Bodyshaming itu ternyata jahat ya!

 

Sudah bukan rahasia umum lagi ya kalo seseorang begitu memperhatikan bentuk tubuhnya hingga melahirkan suatu body-image yang positif atau malah negatif. Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2005) citra tubuh atau biasa disebut body image dalah ide seseorang mengenai penampilannya di hadapan orang (bagi) orang lain. Body image ini tentu sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri masing-masing orang. Sedangkan, body shaming adalah bentuk dari tindakan mengomentari fisik, penampilan, atau citra diri seseorang yang menjadikan seseorang tersebut merasa malu dengan “tubuh”nya. Rasa malu adalah pengalaman yang dialami individu ketika kekurangan ataukegagalannya dipandang sebagai sesuatu yang diamati dan dilihat orang lain. Ketika malu, individu harus bisa menganggap dirinya sebagai obyek dari persepsi dan pemahaman orang lain ataupun dirinya. Individu dapat merasa malu terhadap suatu perilaku, suatu kepribadian, aksi, pikiran, emosi, bahkan pada suatu situasi atau kondisi (Dolezal, 2015). Sama seperti pengalaman afektif lain, malu terjadi pada tubuh. kondisi ini menyebabkan rasa malu juga dapat muncul ketika individu merasa tidak puas atau malu pada tubuhnya dan hal inidisebut sebagai malu pada tubuh (body shame). Lantas, apa sih jadinya jika sebagian dari kita masih saja melakukan body shaming? Bahkan, body shaming ini jarang kita sadari. Ironisnya, beberapa dari kita menganggap bahwa body shaming hanyalah sebuah candaan belaka! Yang awalnya Cuma basa basi, mencairkan suasana, sampe iseng-iseng bercanda, hal ini dapat berdampak buruk banget loh kalau dilakukan terus-terusan. Apa sih alesannya kita harus menghentikan body shaming? Yuk kita simak:

Pertama, efek dari body shaming itu dapat berakibat fatal dan sama dengan bullying loh. Mengomentari kekurangan fisik dari orang lain bisa dikategorikan dengan bullying. Meski kalian gak melakukan kontak fisik yang merugikan, namun apa yang kalian lakukan udah termasuk bullying secara verbal. Bahkan, tindakan ini lebih kejam karena sangat bisa mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Nah, lho! Body shaming tentu memberikan efek tekanan tersendiri bagi orang yang mengalaminya, contoh kecilnya; seseorang bisa saja melakukan diet ketat dengan minum air saja tanpa disertai makanan yang mengandung karbohidrat dan protein cukup hanya demi turunnya berat badan dalam kurun waktu yang singkat dengan tujuan terlihat cantik sesuai standar lingkungan sekitarnya.

Kedua, Efek dari body shaming lainnya juga beragam, mulai dari jatuhnya harga diri, depresi, bahkan gangguan makan seperti bulimia yaitu gangguan makan berlebih dan dimuntahkan dan anoreksia nervosa yaitu gangguan untuk menolak makanan untuk mempertahankan berat badan. Perlu kalian tau, setiap orang mempunyai bentuk tubuh ideal yang berbeda walaupun sudah mencapai berat badan ideal sekalipun. Apa yang kita perlukan hanyalah menjaga kesehatan tanpa dipengaruhi oleh body image yang negatif. Tak jarang bukan, jika kita menemukan seseorang yang menyimpulkan bahwa dirinya sangat gemuk padahal kenyataannnya tidak gemuk? Inilah salah satu efek dari body shaming yang sudah mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Tercatat sudah banyak orang yang melakukan tindakan bunuh diri karena depresi akibat tindakan bullying yang salah satunya adalah body shaming.

Ketiga, kalau kalian masih melakukan body shaming artinya kalian belum dewasa! Kata-kata tersebut mungkin mempunyai maksud untuk bercanda atau memuji. Padahal, tidak semua orang dapat menerima perkataan seperti apa yang kita harapkan. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik bagi orang lain. Begitupun dengan body shaming, mungkin mereka yang menerima body shaming bisa saja sakit hati atau tidak makan berhari-hari karena kata yang kita anggap hanya candaan saja. Bahkan, seseorang kerap kali dicap mudah baper (bawa perasaan) dan sensitif jika tersinggung oleh body shaming. Padahal, si body shamers (sebutan untuk orang yang melakukan body shaming) belum tentu tahu jika orang yang mereka komentari sudah sadar akan perubahan bentuk tubuhnya atau malah sedang berupaya keras demi perubahan tubuhnya. Itulah sebabnya, body shaming menandakan seseorang belum dewasa. Mulutmu harimaumu. Melakukan body shaming justru akan mencerminkan kelemahanmu sendiri. Orang lain akan tau bahwa kamu bukan pribadi yang dewasa dan memiliki tabiat buruk karena suka nyinyir. Makanya, stop mengomentari keburukan fisik orang lain, karena hal ini justru akan menjadi boomerang yang mencemari image-mu sendiri.

Terakhir, gak ada manusia yang sempurna. Inget ya! Kita semua diciptakan berbeda-beda wujud. Sebenarnya dengan menerima diri sendiri dan bersyukur, kita bisa terhindar dari body shaming. Dengan adanya rasa menerima diri sendiri, kita tidak akan terdorong untuk membicarakan penampilan seseorang. Dengan menerima diri sendiri bahwa tidak ada manusia yang sempurna, seseorang cenderung akan berhati-hati saat berbicara dengan orang lain serta menghargai keadaan mereka. Dengan adanya rasa syukur, kita tentu memiliki body image yang positif. Percayalah, seseorang yang bahagia dan bersyukur juga akan mendapatkan salah satu aspek cantik yang sesungguhnya yaitu inner beauty (cantik dalam). Jadi, yuk, mulai bersyukur dan stop body shaming!

Yap guys, tadi adalah beberapa alasan untuk kalian supaya gak melakukan body shaming. Ternyata setelah diliat-liat, dampaknya sangat fatal bahkan bisa mempengaruhi psikis seseorang. Ada baiknya kita untuk tidak mengukur kecantikan orang lain dari fisiknya ya, karena kita kan diciptakan berbeda-beda wujud, kita harus belajar menghargai dan menerima orang lain. Semua orang baik itu wanita atau pria memiliki keunikan yang beragam, mungkin ia manis, pintar, rajin dan lainnya! Jadilah salah satu orang yang bermanfaat untuk yang lain, mulailah untuk menghilangkan basa-basi yang udah mengarah kepada body shaming. Kita bisa ganti topik tersebut dengan menanyakan kabar, atau memuji prestasinya.

 

 

 

 

Sumber:

Ayo Kita Berhenti Untuk Melakukan Body Shaming Mulai Sekarang!

Caroline Wynne Surya