Analisis Mimpi – Sigmund Freud
Analisis Mimpi “Sigmund Freud”
Visandra Bella – Adit Dwi A. Putra / Badan Pendidikan dan Kajian Keilmuan HIMPSIKO 2017
2001571651 – 2001550786
Menurut Sigmund Freud, bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari.
Freud mengungkapkan bahwa setiap mimpi itu bermakna, dan makna-makna tersebut dapat digali melalui analisis. Terdapat dua bagian dalam mimpi, yakni manifest content dan latent content. Manifest content dari mimpi adalah gambaran-gambaran dalam mimpi yang dapat dilihat secara gamblang. Sedangkan latent content dari mimpi adalah keinginan dan pikiran yang tersembunyi dan tidak disadari. Namun, justru berisi konflik yang menjadi penyebab munculnya mimpi tersebut.
Freud menyatakan bahwa mimpi adalah sebuah saluran pengaman bagi emosi manusia, dimana emosi atau perasaan-perasaan yang ditekan selama terjaga dapat dikeluarkan secara sehat lewat mimpi. Mimpi yang oleh banyak peneliti disebut sebagai sleep mentation, mempunyai hubungan erat dengan emosi. Dikatakan bahwa kualitas mimpi dipengaruhi oleh keadaan emosi sebelum tidur. Seseorang yang sedang cemas, sering kali mengalami mimpi yang menyeramkan hingga mengganggu proses tidur. Mimpi Freud menjelaskan proses bermimpi dan ia mengatakan bahwa proses memiliki empat unsur, yang adalah sebagai berikut:
- Kondensasi: Banyak ide-ide dan materi datang dalam satu mimpi dan sebagai akibatnya mereka bisa diringkas menjadi satu gambar.
- Perpindahan: Di sini mimpi tidak lagi memiliki kemiripan dengan pusat pikiran mimpi, dan mimpi hanya memproduksi bentuk terdistorsi dari harapan mimpi.
- Simbolisasi: Di sini ide-ide direpresi dalam mimpi yang disensor dan mewakili sebagai objek yang melambangkan pikiran bawah sadar dari mimpi.
Contoh : kotak, lemari,oven, laci dan barang-barang container mewakili rahim
- Sekunder Revision: Ini adalah tahap terakhir dari proses bermimpi dan semua aneh aneh dan peristiwa-peristiwa dalam mimpi yang tersusun kembali sehingga mereka tampak masuk akal dan dengan demikian memberikan arti mimpi terbuka.
Lalu terdapat hakikat dari mimpi, ialah sebentuk pemenuhan keinginan terlarang semata, yang dikatakan oleh Freud (dalam Calvin S. Hal&Gardner Lindzacy 1998) dengan mimpi seseorang secara tidak sadar berusaha memenuhi hasrat dan menghilangkan ketegangan dengan menciptakan gambaran mengenai tujuan yang diinginkan, karena di alam nyata sulit untuk bisa mengungkapkan kekesalanm keresahan, kemarahan, dendam dan sejenisnya terhadap objek-objek yang menjadi sumber rasa marah, maka muncullah dalam bentuk mimpi.
Kemudian melalui penjelasan secara teori di atas dengan adanya analisis mimpi atau tafsir mimpi, Freud pun menjalankan metode tafsir mimpi melalui psikoanalisisnya. Melalui cerita – cerita mimpi dari pasiennya dengan segala gagasan dan gangguan yang disampaikan cerita ini bisa didaptkan melalui analisis asosiasi bebas. Lalu Freud melihat dari kejelasan pasien yang bercerita mengenai mimpi mereka merupakan Symptom lebih lanjut. Dan perlu diketahui bagi Freud mimpi yang diderita oleh pasien yang neurotik tidak bisa dianggap sama dengan mimpi orang sehat pada lainnya.
REFERENSI
Herlin, P. (2008). Mimpi, Alam Bawah Sadar, dan Agen-Agen Psikis. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127142-RB09P440m-Mimpi%20tokoh-Literatur.pdf
Ilham. (2016, August 16). Retrieved from Kuliah Psikologi: http://www.kuliahpsikologi.com/psikologi-dasar/tidur-dan-mimpi-menurut-sigmund-freud/
Muhammad. (n.d.). Teori Mimpi dalam Perspektif Psikologi Islam dan Sigmund Freud.
http://www.academia.edu/8961331/teori_mimpi_dalam_perspektif_psikologi_islam_dan_sigmund_freud. Diunduh 15-03-2017
Zainuddin, M. (2015). Biografi Sigmund Freud. http://digilib.uinsby.ac.id/2808/6/Bab%203.pdf
diunduh 15-03-2017
https://intanpsikologi.wordpress.com/2009/12/10/analisis-mimpi-sigmund-freud/
https://9h13.wordpress.com/2009/12/04/apakah-arti-mimpi-sigmund-freud/