Kenali Tentang Psikologi Forensik

            Halo teman-teman semua, apa kabarnya hari ini? Semoga teman-teman tetap dalam keadaan baik dan sehat selalu yaa. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang cukup menarik dan berbeda nih dari pembahasan sebelum-sebelumnya. Kalau pada pembahasan sebelumnya, biasanya kan tentang gangguan psikologis, namun untuk saat ini, kita akan membahas mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan psikologi nih teman-teman. Emangnya pekerjaan apa sih yang akan dibahas kali ini? Nah, pembahasan kita kali ini adalah mengenai psikologi forensik. Untuk lebih jelasnya lagi, ayo kita simak bareng-bareng biar lebih tau hal-hal seputar psikologi forensik.

            Jadi, apa itu psikologi forensik? Psikologi forensik adalah penerapan spesialisasi psikologi klinis pada pengaturan forensik dalam ranah hukum. Psikologi forensik ini sangat berperan penting loh teman-teman dalam proses penegakan hukum. Sayangnya, di Indonesia, peran ilmu psikologi forensik ini masih belum begitu signifikan dan terbilang masih sangat kekurangan tenaga ahli. Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) menyatakan bahwa pada tahun 2019, anggota dari asosiasi psikologi forensik hanya berjumlah 300 orang. Padahal, di beberapa persidangan tertentu yang menangani kasus kriminal, korupsi, hingga terorisme, peran dan masukan dari tenaga ahli psikologi forensik ini sangat dibutuhkan untuk menjadi bahan pertimbangan para hakim ketika akan melakukan putusan akhir. Pada persidangan, aparat hukum akan meminta bantuan pada psikolog forensik untuk dapat menyediakan bukti dan data yang diperlukan dalam kasus yang sedang ditangani. Bukti dan data-data tersebut bisa diperoleh dari tes, wawancara dan observasi yang kemudian dianalisis menjadi sebuah testimoni keahlian (expert testimony). Sejauh ini, teman-teman udah ada yang tertarik atau berminat untuk terjun ke dunia psikologi forensik belum nih? Mengingat bahwa kasus-kasus kriminal hingga terorisme cukup banyak di Indonesia dan Indonesia kekurangan tenaga ahli psikologi forensik, jadi kalau diantara teman-teman terjun ke bidang tersebut, tentu akan dicari banyak orang loh.

            Sebagai seorang psikolog forensik, tentunya pekerjaan yang akan dilakukan tidak jauh dari kerjasama dengan polisi, penjara, layanan masa percobaan dan sebagainya untuk mencoba memahami masalah psikologis yang mengarah pada perilaku kriminal serta mencari cara untuk mencegah perilaku tersebut. Berikut adalah beberapa gambaran pekerjaan yang dilakukan oleh psikolog forensik:

  • Membuat kajian mengenai profil para pelaku kejahatan
  • Mengungkap dasar neuropsikologis, genetik, dan juga proses perkembangan dari pelaku
  • Menjadi saksi mata
  • Mendeteksi kebohongan
  • Menguji kewarasan mental
  • Persoalan mengenai penyalahgunaan obat-obatan dan zat adiktif, kekerasan seksual, kekerasan domestik, dan perwalian anak
  • Rehabilitasi psikologis di penjara.

Kira-kira apa sih yang membedakan spesialisasi dalam psikologi forensik dengan spesialisasi dalam bidang psikologi klinis? Nah, pekerjaan yang dilakukan oleh psikolog forensik dapat dikatakan cukup terbatas mengenai ruang lingkup dan durasinya. Biasanya, psikolog forensik diminta untuk melakukan tugas yang sangat spesifik pada setiap kasus, seperti menentukan apakah secara mental, tersangka dari kasus tersebut sanggup untuk menghadapi tuntutan. Sementara itu, pada ranah psikologi klinis, biasanya klien datang secara sukarela untuk mencari bantuan atau evaluasi. Sangat berbeda dalam ranah psikologi forensik, biasanya para psikolog forensik menangani klien yang tidak ada di sana atas kemauan mereka sendiri. Hal ini lah yang dapat membuat penilaian, diagnosis, dan treatment menjadi lebih sulit karena beberapa klien dengan sengaja menolak upaya bantuan yang diberikan oleh psikolog forensik.

Meski kelihatannya jobdesc dari psikolog forensik berkaitan erat dengan polisi dan hakim namun tidak melulu psikolog forensik bekerja di kantor polisi atau kejaksaan. Psikolog forensik dapat juga bekerja di tempat-tempat sebagai berikut:

  • Kantor pelayanan kesehatan nasional.
  • Penyedia layanan kesehatan swasta.
  • Layanan sosial.
  • Departemen akademik untuk mengajar, mengawasi dan meneliti di bidang keahlian masing-masing

Nah itu dia pembahasan kita kali ini seputar psikologi forensik. Dari apa yang sudah dibahas di atas, kira-kira ada ga nih diantara kalian yang jadi penasaran atau mungkin makin tertarik menyelam dunia psikologi forensik lebih jauh lagi? Semoga dari apa yang dijabarkan di atas, kalian bisa mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan ya!

Referensi:

Cherry, K. (2020). An overview of forensic psychology: What do forensic psychologists do? Verywell Mind. Diperoleh dari: https://www.verywellmind.com/an-overview-of-forensic-psychology-2794901

Fakultas Psikologi UGM. (2019). Indonesia kekurangan tenaga psikologi forensik. Diperoleh dari: https://psikologi.ugm.ac.id/indonesia-kekurangan-tenaga-psikologi-forensik/

Muluk, H. (2013). Kajian dan aplikasi forensik dalam perspektif psikologi. Jurnal Sosioteknologi, 12(29), 388-391.

National Health Service. (2020). Forensic psychologist. Diperoleh dari: https://www.healthcareers.nhs.uk/explore-roles/psychological-therapies/roles/forensic-psychologist

Ward, J. T. (2013). What is forensic psychology? American Psychological Association. Diperoleh dari: https://www.apa.org/ed/precollege/psn/2013/09/forensic-psychology

Penulis : Feidora

Feidora