Daging tapi rendah kalori, emang ada?

Daging tapi rendah kalori, emang ada?

Alivia Syafa Izzati1, Aurelia Giselle Prakasa1, Erastus1, Stella1

1 Food Technology Department, Faculty of Engineering, Bina Nusantara University, Jakarta 11480, Indonesia

Alivia Syafa Izzati – 2702327293

Aurelia Giselle Prakasa – 2702275895

Erastus – 2602122651

Stella – 2702313331

Mau makan daging, tapi tinggi kalori? Di zaman modern ini semua hal pasti ada solusinya dong! Salah satu upaya untuk mengurangi pengonsumsian daging demi kesehatan adalah dengan mengonsumsi Plant-based Meat. Ya, daging yang terbuat dari bahan-bahan nabati! Penasaran kan? kalau gitu ayo kita bahas.

PENDAHULUAN

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang di seluruh dunia yang memilih untuk menjadi vegetarian. Vegetarian adalah istilah yang merujuk pada mereka yang hanya mengonsumsi produk-produk berbasis tumbuhan atau nabati dan tidak memakan daging, unggas, maupun hewan laut. Perubahan pola makan ini disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan hewan. Dengan semakin tingginya kesadaran akan manfaat pola makan nabati, banyak orang beralih ke gaya hidup vegetarian. Pola makan ini menekankan konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, yang dianggap lebih sehat dan berkelanjutan bagi planet ini serta kesejahteraan manusia (Sukmawati et al., 2021).

Dengan meningkatnya jumlah vegetarian, banyak pihak berusaha menemukan alternatif daging asli dengan daging berbasis tumbuhan. Tujuannya adalah agar vegetarian dapat menikmati sensasi makan daging tanpa melanggar keyakinan atau gaya hidup mereka. Makanan berbasis tumbuhan ini sepenuhnya terbuat dari bahan nabati tanpa tambahan daging. Beberapa bahan umum yang digunakan dalam pembuatan daging berbasis tumbuhan seperti kacang kedelai, beras, gandum, oat, kacang polong, dan lentil (Yu, Liyuan, & Zhang, 2023).

Gambar 1. Plant Based Meat

Plant-based meat memiliki karakteristik daging konvensional yang meliputi tekstur seperti serat daging dan kandungan air. Beberapa contoh kategori yang termasuk ke dalam plant-based meat adalah produk tipe emulsi, produk tipe daging berserat, dan produk bentukan daging lumat. Kebanyakan plant-based meat terbuat dari kedelai atau gluten gandum, bersama dengan pati dan bahan tambahan untuk menambah rasa, warna, dan tekstur (Zhang, et al., 2021). Beberapa turunan kedelai yang digunakan adalah isolat protein kedelai (protein 85-90%), konsentrat protein kedelai (protein 65-70%), dan tepung kedelai tanpa lemak (protein 50-55%). Pati yang digunakan biasanya adalah pati jagung. Pati di sini berfungi sebagai agen pengikat. Penggunaan pati dibatasi hingga maksimal 10% untuk mencegah gangguan pada struktur serat. Pati jagung dipilih karena tidak memiliki aroma dan rasa yang kuat, serta memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyerap air dan membantu meningkatkan kohesi antar protein (Riyanto, Syafitri, Santoso, & Yasmin, 2022).

Terdapat beberapa teknik yang dilakukan dalam pembuatan plant-based meat, contohnya seperti teknik kompresi, yang merupakan salah satu metode paling efisien dan ramah lingkungan untuk memproses protein nabati berbasis tanaman sebagai pengganti daging. Namun, metode ini belum berhasil mencapai tekstur daging yang sangat teratur dan kapasitas peningkatan air yang baik, sehingga tidak sepenuhnya dapat mereplikasi pengalaman mengonsumsi daging asli. Selanjutnya, terdapat beberapa teknik baru seperti pemrosesan bertekanan tinggi, ultrasound, microwave, pemanasan ohmik, dan iradiasi yang memberikan peluang untuk memperoleh komponen yang lebih beragam, kualitas yang lebih baik, dan atribut nutrisi yang lebih tinggi untuk pengganti protein nabati (Yu, Liyuan, & Zhang, 2023).

Pola hidup yang sehat maupun tidak memiliki dampak pada tubuh kita. Daging seperti daging sapi, domba, dan babi mengandung kolesterol serta kadar lemak jenuh yang tinggi, sehingga hal ini meningkatkan resiko penyakit jantung kronis, kanker, diabetes, dan obesitas. Mengonsumsi makanan nabati atau melakukan diet vegetarian dan vegan tidak selalu berdampak baik pada tubuh, terdapat beberapa kekurangan yang dapat beresiko pada kesehatan tubuh seperti, stroke hemoragik, patah tulang, dan kekurangan beberapa vitamin serta mineral yang dapat berdampak pada anak-anak hingga wanita hamil dan menyusui. Vitamin B12 merupakan salah satu contoh vitamin penting yang didapatkan dari hewan darat dari mengonsumsi rumput, vitamin ini terkandung dalam susu, daging, dan telur yang tidak akan didapatkan hanya dari mengonsumsi makanan nabati (Wang et al., 2023).

Tentu saja mengonsumsi makanan nabati juga memiliki manfaat yang tidak kalah krusial dari mengonsumsi makanan hewani. Pemeliharaan berat badan, pencegahan penyakit, dan penghematan dana merupakan manfaat dari mengonsumsi makanan nabati.  Vegetarian memiliki tingkat kolesterol plasma yang lebih rendah akibat makanan nabati yang dikonsumsi melalui proses yang singkat. Umumnya vegetarian menghindari untuk mengonsumsi daging dan adapun vegan yang menghindari susu, mentega, hingga produk hewani lainnya. Mengonsumsi makanan nabati dapat terhindar dari peningkatan resiko penyakit jantung, diabetes, kanker, hingga obesitas (Ndouk & Efendi, 2023).

Target pemasaran plant-based meat tidak hanya tertuju pada vegetarian dan vegan, tetapi juga mencakup Masyarakat umum yang mengonsumsi daging. Plant-based meat dirancang agar karakteristik sensorinya, seperti warna, rasa, tekstur, bentuk, dan aroma dibuat semirip mungkin dengan daging asli. Plant-based meat dibuat dengan tujuan untuk menyediakan alternatif daging yang semua bahannya berasal dari tumbuhan, namun tetap berkualitas, bersih, dan lezat.

KESIMPULAN

Dalam era teknologi pangan yang inovatif, plant-based meat hadir sebagai solusi revolusioner yang menjawab kebutuhan akan alternatif daging yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Dengan kemampuan untuk meniru, tekstur, rasa, dan aroma daging konvensional, produk ini tidak hanya memenuhi selera konsumen, tetapi juga menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan. Pengembangan teknik produksi yang semakin canggih terus memperbaiki kualitas dan nilai nutrisi plant-based meat, menjadikan produk ini pilihan yang menarik dan berkelanjutan. Dengan demikian, plant-based meat bukan hanya sekedar sebuah produk pangan yang sedang tren, melainkan sebuah langkah maju yang substansial dalam memenuhi tuntunan pangan masa depan yang lebih sehat dan inklusif. Apakah plant-based meat akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari makanan masa depan kita? Bagaimana pandangan Anda tentang peran dan masa depan plant-based meat dalam menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan?

Referensi:

Ndouk, T. A., & Efendi, M. N. (2023). Pengolahan Meat Analogue Berbahan Plant-Based Pengganti Ayam. Jurnal Pariwisata Dan Bisnis, 02(4), 1087–1095. https://paris.ipb-intl.ac.id/index.php/paris/article/download/407/315

Riyanto, B., Syafitri, U. D., Santoso, J., & Yasmin, E. F. (2022). Karakteristik daging tiruan (Meat Analog) dengan optimasi formulasi substitusi rumput laut menggunakan mixture design. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 25(2), 268-280. doi:https://doi.org/10.17844/jphpi.v25i2.39942

Sukmawati, A., Laras, S., Y., Wahyuni, Putri, V., Studi, P., Gizi, I., Kesehatan, I.-I., Unggul, E., Barat, J., Program, S., Pendidikan, P., Dietisien, I.-I., Kesehatan, E., Unggul, J., Barat, Kunci, K., Kolesterol, K., Energi, A., & Makro, G. (2021). Nomor 1, Halaman 60-72. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16, 60. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/viewFile/7100/pdf

Wang, T., Masedunskas, A., Willett, W. C., & Fontana, L. (2023). Vegetarian and vegan diets: benefits and drawbacks. European Heart Journal, 44(36), 3423–3439.

Yu, J., L. W., & Zhang, Z. (2023). Plant-based meat proteins: Processing, nutrition composition, and future prospects. Foods, 12-15. doi:https://doi.org/10.3390/foods12224180