Apakah Kamu Termasuk ke dalam Sandwich Generation?

Halo, teman-teman semua! Bagaimana kabar kalian? Aku harap baik, ya. Pada topik kali ini, kita akan membahas sandwich generation. Aku rasa istilah ini sudah sering terdengar oleh kalian, tetapi mungkin belum terdefinisi secara menyeluruh. Sandwich generation adalah sekelompok orang dewasa yang bertanggung jawab untuk mencukupi beban ekonomi dari generasi diatasnya dan generasi dibawahnya. Mereka tidak hanya menanggung beban hidup anak-anaknya, tetapi juga orang tua dan/atau mertuanya (Alavi, K., dkk., 2015). Istilah sandwich generation ini pertama kali ada pada jurnal berjudul he ‘Sandwich’ Generation: Adult of the Aging pada tahun 1981 oleh Dorothy A. Miller. 

Kenapa sih sandwich generation itu ada? Sederhananya, karena life expectancy atau harapan hidup manusia semakin tinggi dan zaman sekarang anak muda memutuskan untuk mempunyai anak lebih lama. Maksud dari life expectancy adalah manusia hidup lebih lama. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Goh, orang yang berumur 65 tahun keatas berjumlah 207 juta pada tahun 2000 di Asia. Diperkirakan angka ini akan naik menjadi 857 juta pada tahun 2050. Kemudian, zaman sekarang anak muda berkeinginan untuk mandiri secara finansial yang membuat mereka bekerja mungkin lebih dari 8 jam. Hal ini yang membuat kehidupan pribadi mereka tertunda dan keinginan untuk mempunyai anak lebih lama.   

Menurut Carol Abaya, seorang Aging and Elder Care Expert (dalam Hoyt, J., 2021) ada tipe-tipe sandwich generation. Pertama, the traditional sandwich generation. Orang dewasa yang berumur 40-50 tahunan menanggung beban finansial orang tua lanjut usia dan anak muda yang belum mandiri secara finansial. Kedua, the club sandwich generation. Orang dewasa berumur akhir 60 tahun yang menanggung beban finansial orang tuanya, anaknya, kakek/neneknya, atau bahkan cucunya. Ketiga, the open faced sandwich generation. Siapa saja yang tidak secara profesional terlibat dalam perawatan lansia. 

Ketika kalian adalah sandwich generation, akan ada dampak psikologis yang menyertai. Dampak yang paling terlihat adalah kalian mengalami depresi, anxiety, sampai perasaan terisolasi. Hal ini terbilang wajar karena kalian harus membagi fokus ke beberapa orang, tidak hanya pada diri sendiri. Selanjutnya, perkembangan pada diri sendiri akan terhambat. Mulai dari kehidupan akademis, kehidupan pribadi, sampai kehidupan sosial. Kemudian, mulai acuh dengan kesehatan diri sendiri, seperti mengabaikan makan dan berolahraga. Kesimpulan dari dampak sandwich generation ini adalah kekurangan waktu untuk diri sendiri. 

Setelah membaca penjelasan diatas, apakah kalian termasuk ke dalam sandwich generation? Bila iya, ada beberapa tips untuk kalian. 

  1. Komunikasikan kebutuhan mereka maupun diri sendiri, apa yang bisa dilakukan atas kendala tersebut, dan kemampuan setiap individu untuk menangani kendala tersebut. Kuncinya adalah komunikasi yang transparan agar tidak ada pihak yang merasa tertinggal atau tidak terurus. 
  2. Rencanakan pembagian tugas agar adil. Kuncinya adalah kalian harus tetap rasional dalam mengambil keputusan sesuai kemampuan. 
  3. Belajar mengelola finansial agar berjalan dengan efektif. Kuncinya adalah terbuka atas ilmu baru dan mau belajar untuk menjadi lebih baik. 

Nah teman-teman, menjadi sandwich generation memang tidak mudah. Akan tetapi, selalu ada banyak cara agar kendala tersebut teratasi. Jangan merasa bahwa kalian sendiri. Kalian selalu bisa mengkomunikasikan hal ini ke orang lain dan juga mencari bantuan. Tetap semangat ya teman-teman! Sekian dulu, artikel Psikopedia bulan Juni. Sampai jumpa di kesempatan lainnya!

Referensi:

Afifah, S. H. (2022, February 15). Mengenal Sandwich Generation, Sosok Tangguh yang Terhimpit Beban Keluarga. Psikologi.unnes.ac.id; PSIKOLOGI UNNES. https://psikologi.unnes.ac.id/mengenal-sandwich-generation-sosok-tangguh-yang-terhimpit-beban-keluarga/

Alavi, K., Subuh, N., Mohamad, M. S., Ibrahim, F., Sarnon, N., & Nen, S. (2015). Peranan Kesejahteraan Keluarga dan Daya Tahan dalam Pengukuhan Keluarga Sandwich. Akademika, 85(1), 25–32. https://doi.org/10.17576/akad-8501-03

Goh, V. H. (2005). Aging in Asia: A cultural, socio-economical and historical perspective. The Aging Male, 8(2), 90–96. https://doi.org/10.1080/13685530500088472

Hoyt, J. (2018, January 6). The Sandwich Generation. SeniorLiving.org; Senior Living. https://www.seniorliving.org/caregiving/sandwich-generation/

Penulis: Bella Novia Rahmadhani