Persepsi Masyarakat Indonesia tentang Vaksin COVID-19

Halo, teman – teman semua! Bagaimana kabar kalian? Aku harap baik, ya. Pada topik kali ini kita akan membahas persepsi tentang vaksin COVID-19, nih. Ingatkah kalian, kapan awal mula terjadinya COVID-19? COVID-19 terjadi pada akhir Desember 2019 di Wuhan, Hubei, Cina yang menyebabkan kesakitan dan kematian dengan jumlah yang sangat banyak. Maka dari itu, WHO mengumumkan adanya wabah virus Corona dan menerapkannya sebagai Public Health Emergency of International Concern atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional. Dalam waktu dua bulan saja, virus ini sudah menyebar ke seluruh dunia dan WHO menetapkan virus ini sebagai pandemi. Kasus pertama COVID-19 di Indonesia teridentifikasi pada tanggal 2 Maret 2020 di Jakarta. Hal ini membuat pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan perilaku pencegahan COVID-19 yaitu mengenakan masker bagi yang mengalami gejala flu, mencuci tangan dengan tujuh langkah menggunakan sabun juga air mengalir selama 20 detik, dan menjaga jarak. Presiden Joko Widodo juga membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan Gugus Tugas di 34 provinsi agar mempermudah menyebarkan informasi tentang virus ini yang kemudian sumber informasi terus berkembang ke dalam berbagai platform

  COVID-19 terus menjangkit masyarakat Indonesia yang menimbulkan reaksi berbeda-beda pada setiap individu. Hal ini tentunya membuat masyarakat khawatir atas kapan pandemi ini bisa berakhir. Salah satu cara pemerintah menanggulangi pandemi ini dengan adanya program vaksinasi COVID-19 yang kelompok prioritas penerima vaksin berada di umur 18 tahun ke atas. Tujuan dari vaksinasi adalah agar sistem kekebalan tubuh bisa mengenali dan melawan virus tersebut yang diharapkan bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian yang dimana bisa mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok.

Tetapi, apakah masyarakat Indonesia bersedia untuk melakukan vaksinasi? Ternyata, tidak semua masyarakat Indonesia bersedia. Selama bulan September 2020, WHO, Kemenkes RI, ITAGI dan UNICEF melakukan survei daring terhadap lebih dari 115,000 responden di 34 provinsi di Indonesia untuk mengukur penerimaan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 (WHO, UNICEF, ITAGI & Kemenkes RI, 2020). Sekitar 65% masyarakat bersedia menerima vaksin apabila disediakan oleh pemerintah, sekitar 27% masih ragu-ragu, dan 8% lainnya menolak. Persentase masyarakat yang bersedia semakin menarik apabila dilihat dari masyarakat yang mempunyai asuransi dan tidak. Sekitar 70% masyarakat yang mempunyai asuransi cenderung lebih menerima vaksin daripada 55% masyarakat yang tidak memiliki asuransi. Persentase masyarakat yang bersedia vaksin juga tinggi pada responden yang kerabatnya telah tertular COVID-19. Dengan semua persentase yang ada, apa sih alasannya? Masyarakat masih meragukan keamanannya (30%), adanya keyakinan bahwa vaksin tidak efektif (22%), adanya ketidakpercayaan pada vaksin (13%), adanya ketakutan pada efek samping vaksin (12%), mengatasnamakan agama sebagai alasan (8%), dan beragam alasan lainnya (15%). 

Tentu dengan segala persepsi masyarakat Indonesia tentang vaksin COVID-19, upaya pemerintah dalam menaikkan persentase vaksinasi harus terus digencarkan. Hal ini dikarenakan masyarakat harus mulai beradaptasi pada new normal. Cepat atau lambat, masyarakat harus tetap melakukan aktivitas tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat. Maka dari itu, semakin tinggi persentase masyarakat yang melakukan vaksinasi, semakin cepat juga new normal tercapai dengan efektif. Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa masyarakat boleh membuka masker ketika berada pada ruangan terbuka. Ini adalah salah satu dari sekian banyak contoh dari new normal yang semoga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan dapat balik ke keadaan semula.  

Nah, teman – teman, tidak terasa COVID-19 sudah bersama kita lebih dari dua tahun. Terdapat banyak upaya dari pemerintah untuk menanggulangi virus ini yang salah satunya adalah vaksinasi. Akan tetapi, selalu ada berbagai persepsi masyarakat Indonesia tentang vaksin COVID-19. Walaupun banyak rintangan yang ada, kita berhasil melewatinya bersama, sampai adanya beberapa kebijakan baru yang mengantarkan kita kepada new normal. Aku harap, teman – teman tidak lengah dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada. Sekian dulu, artikel Psikopedia bulan Juni. Sampai jumpa di kesempatan lainnya!

Referensi:

Arriani, A., Pradityas, H., Sofiani, L., Iwisara, N. G., Anandita, Y., Utami, E. S., Rahardja, M., Yenuarizki, & Dewi, N. (2020, August 28). Suara Komunitas, Persepsi Masyarakat Terhadap COVID-19. Covid19.Go.id; covid19.go.id. https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/suara-komunitas-persepsi-masyarakat-terhadap-covid-19

Setyaningsih, W., & Lubis, E. (2021). SURVEY PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG VAKSIN COVID 19 TERHADAP PERSIAPAN NEW NORMAL BAGI LANSIA. In binawan.ac.id (pp. 15–27). Universitas Binawan. http://repository.binawan.ac.id/1563/2/Laporan%20Hasil%20Survey%20komunitas%20ganjil%20%2021-22.pdf

Penulis: Bella Novia Rahmadhani