Minyak Atsiri: Potensi untuk Peningkatan Ekonomi Indonesia

Oleh: Josephine Gabrielle H. (2301856522)

 

Indonesia kaya akan berbagai sumber daya yang memiliki potensi bersaing tinggi jika diolah dengan baik. Salah satu sumber daya tersebut adalah tanaman aromatik (contoh: cengkeh, sereh, nilam, kayu manis, pala, dll.) yang dapat dioleh menjadi minyak atsiri atau essential oil. Di Indonesia sendiri, terhitung sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri dimana 12 diantaranya sudah diproduksi menjadi produk komersial. Minyak atsiri memiliki nilai ekonomi tinggi karena memiliki manfaat kesehatan, bersifat antiseptik, mampu memberikan efek relaksasi, dan banyak lagi. Di industri pangan sendiri, minyak atsiri dimanfaatkan sebagai flavoring agent. Selain itu, minyak atsiri juga dimanfaatkan dalam industri kosmetik, parfum, farmasi, aromaterapi, dan banyak lagi.

Gambar 1. Minyak Atsiri dari Tanaman Aromatik

Secara kimiawi, minyak atsiri bersifat volatil pada suhu ruang, tidak mudah terdekomposisi, memiliki wangi yang khas, dan larut dalam pelarut organik. Dikarenakan sifatnya yang demikian, pengolahannya juga membutuhkan perhatian lebih untuk menghasilkan minyak dengan kualitas baik. Bergantung pada jenis tanaman aromatik yang digunakan, terdapat empat metode pemrosesan yang berbeda yaitu distilasi/penyulingan, pressing, ekstraksi dengan pelarut menguap, dan ekstraksi dengan lemak padat. 

Jadi bagaimana minyak atsiri dapat membantu perekonomian Indonesia? Data menunjukkan bahwa selama satu dekade terakhir, permintaan minyak atsiri Indonesia telah menunjukkan tren yang positif dalam memenuhi pasar global. Indonesia mampu bersaing dengan Amerika Serikat, China, India, Brazil, dan negara Eropa lainnya sebagai negara produsen dan pengekspor minyak atsiri terbesar. Pada tahun 2013, Indonesia menempati peringkat ke-9 sebagai eksportir minyak atsiri terbesar dengan nilai ekspor sebesar USD 123 juta. Tak hanya itu, Indonesia dinobatkan memiliki kualitas minyak nilam terbaik di pasar minyak atsiri dunia. Kami bahkan menguasai 80-90% pasar perdagangan minyak nilam secara global. 

Oleh sebab itu, melihat peluang minyak atsiri Indonesia di kanca global yang prospektif seharusnya mendorong perkembangan teknologi dan SDM yang berkaitan dengan pengolahan minyak atsiri di tanah air. Maka dari itu, mari kita sebagai generasi penerus menggapai kesempatan tersebut dan terus memaksimalkan potensi bangsa guna meningkatkan perekonomian Indonesia.

Referensi:

  1. Hernawati, N. S., Budiarti, A., & Mahfud, M. (2012). Proses Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun Nilam dengan Pemanfaatan Gelombang Mikro (Microwave). Jurnal Teknik ITS, 1(1), 25-29.
  2. Rosiana, N., Feryanto, & Sinaga, V. R. (2017). Posisi Daya Saing dan Tingkat Persaingan Minyak Atsiri Indonesia di Pasar Global. Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian UNPAD, 2(1), 216-220.
  3. Sofiani, V. & Pratiwi, R. (2017). Review Artikel: Pemanfaatan Minyak Atsiri pada Tanaman sebagai Aromaterapi dalam Sediaan-Sediaan Farmasi. Farmaka, 15(2), 119-131.
  4. Tanasale, M. L. P. (2012). Aplikasi Perlakuan Bahan Baku dan Penyulingan Air-Uap terhadap Rendemen dan Sifat Organoleptik Minyak Atsiri. Jurnal Ekologi dan Sains, 1(1), 35-40.