LOH, ‘SUSU KENTAL MANIS’ BUKAN SUSU?

Lisa Carolina
2001542683

Sumber Gambar: http://djpen.kemendag.go.id/membership/data/files/73bd5-market-brief—susu-kental-manis-_opt.pdf

HELLO FOODIES! Apa kalian mengikuti isu yang sedang marak sekarang ini? Yup, isu tersebut tentang Susu Kental Manis (SKM) disebut-sebut bulanlah susu. Lalu, apakah Susu Kenal Manis (SKM) benar bukan susu?

Menurut Standar nasional Indonesia (SNI) susu kental manis didefinisikan sebagai produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan air dari campuran susu segar dan gula atau dengan rekonstitusi (pelarutan/pencampuran) susu bubuk dengan penambahan gula dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan. Produk ini merupakan produk turunan susu yang sudah lama dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia terutama pada masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Masa kadaluarsa yang panjang dan harga yang relatif terjangkau menjadikan SKM salah satu produk susu yang dipilih untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

SKM dibuat dengan cara menguapkan sebagian air dari susu segar dan ditambah dengan gula 45-50%, sehingga SKM mengandung karbohidrat dan gula yang jauh lebih tinggi serta protein yang jauh lebih rendah dari susu bubuk full cream. Hal ini membuat SKM lebih tepat dinilai sebagai pemanis beraroma susu dibandingan dikenal sebagai susu. Oleh karena itu, SKM diprotes karena mengkategorikan diri selama ini sebagai susu namun nyatanya kandungan susu di dalam produknya sangat sedikit. Kandungan gula justru lebih banyak di dalamnya. Banyak yang menilai bahwa SKM tidak cocok untuk anak-anak, bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga melayangkan protes terkait hal tersebut.

Menjawab protes netizen, saat ini pada kemasan berbagai produk SKM sudah tidak memasang lagi tulisan ‘susu’ pada label produknya. Tetapi, tidak tepat juga jika dikatakan Susu Kental Manis (SKM) sama sekali tidak mengandung susu, karena nyatanya 20% kandungan yang ada di SKM adalah susu.

Lalu, apakah Susu Kental Manis (SKM) aman untuk dikonsumsi? Mengonsumsi SKM secara berlebihan akan meningkatkan risiko diabetes dan obesitas. Hal ini disebabkan karena kadar gula yang tinggi pada produk SKM. Tubuh punya toleransi tertentu dan penelitian menjelaskan, konsumsi gula lebih dari 10% energi total akan berisiko penurunan sensitivitas insulin yang kemudian memicu hiperglikemia (kadar gula darah lebih tinggi dari batas normal) dan memicu risiko diabetes. Indonesia saat ini berada di urutan ke-4 di dunia yang penduduknya paling banyak terkena diabetes. Selain diabetes dan obesitas, asupan gula secara berlebihan akan merusak gigi. Bagi yang suka konsumsi gula tinggi dalam bentuk susu dan tidak langsung membersihkannya, maka akan memicu caries dentis (gigi karies).

Kemenkes menyebutkan, Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 yang diamendeman dengan Permenkes Nomor 63 Tahun 2015 telah menetapkan batasan-batasan konsumsi gula, natrium dan lemak. Konsumsi gula sebaiknya 50 gram atau empat sendok makan, natrium lebih dari 2.000 miligram (1 sendok teh), dan lemak 67 gram (5 sendok makan) perorang per hari. Apabila mengonsumsi gula, natrium, dan lemak lebih dari batas-batas yang diebutkan, seseorang berisiko terkena hipertensi, strok, diabetes, serta serangan jantung.

Itulah ulasan mengenai Susu Kental Manis (SKM). Untuk itu, sebaiknya kita mengurangi konsumsi gula pada makanan sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan menurunkan risiko berbagai macam penyakit. Semoga informasi tersebut bermanfaat serta dapat menambah wawasan kita semua.

 

Sumber Penulisan:

http://www.kliping.depkes.go.id/upload/71990a1b723a673f94a9e1687e0d2775.pdf