuah paradoks pilihan

Konsep Paradox of Choice atau Paradoks Pilihan merupakan sebuah konsep yang ditemukan oleh seorang psikologis asal Amerika, Barry Schwartz. Paradoks Pilihan menyatakan bahwa semakin banyak pilihan yang tersedia untuk kita, semakin sedikit rasa kepuasan yang kita rasakan saat mengambil suatu keputusan. Fenomena ini terjadi karena terlalu banyak pilihan memerlukan lebih banyak usaha kognitif yang dapat menyebabkan kelelahan dalam membuat keputusan dan peningkatan penyesalan atas pilihan yang kita buat. Pada konteks ini, ada banyak film atau serial televisi yang terdapat pada layanan streaming online, pada akhirnya kita cenderung menjauh dari pilihan baru dan memilih sesuatu yang sudah familiar untuk kita. 

 

  • Hubungan parasocial

Saat kita semakin “akrab” dengan karakter dalam sebuah serial, memungkinkan kita untuk mengembangkan hubungan parasosial yang memuaskan dengan karakter-karakter tersebut (hubungan sepihak yang tidak diketahui oleh orang tersebut tetapi memenuhi beberapa kebutuhan sosial kita). Ketika kita menonton ulang sebuah film atau serial televisi tersebut, kita kembali ke hubungan parasosial ini, di mana nantinya kita menempatkan diri di hadapan “teman-teman” yang bisa diandalkan dan melakukan apa yang kita harapkan dari mereka. Hubungan tersebut dapat menghasilkan sense of belongingness dan mengurangi rasa kesepian.

 

Nah, kira-kira menonton film atau serial televisi yang membuat kita merasa nyaman itu baik atau nggak sih untuk kita? ternyata, hal tersebut baik untuk diri kita loh! Hal ini dikarenakan film atau serial televisi tersebut dapat menjadi wadah untuk meregulasi emosi, melepaskan ketegangan, dan memberikan rasa aman terutama pada saat kita merasakan stres atau cemas terhadap sesuatu. Comfort movies dapat memenuhi kebutuhan emosional dikarenakan ketika menonton ulang film atau serial televisi tersebut, kita menerima emosi yang sudah kita harapkan sebelumnya. Kita tahu bagaimana perasaan kita ketika menonton film atau serial televisi tersebut. Hal ini pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan emosional kita. Selain itu, comfort movies juga dapat meningkatkan perceptual fluency, di mana otak kita lebih mudah untuk memproses suatu hal yang sudah pernah diproses sebelumnya dibandingkan sesuatu yang baru. Familiaritas akan mengurangi beban kognitif dan usaha emosional karena otak tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memproses informasi baru atau memprediksi hasil. Sebaliknya, otak bisa dengan cepat dan efisien menavigasi melalui alur cerita dan momen emosional yang sudah dikenal dari film tersebut. Proses ini tidak hanya memberikan rasa nyaman tetapi juga memperkuat kesenangan dan kepastian yang terkait dengan film tersebut, yang berkontribusi pada mengapa kita sering kembali menonton film-film ini selama masa-masa stres. Untuk yang terakhir, menonton film atau serial televisi secara berulang kali dapat memungkinkan kita untuk mengunjungi kembali kenangan lama dengan perspektif yang baru. Dengan menonton ulang, kita dapat memahami lebih banyak atau dengan cara yang berbeda, karena pengalaman-pengalaman yang telah terjadi di antara waktu-waktu tersebut.

 

Comfort movies bukan hanya sebuah sarana hiburan, tetapi menjadi sebuah coping mechanism yang dapat membantu seseorang menghadapi stres ataupun kecemasan yang mungkin dialami sehari-hari. Dengan memberikan rasa aman, nyaman, familiar, dan sense of control, film atau serial televisi tersebut memainkan peran yang cukup penting dalam menjaga kesejahteraan mental kita. 

 

Sampai bertemu di artikel lainnya, temen-temen Psikopedia! Kalau temen-temen memerlukan pelarian dari realita, jangan ragu untuk kembali ke film atau serial televisi favorit kalian, ya! Mungkin saja, hal itulah yang kalian butuhkan untuk merasa lebih baik.

 

Referensi

Khanbeigi, S. (2023, Februari 15). The Psychology Behind Comfort Media. The OLu MUSE. https://olumuse.org/2023/02/15/the-psychology-behind-comfort-media/#:~:text=Rewatching%20a%20comfort%20movie%20also,can%20be%20trusted%20to%20deliver.

Tim Medis Siloam Hospitals. (2024, Agustus 29). Mengenal Coping Mechanism, Cara untuk Atasi Stres & Cemas. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-coping-mechanism.

Kaur, S. & Colle, S. (2021). The Comfort Watch: Psychology and Media Theory Perspectives on Nostalgia and Film. https://scholarship.claremont.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=2772&context=scripps_theses.

Pilat, D., & Krastev, S. The Paradox of Choice. The Decision Lab. https://thedecisionlab.com/reference-guide/economics/the-paradox-of-choice.

Kraft, R.N. (2022, Desember 22). Play and Repeat: Why We Watch the Same Shows Over and Over. Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/defining-memories/202212/play-and-repeat-why-we-watch-the-same-shows-over-and-over.

Wood, G. (2023, Desember 4). Why Am I Rewatching the Same TV Show Again? Healtwatch Essex. https://healthwatchessex.org.uk/2023/12/why-am-i-rewatching-the-same-tv-show-again/#:~:text=When%20our%20brains%20have%20reached,control%20(Derrick%2C%202013).

Maclaughlin, F. (2021, Oktober 23). Comfort Media: Security and Serenity in Familiarity. HER CAMPUS.https://www.hercampus.com/school/u-mass-amherst/comfort-media-security-and-serenity-in-familiarity/.

 

(Raden Ajeng Belviana Puspita Maharani)