Psychoanalytics by Sigmund Freud

PSYCHOANALYSIS BY SIGMUND FREUD

Phoebe Aqillanissah/ 1901530341/ Wakil Kepala Departemen Badan Informasi Komunikasi HIMPSIKO 2017

 

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.

Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama, manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem energi. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.

Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Banyak pakar yang kemudian ikut memakai paradigma psikoanalisis untuk mengembangkan teori kepribadiannya, seperti : Carl Gustav Jung, Alfred Adler, serta tokoh-tokoh lain seperti Anna Freud, Karen Horney, Eric Fromm, dan Harry Stack Sullivan.

 

Teori Psikoanalisis Sigmun Freud

Sigmund Freud yang terkenal dengan Teori Psikoanalisis dilahirkan di Morovia, pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Gerald Corey dalam Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy menjelaskan bahwa Sigmund Freud adalah anak sulung dari keluarga Viena yang terdiri dari tiga laki-laki dan lima orang wanita. Dalam hidupnya ia ditempa oleh seorang ayah yang sangat otoriter dan dengan uang yang sangat terbatas, sehingga keluarganya terpaksa hidup berdesakan di sebuah aparterment yang sempit, namun demikian orang tuanya tetap berusaha untuk memberikan motivasi terhadap kapasitas intelektual yang tampak jelas dimiliki oleh anak-anaknya.

Awalnya Freud menggambarkan kepribadian manusia ibarat gunung es dengan bagian di atas permukaan laut sebagai wilayah kesadaran dan bagian yang berada di bawah permukaan laut sebagai wilayah ketidaksadaran. Di antara kedua wilayah itu terdapat wilayah prakesadaran. Model topologis itu kemudian diubah menjadi  model struktural. Freud menggambarkan struktur kepribadian sebagai relasi dinamis antara unsur-unsurnya. Pada struktur itu, kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur yaitu id, ego dan superego.

Id, ego dan superego adalah tiga bagian dari aparatus psikis didefinisikan dalam model struktur jiwa Sigmund Freud. Menurut model dari jiwa, id adalah himpunan tren insting tidak terkoordinasi, ego adalah bagian, terorganisir realistis, dan superego memainkan peran kritis dan moral. Menurut teori psikoanalisis Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego, dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.

 

Level of Mental Life:

– Unconscious: perilaku yang tidak disadari

– Preconscious: jembatan antara unconscious dan conscius

– Conscious: perilaku yang disadari

 

Defense Mechanism (Melindungi ego dari kecemasan)

  • Repression: Memaksakan perasaan mengancam masuk ke alam tidak sadar (lupa sesuatu peristiwa)
  • Reaction Formation: Sesuatu yang tidak kita suka hasilnya kebalikannya (benci jadi cinta, pencitraan)
  • Displacement: Melampiaskan kemaharan ke lain hal
  • Fixation: Bertahan/nyaman dengan tahap saat ini (putus asa untuk maju)
  • Regression: Kembali ke tahap sebelumnya (kekanak-kanakan), karena merasa perhatian dari seseorang berkurang
  • Projection: Menampakan perasaan negatif yang ada padanya ke orang lain (memutar balikan fakta)
  • Introjection: Hal positif orang lain, di akui/diambil ke dalam egonya ( mengakui lifestyle idola milik kita)
  • Sublimation: Merubah hal yang tidak disukai menjadi hal yang diterima oleh masyarakat ( berkelahi=atlit)

 

Tahap Perkembangan

  1. Fase Oral (0-1 tahun): Mengisap, menguyah, makan (menimbulkan kepuasan)
  2. Fase Anal (1-3 tahun): Pengalaman pertama tentang pengaturan impuls-impuls dari luar (menahan untuk buang air besar)
  3. Fase Phalic (3-5 tahun): Fokus terhadap perkembangan sexsual & fungsi alat kelamin
  4. Fase Latensi (5-awal Puberty): Rangsangan seksual ditahan demi proses belajar
  5. Fase Genital (Adulthood): Rangsangan terpusat pada alat kelamin

 

Referensi

 

Feist, J., J. Feist, G., & Roberts, T.-A. (2013). Theories of Personality. New York, NY: McGraw-Hill Education.