Wine dari Buah Tropis

Wine dari Buah Tropis

Oleh: 

2502036155 – Ade Maya Anjani

2602092352 – Cherishe Dominique Cahya Suwarna

2602145812 – Chintya Felinda Wijaya

2602190343 – Athira Zahira Rodjudin

Wine seringkali identik dengan anggur, tapi minuman beralkohol yang diminati banyak orang sering dibuat oleh buah-buah lainnya, seperti buah tropis. Tropical fruit wine atau wine buah tropis adalah minuman beralkohol yang terbuat dari hasil fermentasi buah tropis seperti pisang (Akubor, 2003), nangka (Panda et al., 2016), dan jambu (Chakraborty et al., 2014). Kandungan setiap wine buah tropis akan tergantung bahan bakunya, tetapi semua wine buah tropis mengandung kadar alkohol yang cenderung lebih rendah dibandingkan wine anggur dan memiliki pH yang rendah (Chakraborty et al., 2014). Wine buah tropis juga kaya akan flavonoid dan senyawa-senyawa fenol lainnya yang bekerja sebagai antioksidan di dalam tubuh kita (Saranraj & Ray, 2019).

Aromas of tropical fruits in wine - Italianowine

Perbedaan yang dimiliki oleh wine buah tropis dengan wine buah anggur yaitu, pada pembuatan wine buah tropis jenis buah yang pada dasarnya digunakan itu seperti buah apel malang, belimbing, serta nanas. Buah tropis dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Konsentrasi yang dipakai dalam proses pembuatan wine ini dengan perbandingan 2:3:3, organoleptic yang dihasilkan dari perbandingan selurus atribut menunjukkan hasil yang bagus, wine dengan buah tropis memiliki kadar alkohol dengan kadar berkisar 9,87-10,32%, serta tidak ada kandungan mikroorganisme Pediococcus serta Lactobacillus yang dapat merusak wine tersebut. Sedangkan pada wine buah anggur dengan menggunakan buah anggur merah dengan kulit yang tetap digunakan dengan dilakukannya fermentasi gula yang terdapat pada buah anggur setelah itu akan diganti menjadi alkohol sehingga mendapatkan warna wine yang gelap, proses fermentasi yang dilakukan dengan menggunakan suhu yang tinggi (23,9-26,7ºC),  sehingga dapat membuat tanin serta pigmen yang dimiliki oleh kulit anggur dapat keluar, proses fermentasi memakan waktu 3-5 hari. Pada wine dengan buah anggur memiliki kadar alkohol hingga 18%. Mikroorganisme yang dimiliki pada wine anggur yaitu Saccharomyces cerevisiae serta Saccharomyces carlsbergensis (Hawusiwa et al., 2015; Nimpuno, 2017; Pawignya et al., 2010).

Wine yang dibuat dari buah-buahan tropis seperti nanas, belimbing, apel, dan markisa memiliki sejumlah manfaat. Tropical fruit wine dapat memberikan pengalaman rasa dan aroma yang unik bagi penikmat wine yang ingin mencoba sesuatu yang baru. Selain itu, kandungan alkohol yang terdapat pada wine dari buah tropis relatif lebih rendah dari winewine yang dijual di pasaran, dimana pada wine dari buah anggur memiliki kandungan alkohol sekitar 12% dan wine dari buah tropis memiliki kandungan alkohol sekitar 10% (Sudjatha & Wisaniyasa, 2017), yang menjadikan tropical fruit wine menjadi pilihan yang lebih sehat bagi orang yang ingin menikmati wine. Terakhir,  buah-buahan tropis memiliki kandungan antioksidan sehingga dapat mengurangi resiko penyakit jantung seperti jantung koroner atau stroke (Saranraj et al., 2017).

Wine umum diketahui sebagai minuman beralkohol yang identik dengan anggur. Namun wine dengan kandungan buah tropis seperti nanas, apel, belimbing, dll lebih diminati oleh beberapa orang untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena wine dengan kandungan buah tropis memiliki manfaat bagi tubuh manusia seperti berperan menjadi antioksidan. Wine buah tropis membuat kebanyakan orang mengalami rasa dan aroma yang berbeda-beda berdasarkan jenis dari buah tropis yang dipakai dalam pembuatan wine tersebut. Selain itu, kadar alkohol yang dimiliki oleh wine dari buah tropis lebih rendah dibandingkan wine dari buah anggur sehingga warna yang dimunculkan oleh wine buah tropis tidak sepekat wine buah anggur.

REFERENSI

Akubor, P. I. (2003). Production and quality evaluation of banana wine. Plant Foods for Human Nutrition, 58(1), 1–6. https://doi.org/10.1023/a:1024063105507

Chakraborty, K., Saha, J., Raychaudhuri, U., & Chakraborty, R. (2014). Tropical fruit wines: A mini review. Natural Products: An Indian Journal, 10(7), 219–228.

Hawusiwa, E. S., Wardani, A. K., & Ningtyas, D. W. (2015). Pengaruh konsentrasi pasta singkong (Manihot esculenta) dan lama fermentasi pada proses pembuatan minuman wine singkong. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(1), 147–155. https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/119/143

Nimpuno, D. (2017). Ayo membuat masakan & kue dari bahan halal. Gramedia Pustaka Utama.

Panda, S. K., Behera, S. K., Sahu, U. C., Ray, R. C., Kayitesi, E., & Mulaba-Bafubiandi, A. F. (2016). Bioprocessing of jackfruit (Artocarpus heterophyllus L.) pulp into wine: Technology, proximate composition and sensory evaluation. African Journal of Science, Technology, Innovation and Development, 8(1), 27–32. https://doi.org/10.1080/20421338.2015.1128042

Pawignya, H., Widayati, T. W., Putra, D., & Akbar, P. (2010). Tinjauan kinetika pembuatan rose wine. Pengembangan Teknologi Kimia Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, 1–8.

Saranraj, P., & Ray, R. C. (2019). Tropical fruit wines: Health aspects. International Journal of Microbiological Research, 10(3), 94–110. https://doi.org/10.5829/idosi.ijmr.2019.94.110

Saranraj, P., Sivasakthivelan, P., & Naveen, M. (2017). Fermentation of fruit wine and its quality analysis: A review. Australian Journal of Science and Technology, 1(2), 85–97.

Sudjatha, W., & Wisaniyasa, N. W. (2017). Teknologi fermentasi hasil-hasil pertanian (teknologi fermentasi wine, sake, brem bali dan vinegar). Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana.