Fenomena Panic Buying: Mengapa Bisa Terjadi?

Halo, teman-teman! Kembali lagi dengan Psikopedia yang pastinya membahas tentang topik-topik menarik mengenai psikologi. 

Tidak terasa pandemi sudah berjalan selama 2 tahun. Masih ingat gak? waktu awal pandemi beberapa orang mengalami panic buying terhadap masker, hand sanitizer dan sabun cuci tangan. Beberapa orang melakukan pembelian ketiga barang tersebut secara berlebihan, sehingga mengalami kelangkaan produk. Sekarang, yang sedang hangat diperbincangkan adalah kelangkaan minyak goreng. Hal ini dikarenakan minyak goreng mengalami penurunan harga sebab mendapatkan subsidi dari pemerintah. Ini menyebabkan sebagian orang membeli banyak minyak goreng untuk persediaan di masa mendatang. Fenomena tersebut disebut dengan panic buying.

Apa itu panic buying? 

Panic buying adalah aktivitas membeli barang secara berlebihan karena khawatir akan sesuatu hal buruk terjadi. Seseorang yang melakukan panic buying akan menyimpan barang-barang yang dibutuhkan untuk waktu yang lama. Hal ini memunculkan beberapa kebijakan yang mampu menanggulangi kegiatan panic buying ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membatasi pembelian pada suatu produk. Contohnya pada minyak goreng, dalam satu toko hanya diperbolehkan membeli 2 buah minyak goreng. 

Apa yang membuat orang menjadi panic buying

1. Kecemasan Anticipatory

Kecemasan antisipatori adalah kecemasan atau ketakutan seseorang yang dialami saat kejadian itu belum berlangsung. Misalnya, seseorang yang mengalami panic buying mengalami kecemasan akan terkena infeksi virus corona jika ia tidak mendapatkan barang tersebut. 

2. Herd Mentality

Herd mentality adalah ketika seseorang menginterpretasikan bahaya situasi berdasarkan bagaimana orang lain beraksi. Dalam kasus panic buying, ketika seseorang  melihat banyak orang yang membeli suatu barang, maka ia akan mengikuti perilaku tersebut. 

3. Informasi palsu dan penyebaran rumor yang tidak benar

Di era sekarang, informasi akan menyebar dengan cepat. Informasi tersebar dengan cepat, baik berita yang benar maupun berita tidak benar. Panic buying dapat terjadi ketika masyarakat sudah terkena rumor yang salah. Contohnya, pada awal masa corona, terdapat rumor bahwa susu suatu merek bisa menyembuhkan virus corona. Nyatanya, susu tersebut tidak dapat menyembuhkan virus corona, hanya saja susu tersebut bisa meningkatkan imun tubuh. 

Bagaimana cara menghindari panic buying?

1. Memilih informasi yang benar

Di tengah pandemi ini, kita harus pintar dalam memilih informasi. Penting bagi kita untuk membaca informasi yang berasal dari sumber yang terpercaya, sehingga kita dapat membedakan informasi yang benar-benar akurat dengan informasi hoax.

2. Membeli secukupnya

Membeli barang secukupnya dan sesuai kebutuhan akan membuat kita terhindar dari panic buying. Salah satu caranya adalah dengan membuat daftar apa saja yang harus dibeli sebelum pergi berbelanja. Ini membantu kita agar membeli barang sesuai yang ada di dalam daftar tersebut. Perlu diingat bahwa kebutuhan dengan keinginan merupakan hal yang berbeda, sehingga ketika kita ingin berbelanja beli yang memang benar-benar menjadi kebutuhan kita.

3. Peduli dengan sesama 

Perlu diingat bahwa masih banyak masyarakat yang membutuhkan barang pokok tersebut. Adanya panic buying, membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan, sebab barang tersebut sudah habis dibeli oleh masyarakat yang menjadi korban panic buying.

Nah teman-teman, apabila kita sudah mengetahui bagaimana cara menghindari panic buying, kita tidak akan menjadi korban panic buying lagi, lho! Bagaimanapun situasi kita saat ini, aku berharap teman-teman tidak melakukan panic buying lagi ya! Semua orang mempunyai kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu, yuk kita hindari fenomena panic buying ini!

Semoga topik Psikopedia kali ini bermanfaat untuk teman-teman semua, ya. Sampai jumpa di Psikopedia selanjutnya. Stay safe teman-teman!

Referensi:

Heshmat, S. (2022). 7 Reasons for Panic-Buying Behavior. Diakses pada tanggal 2 April 2022, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/science-choice/202003/7-reasons-panic-buying-behavior

Indah, A. V., & Muqsith, A. Panic Buying: Konsumerisme Masyarakat Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 Perspektif Psikoanalisis Jacques Lacan. Jurnal Filsafat, 31(1), 24-48.

Klm, J. (2022). Why We Panic Buy and What We Should Do Instead. Diakses pada tanggal  2 April 2022, from https://www.psychologytoday.com/intl/blog/valley-girl-brain/202003/why-we-panic-buy-and-what-we-should-do-instead 

Penulis: Andini Titis Galih U.