MITOS VS FAKTA Telur Bisa Buat Bisulan?

MITOS VS FAKTA Telur Bisa Buat Bisulan?

Brian Edbert – 2501976812

Joan Evita – 2502032945

Source: CNN INDONESIA

Telur merupakan salah satu sumber protein dan sumber kalori yang baik bagi tubuh. Telur mengandung berbagai macam vitamin yang baik bagi tubuh seperti vitamin A, B, D, dan E. Selain itu, telur juga mengandung folat, asam lemak omega-3, fosfor, selenium, lutein, zat besi, zinc, dan kalsium. Berbagai kandungan nutrisi tersebut menjadikan telur berfungsi untuk menjaga kesehatan mata dan otak, mengoptimalkan kesehatan tulang, mampu membantu mengontrol berat badan, serta menjaga kesehatan dan fungsi jantung (Réhault-Godbert et al., 2019). Namun, sayangnya, masih banyak orang yang tidak mau mengkonsumsi telur karena dianggap dapat menyebabkan penyakit bisul.

Di balik banyaknya manfaat dari telur, terdapat mitos yang beredar di masyarakat bahwa terlalu banyak mengkonsumsi telur dapat menyebabkan bisul. Hal ini yang menjadi penyebab masyarakat membatasi konsumsi telur. Pendapat bahwa telur dapat menyebabkan bisul hanyalah mitos. Nyatanya, memakan telur yang berlebihan tidaklah menjadi faktor utama dalam munculnya bisul pada kulit. Namun, faktor utama yang membuat bisul pada kulit adalah bakteri Staphylococcus aureus yang membuat infeksi pada kulit sehingga bisul dapat muncul. S. aureus merupakan bakteri yang tersebar dimana-mana baik di udara, air, peralatan makan, maupun tubuh manusia. Menurut SNI 01-6366-200, telur yang aman dikonsumsi apabila kandungan bakteri S. aureus dibawah 1 x 102 CFU/gram (Rikamalia et al., 2018). Namun apabila terjadinya infeksi pada kulit setelah mengkonsumsi telur, maka hal ini disebabkan oleh konsumen yang memiliki alergi pada telur sehingga terjadinya infeksi pada kulit yang diindikasikan oleh adanya bintik-bintik merah bernanah yang muncul pada kulit. Bisulan yang terjadi pada telur dapat dihindari dengan cara memilih kualitas telur yang bagus dan cara mengolah telur yang aman sehingga mengurangi adanya pertumbuhan bakteri S. aureus yang merupakan faktor utama dari timbulnya bisul (Kamal et al., 2019).

Telur memang bukanlah penyebab bisul, namun beberapa orang dapat mengalami alergi telur sehingga memiliki efek gatal pada kulit, munculnya bentol, serta ruam. Saat reaksi alergi tersebut muncul, akan menyebabkan gatal sehingga digaruk. Kulit yang digaruk secara berlebihan dapat terluka dan terjadi infeksi, sehingga bisul muncul pada kulit. Jadi, kesimpulannya, telur bukan penyebab bisul dan aman untuk dikonsumsi oleh tubuh. Sementara itu, pada orang yang memiliki alergi terhadap telur, disarankan untuk membatasi konsumsi telur jika sering terjadi keluhan (Mathew & Pfleghaar, 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Kamal, S. E., Megawati, M., Lau, S. H. A., Hasyim, M. F., Murniati, M., Roosevelt, A., Kadang, Y., AR, N. I., & Patandung, G. (2019). Uji Efek Antimikroba Infusa Daun Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 5(2), 145–148.

Mathew, P. & Pfleghaar, J.L. (2020). Egg Allergy. StatPearls Publishing.

Réhault-Godbert, S., Guyot, N., & Nys, Y. (2019). The Golden Egg: Nutritional Value, Bioactivities, and Emerging Benefits for Human Health. Nutrients. 11(3), 684.

Rikamalia, Rastina, & Ismail. (2018). Total Staphylococcus aureus pada Telur Ayam Ras yang Dijual di Swalayan Kecamatan Syiah Kuala. JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER, 2(3), 388–395.