Minyak Kelapa Alternatif Minyak Kelapa Sawit (Minyak Goreng)

Oleh: Aisyah Awanda Prameswari (2440101231), Bess Tambunan (2440050880), Darren Jeremiah (2440038944), Eileen Purnama (2301927323), Gabby Linggo (2440055723), Michelle Ifanka (2440018173), Vionny (2440051920)

Latar Belakang

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) telah memastikan bahwa tidak adanya kekurangan Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku pada produk minyak goreng. Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, menjelaskan bahwa produksi CPO pada 2021 sebanyak 56 juta metrik ton yang digunakan sebagai kebutuhan pangan, oleokimia dan biodiesel sebanyak 18,4 juta dan sisanya akan diekspor sebanyak 34,2 juta. Namun untuk kebutuhan CPO dalam pembuatan minyak goreng di dalam negeri sendiri sebanyak 8,9 juta metrik ton yang artinya dapat dipastikan bahwa tidak adanya kekurangan bahan baku.

Menurut Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, kelangkaan minyak goreng terjadi karena adanya penyesuaian kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) yang berlaku untuk produk CPO. Kebijakan tersebut menurunkan harga jual CPO dan produknya sebesar 20% dari volume ekspor, dengan harga Rp 9.300/kg untuk CPO dan Rp 10.300/kg untuk olein telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga eksportir dan produsen perlu mencari bahan baku yang dapat dijual dengan harga yang telah ditetapkan tersebut untuk mencapai keseimbangan.

Berdasarkan data FAO pada tahun 2014-2018, lima negara pusat produksi kelapa adalah Indonesia, Filipina, India, Sri Lanka dan Brasil. Indonesia menempati urutan pertama dengan rata-rata produksi 18,04 juta ton kelapa butir pada tahun 2014-2018. Daerah penghasil kelapa terbanyak adalah Riau, diikuti oleh Jambi, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Maluku Utara. Pada tahun 2019 sendiri, Indonesia memproduksi 17,13 juta ton kelapa dengan ekspor kelapa mencapai 1,53 juta ton hingga kuartal II-2020. Dapat dilihat bahwa hasil produksi kelapa di Indonesia sungguh banyak sehingga kelapa yang mudah ditemukan ini dapat digunakan sebagai alternatif minyak sayur biasa yang terbuat dari kelapa sawit.

Pada akhir abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat permintaan minyak nabati meningkat dan disaat yang bersamaan di negara tropis coconut oil telah banyak digunakan. Kemudian, setelah Eropa menyadari banyak khasiat dari coconut oil, mereka membangun lahan perkebunan kelapa di Karibia, Asia Tenggara dan Pasifik Selatan dari tahun 1890-an sampai 1920-an. Saat perang dunia II harga kelapa meningkat, sedangkan industri kelapa juga sedang berkembang. Sehingga, dibuat teknologi modern untuk mengolah coconut oil. Setelah selesai perang, negara dengan produksi kelapa tertinggi memperkenalkan ke negara barat, namun sempat ditolak karena coconut oil memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Walaupun begitu, telah banyak dilakukan penelitian mengenai kandungan baik dan buruk dari coconut oil, lemak jenuh pada coconut oil dapat meningkatkan high-density lipoprotein (HDL) dan kolesterol LDL, dimana LDL yang ditimbulkan oleh konsumsi lemak ini tidak berhubungan dengan penyakit koroner sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan. Setelah itu, coconut oil mulai diiklankan sebagai alternatif minyak goreng yang lebih sehat.

 

Kelapa vs Kelapa sawit

Kelapa (Cocos nucifera) adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan atau Arecaceae. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini. Kelapa dikenal karena kegunaannya yang beragam, mulai dari makanan hingga kosmetik. Manfaat daging buah kelapa lainnya datang dari senyawa mangan dan antioksidan. Senyawa ini diyakini dapat mengurangi peradangan, serta menjaga sistem kekebalan tubuh. Selain itu, senyawa MCT yang juga terkandung dalam daging buah kelapa juga berperan sebagai antijamur, antivirus, dan penghalang timbulnya tumor. Buah kelapa juga dikenal kaya akan nutrisi penting yang bermanfaat untuk kecantikan maupun kesehatan tubuh, seperti vitamin B, vitamin C, vitamin E, serta berbagai jenis mineral seperti zat besi, selenium, fosfor, kalium, zinc, dan magnesium. Berbeda dengan kelapa sawit, kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis dan elaeis oleifera yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Beberapa manfaat kelapa sawit antara lain, menangkal efek radikal bebas, memperkuat imunitas tubuh, mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin A, dan lainnya.

