Analytical Psychology by Carl Gustav Jung
Analytical Psychology by Carl Gustav Jung
Mutiara Ramadhita/ 2001609316/ Aktivis Badan Informasi dan Komunikasi HIMPSIKO 2017
Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswil, suatu kota di kawasan Lake Constance di Canton Thurgau, Swiss. Ayahnya adalah seorang pendeta pada Gereja Reformasi Swiss. Jung belajar di Universitas Basel dalam ilmu kedokteran. Setelah mendapat gelar dokter, Ia menjadi assiten di Rumah Sakit Jiwa di Burgholze, Zurich, dan Klinik Psikiatri Zurich. Dia terus memperdalam ilmu psikologi dan bekerja sama dengan Eugen Bleuler, psikiater terkenal yang mengembangkan konsep skizofrenia. Pada tahun 1909, dia melepaskan pekerjaannya di Rumah Sakit Jiwa Burgholze, Zurich.
Carl Gustav Jung sangat terkesan oleh ide-ide Freud yang dibacanya dari buku yang berjudul Interpretation of dream. Pada tahun 1909 mereka mengadakan perjalanan bersama ke Universitas Clark di Worchester, Massachusetts. Mereka diundang untuk menyampaikan serangkaian ceramah pada perayaan 20 tahun berdirirnya universitas tersebut. Pada tahun 1910 dengan dukungan dari Freud, Carl Gustav Jung menjadi ketua Asosiasi Psikoanalitik Internasional.
Hubungan Carl Gustav Jung dengan Freud tiga tahun kemudian mulai dingin. Pada tahun 1913 mereka mengakhiri hubungan kerja sama dalam pekerjaan. Dalam tahun yang sama, Jung juga melepaskan jabatan lektor dalam psikiatri pada Universitas Zurich. Keeretakan hubungan mereka di picu oleh perbedaan yang sangat prinsip dalam hal kepribadian dan pandangan intelektualnya. Jung menolak panseksualisme dan metode psikoterapinya sendiri yang menjadi terkenal sebagai psikologi analitik.
Dalam memandang manusia, Jung menggabungkan pandangan teleology dan kasualitas. Dia memandang bahwa tingkah laku manusia itu ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu ras (kausalitas), tetapi juga oleh tujuan dan aspirasi individu (teleologi). Menurut Jung, masa lampau individu sebagai akualitas maupun masa depan individu sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku individu (orang).
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif dalam arti bahwa ia melihat kepribadian itu ke masa depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan restrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa lampau sang pribadi. Orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab. Jung menekankan pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia. Pandangan inilah yang membedakan Jung dengan Freud. Bagi Freud, dalam hidup ini hanya pada pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, dalam hidup ini ada perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah yang lebih sempurna serta kerinduan untuk lahir kembali.
Jung menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkap tentang asal ras dan evolusi kepribadian. Ia meneliti mitologi, agama, lambing, upacara kuno, adat istiadat, kepercayaan manusia primitive, mimpi, penglihatan, simtom orang neurotic, halusinasi dan delusi para penderita psikosis dalam mencari akar dan perkembangan kepribadian manusia.
Pada tahun 1944 Jurusan Psikologi Kedokteran pada Universitas Basel dibuka khusus untuk menghormati Jung. Beliau menjadi ketua di jurusan tersebut, namun karena kesehatannya terus memburuk beliau berhenti dari jabatan tersebut. Pada tahun 1961 Jung meninggal di Zurich dalam usia 85 tahun.
Sumber: http://m-belajar.blogspot.co.id/2014/06/teori-teori-psikologi-kepribadian-carl.html