Sebagai Mahasiswa Psikologi, Ini Cara Kita untuk Berkontribusi kepada Indonesia di Masa Pandemi

Sebagai Mahasiswa Psikologi, Ini Cara Kita untuk Berkontribusi kepada Indonesia di Masa Pandemi

Sudah hampir 2 tahun, masyarakat Indonesia berperang melawan pandemi COVID-19. Sampai 11 Juli 2021, dilaporkan sudah 2,46 juta kasus terjadi di Indonesia. Masalah ini pun menjadi perhatian pemerintah dan seluruh masyarakat. Tak hanya kesehatan fisik yang bisa terkena sakit, masyarakat juga bisa mengalami masalah kesehatan mental juga.

Saat pandemi, banyak orang yang mengalami kesusahan akibat pemutusan kerja, bekerja atau belajar dari rumah, penyakit, dan masalah lainnya. Karena keterbatasan inilah, banyak masyarakat yang mengalami masalah kesehatan mental.

Menurut penelitian deteksi dini kesehatan mental di masa pandemi yang dilakukan oleh Iqbal & Rizqulloh (2020) kepada 44 orang mahasiswa UNNES, ditemukan bahwa sebanyak 63,6% responden mengalami masalah kesehatan mental. Masalah yang mereka alami berupa kecemasan dan khawatir (59%); sulit tidur (50%); sulit berpikir (50%); lelah sepanjang waktu (50%); dan punya pikiran mengakhiri hidup (9%).

Tak hanya mahasiswa, tenaga kesehatan juga mengalami masalah kesehatan mental di masa pandemi. Hal ini terjadi karena mereka harus memakai alat pelindung diri yang membatasi gerak, menjaga pasien, mengatur pasien yang masuk ke rumah sakit bahkan sampai rumah sakit penuh, belum lagi stigma sosial yang buruk mengenai orang yang berhadapan langsung dengan COVID-19 (Masyah, 2020).

Situasi COVID-19 yang memburuk memperparah lagi kondisi kesehatan mental masyarakat di seluruh dunia. Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia di tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) memberikan tema “Move for Mental Health: Let’s Invest” yang bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat di dunia untuk memberikan perhatian lebih dengan invest kepada kesehatan mental mereka di masa pandemi. Investasi di sini bisa berupa uang dari negara untuk mengatasi masalah kesehatan mental ataupun suatu ‘gerakan’ individu untuk menjaga kesehatan mental mereka, seiring dengan kondisi pandemi yang semakin parah (WHO, 2020).

Lalu, kontribusi apa yang bisa kita berikan sebagai mahasiswa Psikologi?

Menurut Rule dan Adair (1984), kontribusi yang  bisa kita berikan untuk mengatasi masalah kesehatan mental, terutama di masa pandemi, terbagi ke beberapa area, yaitu:

  1. Kontribusi Metodologis

Sebagai mahasiswa Psikologi, tentu saja kita belajar banyak hal mengenai kesehatan mental dan perilaku manusia. Maka dari itu, kita bisa menggunakan ilmu kita dengan cara eksperimen ataupun penelitian yang hasilnya bisa diaplikasikan kedepannya.

   2.  Kontribusi di Area Kesehatan

Para peneliti di bidang psikologi sangat responsif terhadap kebutuhan untuk fokus pada masalah kesehatan mental dan perilaku (Rule & Adair, 1984). Kesempatan ini bisa kita lakukan untuk mencari tahu mengenai perilaku seseorang. Misalnya, penelitian mengenai kepribadian dan hubungannya dengan kesehatan mental atau fisik. Contoh lain juga, kita bisa membuat intervensi bagi penderita sakit jantung yang memiliki ketergantungan untuk merokok, kita bisa mengintervensi perilaku buruknya (merokok) agar tidak terjadi lagi di masa depan.

   3.  Kontribusi Human Development

Di masa pandemi, kita bisa lihat bahwa tingkat pengangguran dan PHK meningkat secara pesat. Di sini, kita bisa membantu untuk mengurangi hal itu, misalnya dengan cara peningkatan peran kerja, fungsi pekerjaan, dan produktivitas masyarakat.

Referensi:

Iqbal, M., & Rizqulloh, L. (2020). Deteksi Dini Kesehatan Mental Akibat Pandemi Covid-19 Pada Unnes Sex Care Community Melalui Metode Self Reporting Questionnaire. PRAXIS, 3(1), 20. https://doi.org/10.24167/praxis.v3i1.2730

Masyah, B. (2020). PANDEMI COVID 19 TERHADAP KESEHATAN MENTAL DAN PSIKOSOSIAL. Mahakam Nursing Journal, 2(8), 353–362. https://doi.org/10.35963/mnj.v2i7.180

Rule, B. G., & Adair, J. (1984). Contributions of psychology as a social science to Canadian society. Canadian Psychology/Psychologie Canadienne, 25(1), 52–58. doi:10.1037/h0080778

World Mental Health Day: an opportunity to kick-start a massive scale-up in investment in mental health. (2020, August 27). WHO. https://www.who.int/news/item/27-08-2020-world-mental-health-day-an-opportunity-to-kick-start-a-massive-scale-up-in-investment-in-mental-health

 

Penulis: Shavellin Herliman Senewe

Shavellin Herliman Senewe