Struktur Kimia Coconut oil sendiri adalah CH3(CH2)10COOH dengan berat molekul 200,3 g.mol-1. Coconut oil memiliki titik lebur 44°C dan titik didih 225°C sehingga pada suhu ruang berwujud padatan berwarna putih, dan mudah mencair jika dipanaskan. Coconut oil memiliki 90% lemak tak jenuh. Lemak jenuh yang ada didalam coconut oil berbeda dengan lemak jenuh pada lemak hewani. Dalam coconut oil memiliki lebih dari 50% lemak adalah asam lemak rantai sedang ( asam laurat 12:0). Coconut oil adalah sumber asam laurat alami tertinggi. Asam laurat dan monolaurin membentuk turunan sekitar 50% lemak. Coconut oil memiliki asam lemak, asam kaprilat, C-8:0 ( 8%), asam kaprat, C-10:0 (7%), asam laurat C-12:0 (49%), Asam miristat C-14:0 (8%), asam palmitat C-16:0 (8%), asam stearat C-18:0 (2%), asam oleat C-18:1 (6%) dan 2% C-18:2 asam linoleat. Minyak sayur (minyak tak jenuh ganda) dihidrogenasi sebagian untuk mengubah sejumlah besar (30% – 60%) ikatan rangkap cis tak jenuh yang akan terjadi secara alami menjadi ikatan rangkap tak jenuh trans.

 

Cara pembuatan

Minyak kelapa merupakan salah satu jenis minyak yang mudah dibuat sehingga, masyarakat pun dapat membuat minyak kelapa di rumah. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk membuat minyak kelapa, yaitu membuat minyak kelapa dengan metode perebusan, pemanasan, fermentasi, maupun metode spontan. Minyak kelapa juga dapat dimanfaatkan menjadi minyak goreng. Pada umumnya, metode yang dilakukan untuk menghasilkan minyak kelapa dapat dikatakan serupa, hanya berbeda pada proses akhir pengolahan santan kelapa. Metode pembuatan minyak kelapa diawali dengan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Selanjutnya, kelapa yang sudah disediakan akan dikupas dari sabut kelapa dan dipecah untuk memudahkan dalam pengambilan daging kelapa. Air kelapa yang terkandung di dalam buah akan dipisahkan pada wadah lainnya. Daging kelapa yang sudah diambil akan dicuci terlebih dahulu dan dilanjutkan proses pemarutan. Pemarutan kelapa akan berlangsung hingga daging kelapa mencapai bentuk kecil. Lalu, parutan tersebut akan dicampurkan dengan air kelapa. Hal tersebut bertujuan untuk mereduksi adanya limbah produksi dan memberikan citra rasa blendo yang gurih. Campuran parutan dan air kelapa ini selanjutnya akan diperas untuk mendapatkan sari kelapanya, atau yang dikenal sebagai sebutan santan. Santan yang dihasilkan akan dipanaskan pada kompor sambil dilakukan pengadukkan. Pemanasan santan akan dilakukan jika santan sudah menimbulkan warna kekuningan dan terlihat genangan minyak. Terakhir, minyak akan disaring dari campuran blendo sehingga menghasilkan minyak kelapa yang bersih.

 

Manfaat

  1. Menurunkan berat badan

Kandungan nutrisi dalam minyak kelapa murni dipercaya dapat meningkatkan metabolisme, sehingga lemak dalam tubuh akan semakin cepat terbakar dan diubah menjadi energi.

Selain itu, penggunaan minyak kelapa juga dapat memberikan efek kenyang lebih lama, sehingga dapat menekan rasa lapar dan mencegah Anda mengonsumsi terlalu banyak makanan.

  1. Menjaga kesehatan jantung

Manfaat minyak kelapa untuk kesehatan jantung berasal dari kandungan polifenol. Polifenol diketahui dapat mencegah terjadinya aterosklerosis, yaitu pengerasan dinding pembuluh darah akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Dengan demikian, risiko penyakit jantung pun akan menurun.

  1. Mencegah Diabetes

Asam lemak dalam minyak kelapa diduga dapat memperbaiki toleransi glukosa dalam tubuh. Pada kasus diabetes tipe 2, minyak kelapa dipercaya dapat memperbaiki sensitivitas insulin.

Referensi

  1. https://www.alodokter.com/manfaat-minyak-kelapa-bagi-kesehatan-dan-kecantikan
  2. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5958851/akar-masalah-kelangkaan-minyak-goreng-meski-bahan-baku-melimpah
  3. https://hot.liputan6.com/read/4552175/cara-membuat-minyak-kelapa-sendiri-mudah-kaya-manfaat
  4. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5958851/akar-masalah-kelangkaan-minyak-goreng-meski-bahan-baku-melimpah
  5. https://primest.sg/blogs-and-recipes/blogs/re-discovering-the-history-of-coconut-oil-this-national-day/
  6. Lima, R. da S., & Block, J. M. (2019). Coconut oil: what do we really know about it so far?. Food Quality and Safety, XX, 1-12.
  7. Boateng, L., Ansong, R., Owusu, W. B., & Steiner-Asiedu, M. (2016). Coconut oil and palm oil’s role in nutrition, health and national development: A review. Ghana Medical Journal, 50(3), 189-196.