DAGING ANALOG
Muhammad Omida Affif
2001559684
Pernahkah anda mendengar atau mengetahui tentang daging analog ? daging analog, disebut juga daging alternatif, pengganti daging, adalah daging tiruan yang mendekati kualitas estetika tertentu seperti tekstur, rasa, dan penampilan dari daging sungguhan. Daging analog ini cukup terkenal di kalangan masyarakat umum khususnya masyarakat yang menekuni gaya hidup sebagai vegetarian. Harga daging sapi yang terus melambung membuat masyarakat harus berpikir kreatif untuk menemukan alternatif lauk pauk. Salah satunya dengan melakukan subtitusi bahan baku makanan yang setara dengan kandungan nutrisi daging sapi. Salah satu pemanfaatan sumber protein nabati yang sedang berkembang adalah pembuatan texturized vegetable protein (TVP). TVP adalah salah satu produk meat analog yang dibuat dengan memodifikasi protein nabati sehingga teksturnya menyerupai daging. Kebanyakan pembuatan daging analog mengambil protein dari sumber dasar kacang kedelai, gluten, atau kacang-kacang yang lainnya.
Perkembangan produk daging tiruan cukuplah pesat di pasaran internasional. Kelebihan yang didapat dari daging tiruan adalah harganya yang relatif lebih murah dan ketersediaannya terjamin, serta memberikan keuntungan gizi. Pasar daging analog sangat populer mencakup vegetarian, vegan, masyarakat umum yang ingin mengurangi konsumsi daging hewani dengan alasan kesehatan atau etika, dan orang-orang mengikuti hukum diet agama dalam agama Hindu, Yahudi, Islam, dan Budhisme. Perkembangan Penggunaan daging analog Tidak hanya ibu rumah tangga, teknologi tersebut ternyata juga banyak diterapkan pihak industri untuk menyiasati mahalnya harga daging. Mereka mencari alternatif dengan menggunakan sumber protein nabati untuk mengganti sebagian atau seluruh protein daging.
Asupan protein kedelai atau tepung kedelai dan gluten biasanya digunakan sebagai fondasi untuk kebanyakan analog daging yang tersedia di pasaran. Isolat protein kedelai adalah bentuk protein kedelai yang sangat murni dengan kadar protein minimal 90%. Proses penggalian protein dari kedelai dimulai dengan dehulling, atau dekortikasi, dari biji. Benih kemudian diolah dengan pelarut seperti heksana untuk mengekstrak minyak dari mereka. Makanan kedelai bebas minyak kemudian ditangguhkan dalam air dan diolah dengan alkali untuk melarutkan protein sambil meninggalkan karbohidrat. Larutan alkali kemudian diolah dengan zat asam untuk mengendapkan protein, sebelum dicuci dan dikeringkan. Penghapusan lemak dan karbohidrat, menghasilkan produk yang memiliki rasa yang relatif netral. Protein kedelai juga dianggap sebagai “protein lengkap” karena mengandung semua asam amino esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia yang tepat. Karena alasan pertumbuhan populasi manusia, semakin banyak membutuhkan sumber ketersediaan makanan terutama nutrisi protein untuk masa yang akan datang tidak dapat hanya dengan mengandalkan dari sumber hewani seperti sapi dan ayam. Perternakan hewan memerlukan lahan yang cukup, perkembangan yang memakan waktu, dapat mencemari lingkungan, serta memerlukan biaya yang tinggi. Diharapkan kedepannya penelitian dan pengembangan daging analog terus berkembang sehingga masyarakat semakin mengandalkan daging tiruan dan dapat mengatasi kelangkaan ketersediaan pangan.
Sumber :
https://news.okezone.com/read/2013/08/06/372/848006/daging-tiruan-yang-sehat-murah-dari-kacang-komak