Body Shaming di Indonesia: Stop Bercanda Tentang Fisik!

Body Shaming di Indonesia: Stop Bercanda Tentang Fisik!

Halo, teman teman. Apa kabarnya hari ini? Semoga dalam keadaan sehat ya! Sadar atau tidak, pasti kita pernah mendengar atau pernah merasakan yang namanya penghinaan fisik. Biasanya, orang-orang akan berlindung di balik kata-kata, “cuman bercanda doang kok!”. Kali ini, Psikopedia akan membawakan topik tentang body shaming. Sering kali, beberapa orang menganggap body shaming itu adalah hal yang sekedar basa basi atau hanya candaan saja. Ternyata, body shaming ini punya banyak hal negatif untuk korbannya. Nah, sekarang kita bahas lebih dalam yuk tentang body shaming

Apa sih body shaming itu? 

Body shaming adalah perbuatan atau sikap menjelek-jelekan fisik seseorang, baik dalam konteks menghina atau bercanda. Tidak jarang, peristiwa body shaming ini dilontarkan melalui verbal atau sosial media. Jika dilontarkan melalui sosial media, hal tersebut dapat menjurus kepada cyberbullying

Dilansir dari Detik.com, terdapat 966 kasus penghinaan fisik atau body shaming di Indonesia yang dilaporkan ke polisi pada tahun 2018. Bagi sebagian orang, menilai fisik seseorang merupakan hal yang biasa saja dan bahkan menjadi lelucon. Seperti contohnya, “gendut ih, kayak gajah!” atau “kurus banget sekarang, kayak triplek. Jarang makan ya?” 

Tidak jarang pelaku body shaming berada di sekitaran korban, misalnya teman dekat bahkan keluarga sendiri. Selain mempunyai sifat kurang percaya diri, seseorang yang sering mengalami body shaming akan mengalami berbagai dampak negatif. Tidak hanya merasa kecewa dan sakit hati, dampak tersebut akan menimbulkan banyak gangguan mental, misalnya: 

  • Gangguan makan 
  • Depresi 
  • Stres
  • Melakukan self-harm

Untuk itu, berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan jika kamu adalah korban body shaming: 

  • Mencoba lebih percaya diri 
  • Mempraktekkan self-love
  • Mengubah pola pikir pada diri sendiri 
  • Membangun inner support
  • Menerima diri sendiri

Terkadang, beberapa orang tidak sadar bahwa dia sedang melakukan body shaming. Maka dari itu, penting banget untuk memikirkan perkataan kita agar tidak menimbulkan sakit hati kepada orang lain. Tidak hanya lewat verbal saja, tapi ketikan di sosial media juga harus dijaga ya. Selain itu, untuk kamu yang sering mengalami tindakan body shaming, jika terdapat perasaan yang tidak enak dan sudah mengganggu aktivitas sehari hari, ada baiknya untuk menghubungi profesional seperti psikolog. Dengan itu, kamu bisa terhindar dari dampak negatif seperti di atas. Jadi mulai sekarang, yuk hindari penghinaan fisik orang lain. Jangan lupa juga untuk bersyukur atas dirimu sendiri karena kamu berharga!

Referensi: 

Body Shaming. What It Is & How To Overcome It | ANAD. National Association of Anorexia Nervosa and Associated Disorders. (2021). Diakses pada 25 April 2021, https://anad.org/education-and-awareness/body-image/body-image-articles/body-shaming/ 

Susanto, Audrey. (2018). Polisi Tangani 966 Kasus Body Shaming Selama 2018. Diakses pada 25 April 2021, https://news.detik.com/berita/d-4321990/polisi-tangani-966-kasus-body-shaming-selama-2018 

Tri, F. F. (2019). Memahami Pengalaman Body Shaming Pada Remaja Perempuan (Doctoral dissertation, Faculty of Social and Political Sciences).

White, R. (2021). Body-Love, Body-Shaming, and Health. Psychology Today. Diakses pada 28 April 2021, https://www.psychologytoday.com/us/blog/culture-in-mind/201610/body-love-body-shaming-and-health 

Penulis: Andini Titis Galih Utami

Andini Titis Galih Utami