Cerita Seorang Anak Rantau: Bagaimana Sih Cara Menjalin Komunikasi antar Budaya?

Cerita Seorang Anak Rantau: Bagaimana Sih Cara Menjalin Komunikasi antar Budaya?

 

Halo, kawan-kawan! Gimana nih kabarnya kalian hari ini? Aku harap kalian dalam keadaan baik ya! Nah, topik kali ini aku mau membahas tentang komunikasi antar budaya nih, tapi kalian tau ga sih ini bakal bahas tentang apa? 

Aku cerita sedikit tentang pengalamanku ya. Aku asalnya dari Jawa Tengah karena ayahku pindah pekerjaan ke Jakarta. Aku dan keluarga pindah ke Jakarta saat aku menginjak TK. Pada saat masuk sekolah, aku ditertawakan teman sebaya aku karena mempunyai logat Jawa yang sangat kental. Aku sangat malu dan merasa kesulitan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya aku. Pasti kalian juga sering dengar masalah-masalah seperti ini di kehidupan kuliah karena banyaknya anak yang harus merantau saat kuliah dan kesulitan juga untuk berinteraksi. Misalkan, Budi adalah orang asli Sumatera yang mempunyai logat nada tinggi dan ia harus pindah ke Jawa yang mempunyai logat lembut. Mau tidak mau, Budi harus menyesuaikan nada bicaranya agar orang lain tidak salah persepsi. Nah, sudah mulai mengerti kan? Jadi, aku mau membahas tentang perbedaan persepsi  dalam komunikasi antar budaya menurut perspektif psikologi.

Seringkali, perilaku komunikasi antar individu tampak asing atau bahkan gagal untuk memenuhi  tujuan komunikasi tertentu karena kita tidak memiliki pengetahuan yang luas mengenai latar belakang budaya orang lain. Akibatnya, kegagalan tersebut memaksa para ilmuwan menyambungkan “budaya” dan “komunikasi” serta menjadikan komunikasi lintas budaya sebagai suatu bidang  studi. Inheren dalam perpaduan ini adalah gagasan bahwa komunikasi lintas budaya memerlukan penelitian tentang budaya dan kesulitan-kesulitan komunikasi dengan pihak-pihak yang berbeda budaya. 

Apa sih itu komunikasi lintas budaya?

Maletzke, seorang psikolog dari negeri Jerman, mendefinisikan komunikasi  lintas  budaya  sebagai  proses perubahan dalam mencari dan menemukan makna antar manusia yang berbeda budaya. Komunikasi lintas budaya terjadi ketika pengiriman pesan  dari  seseorang yang berasal dari satu budaya yang berbeda dengan pihak penerima pesan. Bila disederhanakan, komunikasi lintas budaya ini memberi penekanan pada aspek pemeberdayaan kebudayaan sebagai faktor yang menentukan bagi keberlangsungan proses komunikasi. Meskipun studi komunikasi lintas budaya ini membicarakan tentang persamaan dan perbedaan karakteristik kebudayaan antara pelaku-pelaku komunikasi, namun titik perhatian utamanya adalah proses komunikasi antara individu-individu atau kelompok-kelompok  dari  kebudayaan berbeda yang mencoba untuk saling berinteraksi.

Ternyata, psikologi juga mempunyai tanggapan lho tentang hal ini. Dalam perspektif psikologi, komunikasi dilihat sebagai alat dalam membentuk perilaku. Tolman yang merupakan psikolog dari Amerika menganggap bahwa ucapan manusia tidak  lain  adalah  suatu  alat  yang sebetulnya tidak berbeda dengan alat-alat lain. Untuk   memahami dunia  dan tindakan-tindakan  orang lain, kita harus memahami kerangka persepsinya. Oleh karena itu, kita harus belajar memahami bagaimana cara kita dan orang lain mempersepsikan dunia. Dalam komunikasi  lintas budaya secara ideal, diharapkan banyak persamaan dalam pengalaman dan persepsi. Bisa kita lihat sebenarnya sangat penting untuk belajar kebudayaan yang ada di negeri ini guna memperlancar komunikasi antar masyarakat maupun individu.

Nah, aku juga mau kasih tips-tips nih untuk bersosialisasi dan berkomunikasi antar budaya  secara baik dan benar:

Yuk disimak tips-nya!

  • Carilah komunitas dari daerah asalmu

Jika kamu lebih nyaman dengan teman sedaerah, maka carilah teman di kampus yang berasal dari daerah atau pulau yang sama. Lebih baik lagi jika ada kakak tingkat agar kamu bisa meminta tips and tricks mencari teman di lingkungan barumu dengannya.Tetapi bukan berarti kamu menghindari budaya lain yah untuk bergaul denganmu.

  • Jangan banyak membandingkan

Membandingkan kota lamamu dan kota yang sekarang kamu tempati tak akan membantumu sama sekali dalam beradaptasi. Terimalah bahwa sudah pasti banyak hal yang berbeda, tetapi kamu harus tetap bersikap positif dengan cara membuka diri dan pikiran terhadap pengalaman-pengalaman baru yang akan kamu lalui nantinya.

  • Mendekatkan diri dengan orang yang berasal dari lingkungan yang baru

Bertemanlah dengan orang asli di kota perantauan kamu sekarang agar ia bisa mengantarkanmu ke tempat-tempat bagus atau wisata di kota tersebut, serta mengenalkanmu pada budaya asli di sana. Kamu juga akan membutuhkan bantuannya kalau kamu membutuhkan bantuan yang sifatnya mendesak seperti ke dokter atau ke bank maupun tempat fotocopy. Mereka pun pasti senang mendapat teman baru dari kota lain sepertimu sehingga kalian bisa saling bertukar cerita dan budaya dari daerah masing-masing.

  • Mengikuti organisasi

Mengikuti organisasi adalah jalan yang baik untuk para perantau karena di sini setiap individu mau tidak mau harus berkenalan antar anggota organisasi tersebut. Hal ini baik untuk memperbanyak teman baru, saling memberi saran, dan saling bertukar cerita.

Jadi gimana nih kawan sudah mulai mengerti ya komunikasi antar budaya. Yuk, kita saling memahami satu sama lain. Jangan membeda-bedakan budaya, adat maupun agama. Jangan karena Indonesia mempunyai banyak sekali perbedaan, akhirnya kita menjadi retak. Seharusnya, kita tetap satu bangsa dan negara yaitu Indonesia. Kita jadikan perbedaan ini menjadi suatu kekayaan budaya di Indonesia sesuai semboyan kita, yaitu Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Sampai jumpa di artikel selanjutnya ya, teman-teman. Karena pandemi ini belum berakhir, tetap patuhi protokol kesehatan yang ada ya!

Referensi

Siregar, Lis Yulianti Syafrida. 2015. Perspektif Psikologi Dalam Komunikasi Lintas Budaya. Jurnal UIN Mataram, 12, XX-XX

Aulia Putri Fajria Nurrahma
Penulis: Aulia Putri Fajria Nurrahma

Aulia Putri Fajria Nurrahma