Afeksi Akan Pasangan Berlebihan, Apakah Menandakan Love Bombing?

Selamat pagi Psytroopers? Semangat pagi! Wah, tak terasa kita bertemu kembali pada artikel edisi bulan November. Teman-teman Psytroopers, sudah penasaran belum dengan tema yang akan diangkat pada artikel pertama di bulan November ini? Cluenya tema artikel pertama ini mengangkat masalah psikologi tentang cinta loh teman-teman! Wah, kira-kira kita akan bahas apa ya? Kalau menurut sebuah lagu sih, 

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri 

Kira-kira kenapa ya? Memang ada apa dengan lirik lagu di atas? Bukannya itu menggambarkan besarnya perjuangan seseorang untuk meraih cintanya? Yuk, kita ulik bersama!

Lirik lagu “Malaikat Juga Tahu” yang dinyanyikan oleh Dewi Lestari dan Glenn Fredly itu memang tidak salah teman-teman, yang salah adalah ketika kamu menyatakan afeksi berlebihan yang telah kamu lakukan kepada pasanganmu hanya untuk mendapatkan atensi ataupun rasa kasihan darinya. 

“Loh kenapa salah? Kan aku hanya ingin pasanganku tahu besarnya perjuanganku!”
Kamu nanya? Okay aku kasih tahu ya, itu namanya kamu menunjukkan kalau kamu ‘Love Bombing terhadap pasangan kamu!
“Hah, apaan tuh ‘Love Bombing ? ”

Love bombing atau yang dikenal dengan bom cinta diidentifikasi sebagai kehadiran yang berlebihan dalam komunikasi di awal hubungan, baik secara pasif dapat menguasai maupun mengontrol hidup dan diri orang lain (pasangan) sebagai sarana narcissistic self-enhancement atau peningkatan narsistik diri.  Bahkan love bombing digadang-gadang sebagai manipulasi psikologis loh! Biasanya, di awal suatu hubungan pasangan akan berusaha melakukan segala hal sesempurna mungkin, bahkan bisa dibilang terlalu sempurna, seperti cerita-cerita wattpad yang selalu kita idam-idamkan itu. Bisa dibilang, itulah teknik awal yang pasangan kamu lakukan dengan strategi terselubung untuk lebih menguasai kamu. Hal ini tentunya akan membuat kamu semakin ‘klepek-klepek’ jatuh hati terhadap pasanganmu. Sayangnya, pelaku love bombing ini terkadang sulit dikenali karena seseorang biasanya akan terlena dengan perlakuan manisnya hingga lupa memikirkan tujuan pasangan di belakangnya. Hal ini, tentunya berpotensi membuat seseorang terjebak kekangan secara psikologis loh!

“Lalu, bagaimana cara mengenali Love Bombing ’ ? ”

Sebenarnya mudah teman-teman, asal kamu mau mengevaluasi hubungan kamu mungkin hal ini dapat menjadi langkah awal dalam pencegahan love bombing. Dengan mengevaluasi, teman-teman bisa melihat beberapa aspek yang menandakan bahwa si ‘dia’ melakukan love bombing

Pertama, si ’dia’ menyampaikan bahwa ia ingin dicintai dan didengar. Wah, teman-teman kalau si ‘dia’ adalah crushmu, mungkin kamu akan merasakan kupu-kupu di perutmu seperti kata pepatah ‘Butterfly in my stomach’. Alih-alih merasa jatuh hati, hal itu justru malah menjadi tanda bahwa si ‘dia’ memiliki kepribadian narsistik. Apa itu kepribadian narsistik? Kepribadian narsistik adalah suatu keadaan dimana individu mencintai dirinya sendiri. Namun, jika hal tersebut dilakukannya secara berlebihan dan bersifat mengganggu orang lain atau bahkan diri sendiri, maka dapat dianggap sebagai penyimpangan atau gangguan kepribadian (Hardjanta, dalam Philip 2007:26). 

“Berarti, dia lebih mencintai dirinya dibanding diriku?”

