SASTRA INDONESIA

Sastra sudah ada sejak zaman dahulu. Saat itu, sastra lama diberi nama yaitu sastra klasik. Sastra klasik masih terikat dengan kebudayaan adat-istiadat di Indonesia, juga masih menggunakan bahasa yang baku. Dongeng, hikayat, syair, puisi lama, pantun, juga gurindam merupakan beberapa contoh karya http://www.lintasnews.com/9687/mengulas-tentang-sastra/                                                                 sastra lama (klasik).

Seiring berkembangnya zaman juga seiringnya bertumbuhnya negara Indonesia yang beraneka ragam, maka sastra klasik itu berkembang juga hingga kini, yang saat ini diberi nama dengan sastra modern. Sastra modern sudah tidak begitu terikat dengan budaya adat-istiadat, serta sudah mulai menggunakan dengan bahasa yang lebih fleksibel atau mudah dimengerti. Karya sastra modern dapat berupa, novel, cerpen, drama, puisi baru, dan roman. Dilihat dari perbedaan sastra lama dan sastra modern maka dapat disimpulkan bahwa sastra dapat memberikan manfaat yang bernilai baik bagi para pembacanya. Manfaat sastra itu, yakni ; sastra dapat menunjukkan kebenaran hidup, dapat memberikan hiburan yang bermakna, melampaui batas zaman, memiliki tata cara berbahasa yang santun, serta menjadikan manusia dapat berbudaya Indonesia. Melalui sastra, para pembaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia, seperti keterampilan reseptif (mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (menulis dan berbicara).

 

 

Sastra Indonesia ternyata memiliki urutan waktu (periodisasi) yang terdiri dari beberapa angkatan berdasarkan hasil dan tahun pembuatan karyanya serta pengarangnya, yaitu :

  • Angkatan Pujangga Lama,

Contoh : Gurindam dua belas, Hikayat Aceh, Syair Bidasari

  • Angkatan Sastra Melayu Lama

Contoh : Nyai Dasima (G. Francis)

  • Angkatan Balai Pustaka

Contoh : Roman Siti Nurbaya, Novel Sengsara membawa nikmat, Novel Apa dayaku karena ku seorang perempuan

  • Angkatan Pujangga Baru

Contoh : Drama Manusia baru (Sanusi Pane), Tenggelamnya kapal van der wijck (Buya Hamka), Puisi Nyanyi Sunyi (Amir Hamzah)

  • Angkatann 1945

Contoh : Drama Sedih dan gembira (Mochtar Lubis), Puisi Deru campur debu (Chairil Anwar), Novel Atheis (Achdiat Kartamiharja)

  • Angkatan 1950 – 1960an

Contoh : Gadis pantai (Pramoedya Ananta Toer, 1965), Dua dunia (Nh. Dini, 1950), Tak ada esok (Mochtar Lubis, 1950)

  • Angkatan 1966 – 1970an

Contoh : Kenalkan (Taufik Ismail), Tergantung pada angin (Abdul Hadi WM, 1977), Mata pisau (Sapardi Djoko Damono, 1974)

  • Angkatan 1980 – 1990an

Contoh : Ladang hijau (Ahmadun Yosi Herfanda, 1980), Lupus ABG – 11 novel (Hilman Hariwijaya, 1995-2005), Segitiga lepas kaki (Gustaf Rizal, 1991)

  • Angkatan Reformasi

Contoh : Di luar kota (Acep Zamzam Noer), Opera Kecoa (N. Rianto), Resonansi Indonesia (Ahmadun Yosi Herfanda)

 

 

  • Angkatan 2000an

Contoh : Larung (Ayu Utami, 2001), Sang Pemimpi (Andrea Hirata), Puisi Lukisan jiwa (Tosa, 2009)

Demikian artikel yang saya buat tentang Sastra Indonesia. Terima kasih.

REFERENSI

http://siipulcinoo.blogspot.co.id/

MODUL Bahasa Indonesia for Primary I oleh : Rina Patriana Chairiyani, S.S., M.Pd

Jesica Anastasia