HEDONISME
Definisi
Hedonisme berasal dari bahasa Yunani hedone yang artinya kesenangan atau pleasure dan kata isme paham, nilai, pandangan atau tindakan yang dianut. Jadi dapat dikatakan bahwa hedonism adalah nilai yang dimiliki individu sehingga perilakunya dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai kesenangan dan menghindari kesakitan ( Bentham dikutip dalam Allport)
Karakteristik Hedonisme
- Hedonisme Egoistis
Yaitu hedonisme yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan semaksimal mungkin.
- Hedonisme Universal
Yaitu suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme = kesenangan maksimal bagi semua, bagi banyak orang.
Indikator Gaya Hidup Hedonisme: Tidak sekedar aktivitas
Dari mana kita tahu bahwa seseorang pasti menganut gaya hidup hedonisme? Kita gak boleh nge-judge loh teman-teman. Nah, kalo gitu kita perlu tahu indikator apa saja yang dapat menjelaskan konsep utuh hedonisme itu. Ilmu psikologi itu mempelajari perilaku dan proses mental manusia dan harus dapat menjelaskannya secara ilmiah makanya semua perilaku harus ada dasar teorinya. Untuk menjelaskan hedonisme juga perlu teori dasar gaya hidup tersebut.
Teori dasar hedonisme digunakan oleh Kotler dan Amstrong (2008) untuk menyusun skala indikator gaya hidup hedonisme berdasarkan aspek-aspek dan karakteristik-karakteristik hedonism. Indikator perilaku untuk menjelaskan gaya hidup hedonisme terdiri dari 3 dimensi, yakni aktivitas, minat dan kepentingan serta pendapat.
Jadi, seseorang dikatakan menganut gaya hidup hedonisme ketika mereka melakukan aktivitas fisik berupa mengejar modernitas dan menghabiskan banyak uang dan waktu yang dimiliki (aktivitas), memenuhi banyak keinginan dan objek apa saja yang dianggap menarik misalnya objek yang menekankan unsur kesenangan hidup seperti fashion, makanan, barang mewah, tempat nongkrong(minat), serta memberi jawaban atau memberi respon positif terhadap kenikmatan hidup (pendapat)
Terjadinya Hedonisme
Hedonisme terjadi karena adanya perubahan perilaku pada masyarakat yang hanya menghendaki kesenangan. Perilaku tersebut lama kelamaan mengakar dalam kehidupan masyarakat termasuk para remaja yang pada akhirnya menjadi seperti sebuah budaya bagi mereka tingkat pengetahuan dan pendidikan juga sangat berpengaruh pada pembentukan sikap mental para remaja. Tapi sayangnya kadang semua hal itu terkalahkan dengan rendahnya cara berfikir mereka dalam menyikapi berbagai persoalan.
Dua faktor yang menjadi akar terjadinya Hedonisme:
- Faktor eksternal: kebutuhan secara materi. Contoh: transportasi berlebihan seperti mobil mewah atau motor mewah.
- Faktor internal: lemahnya agama.
Akibat Dari Hedonisme
- Individualisme
- Matrealistis
- Pemalas
- Pergaulan bebas
- Konsumtif
- Mentalitas instan (kurang mempunyai kesadaran dalam menggunakan waktu dan pergaulan)
- Boros
- Kriminalitas
- Egois
- Tidak bertanggung jawab
- Suka berfoya-foya
- Korupsi (memperkaya diri sendiri)
- Tidak disiplin
- Merasa sok kaya
- Merasa sok gaul
- Plagiat (meniru gaya orang lain)
- Diskriminasi (merasa dirinya lebih tinggi)
Mengatasi Hedonisme
- Preventif
- Bersikap terbuka terhadap orang lain.
- Berhemat, membuat anggran pengeluaran untuk membeli kebutuhan yang memang di perlukan.
- Memotivasi diri tinggi, belajar menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu.
- Taat beribadah, mempertebal keimanan dengan cara rajin beribadah, pandai bergaul dan memilih teman.
- Selektif dalam memilih bergaul.
- Menabung dan menagarial keungan sesuai dengan kebutuhan.
- Mentaati hukum-hukum negara dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
- Lebih menghargai orang lain, mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.
- Berani dalam mengambil risiko. Tidak membeda-bedakan masalah-masalah yang di hadapi.
- Mampu memahami tentang arti dari modern, jangan terlalu memaksakan diri mengikuti trend yang sedang marak.
- Menyeleksi kebutuhan, jangan terlalu berambisi untuk menjadi orang yang lebih fashionable, supaya ingin di perhatikan oleh orang lain.
- Jangan merasa diri lebih sempurna.
- Menjadi manusia yang lebih produktif.
- Menghargai karya orang lain dengan tidak meniru atau menjiplak tanpa seijin orangnya.
- Mampu mengahargai perbedaan.
- Terus berinovasi, menciptakan hal-hal yang baru.
- Memikirkan resiko yang akan terjadi sebelumnya, dengan melakukan penuh pertimbangan.
- Represif
Dengan menggunakan teori sosiologi yaitu tindakan terorganisir (kesadaran) dan tindakan tidak terorganisir ( refleks ). Menyadari bahwa ketika teman kita terjangkit “virus” hedonisme arahkan lah ia kedalam sebuah situasi yang membuat ia nyaman baik secara jasmani maupun rohani, baik direncanakan maupun tidak. Sehingga hadir rasa nyaman dalam dirinya dan menjadi suatu hal yang biasa dan pada akhirnya dia terbebas dari hedonisme.