Betul teman teman! Kepribadian narsistik ini selalu meningkatkan egonya untuk hal yang mereka inginkan saja. Keadaan ini akan menunjukkan bahwa si ‘dia’ mau selalu hadir setiap saat di kehidupan kamu loh! Dengan hal itu, si ‘dia’ akan berharap kamu membalas segala perlakuan sayangnya. Jadi, hal yang diinginkan oleh individu dengan kepribadian narsistik adalah penegasan akan kekaguman orang lain. 

Tak hanya masalah kepribadian narsistik saja, yang tak kalah penting adalah ketika si ’dia’ suka memberikan banyak hadiah mewah di awal suatu hubungan. Wah, alih-alih merasa senang kamu harus waspada nih, memberikan banyak barang mewah sepertinya bukan suatu hal yang ‘manis’ seperti cerita-cerita wattpad ya! Justru perlu kamu pikirkan apa alasan pasanganmu di belakangnya. Akan tetapi, bukan berarti hal itu langsung menandakan bahwa si ‘dia’ melakukan love bombing, masih banyak aspek yang perlu kamu pertimbangkan untuk melihat apakah si ‘dia’ melakukan love bombing atau benar-benar mencintaimu.

Selanjutnya adalah ketika si ‘dia’ suka memberikan pujian ataupun sanjungan berlebihan ke kamu. Seperti “Kamu napas aja cantik/ganteng banget ya!”, waduh! Kalau sudah seperti itu perlu diwaspadai ya teman-teman! Masa bernapas saja dipuji. Tak kalah klise, adalah ketika si ‘dia’ suka memberikan pernyataan cinta yang ekstrim dan terkesan berlebihan, hampir sama seperti yang sebelumnya, tetapi sekarang “Aku gak bisa hidup tanpa kamu, kamu separuh napasku, belahan jiwaku, tulang rusukku, jantungku”, eits udah udah! Duh, memang ucapannya itu sangat romantis mengalahkan kisah Romeo dan Juliet, namun hal tersebut adalah salah satu tanda yang paling jelas dari perilaku love bombing.

Namun ada yang paling berbahaya nih teman-teman, dimana si ’dia’ kerap menyalahkan perbuatan kamu yang menyakiti hatinya dengan kembali mengungkit afeksi yang telah ia lakukan seperti penjelasan di atas. Wah! Kalau sudah seperti ini kamu patut waspada teman-teman, karena ini dapat menjadi awal dari kamu yang terjebak di hubungan tidak sehat.

 ”Apakah aspek-aspek di atas dapat memengaruhi psikologisku?” 

Tentu bisa! Perilaku love bombing yang dilakukan seseorang terhadap dirimu dapat mengurangi self-esteem yang telah kamu tanam loh! Karena love bomber atau pelaku dari love bombing dapat melihat self-esteem yang cenderung rendah hingga dapat memanfaatkannya. Maka dari itu, hal yang perlu diketahui dari cara mengatasi love bombing adalah dengan kamu yang harus dapat memutus tali hubungan disaat si ‘dia’ memperlakukan love bombing terhadapmu atau bahkan sudah memengaruhi kesehatan psikismu ya! 

Semoga artikel ini dapat membantu kamu, kita, dan siapapun terbebas dari hubungan yang tidak sehat ya! Tetap semangat dan bahagia selalu teman-teman Psytroopers!

REFERENSI: 

Archer, D. (2017). The danger of manipulative love-bombing in a relationship. Diakses melalui https://www.psychologytoday.com/us/blog/reading-between-the-headlines/201703/the-danger-manipulative-love-bombing-in-relationship. Diakses pada 2 November 2022. 

Strutzenberg, C., Wiersma-Mosley, J., Jozkowski, K., & Becnel, J. (2017). Love-bombing: a narcissistic approach to relationship formation. Discovery. The Student Journal of Dale Bumpers College of Agricultural, Food and Life Sciences, 18(1), 81-89. Retrieved from https://scholarworks.uark.edu/discoverymag/vol18/iss1/14 

Penulis: Dinanda Rizqiannisa Putri