TUBUH SAAT BERPUASA
TUBUH SAAT BERPUASA
Alifia N Fadila/2001541831
(Sumber gambar https://www.oleia.net/the-benefits-of-fasting/)
Hello foodies! Selamat menunaikan ibadah puasa bagi kalian yang merayakan! Tahukah kalian apa yang terjadi pada tubuh manusia saat berpuasa? Tubuh saat berpuasa mengalami banyak perubahan. Perubahan yang terjadi akan berbeda-beda tergantung dari lamanya kita berpuasa. Tubuh baru memasuki “fase puasa” setelah 8 jam dari makan terakhir. Pada saat itu, usus akan berhenti menyerap berbagai macam nutrisi dari makanan. Pada kondisi normal, glukosa dalam tubuh disimpan dalam liver dan otot sebagai sumber energi utama. Selama puasa, glukosa yang disimpan didalam liver, adalah glukosa yang dibakar pertama untuk memasok energi bagi tubuh kita, sehingga kita dapat melakukan berbagai kegiatan seperti biasanya. Setelah penyimpanan glukosa pada liver habis, tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi kita selanjutnya.
Jika puasa dilakukan secara berkepanjangan, tubuh manusia akan terpaksa menggunakan protein sebagai sumber energi. Namun hal ini merupakan hal yang tidak diinginkan karena protein yang dipecah untuk dijadikan sumber energi berasal dari otot. Sehingga otot lama kelamaan menjadi kecil dan lemah. Namun kita beruntung foodies! bagi warga negara Indonesia, puasa pada bulan Ramadan hanya dijalankan selama 12 hingga 13 jam saja. Waktu tersebut merupakan waktu pergantian sumber energi dari glukosa liver ke lemak sebagai sumber energi kedua.
Pertanyaan yang sering muncul “Benarkah puasa memicu proses detoksifikasi?” jawabannya adalah ya. Berbagai macam toksin atau racun didalam tubuh yang tersimpan pada lemak akan terpecah dan dapat dikeluarkan dalam tubuh. Saat kita sudah melakukan puasa selama beberapa hari, hormon endorfin akan meningkat sehingga mendorong adanya daya kognitif dan kesehatan mental.
Tetapi saat berpuasa, sering kali terjadi keterbatasan asupan cairan. Keterbatasan asupan cairan bisa menyebabkan tubuh kita kehilangan elektrolit tubuh. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pada saat berpuasa penurunan komposisi air dan kalium meningkat. Namun, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan selama pada saat sahur kita mengonsumsi cukup air, ginjal pada tubuh kita akan bekerja dengan sangat efisien untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang dapat mencegah kita untuk tidak jatuh pada keadaan dehidrasi.
Untuk menjaga agar tubuh kita tetap fit saat berpuasa, diperlukan asupan makanan dan minuman yang seimbang saat sahur, dan berbuka untuk mencegah terjadinya pemecahan protein pada otot. Asupan makanan yang sangat baik dikonsumsi saat sahur dan berbuka adalah karbohidrat dan lemak. Asupan kedua makanan tersebut tidak boleh kurang ataupun berlebihan karena akan mempengaruhi proses fisiologi puasa. Kemudian, minumlah air putih yang cukup saat sahur dan bebuka. Konsumsi air yang cukup yaitu 2500ml/24 jam atau setara dengan 8 gelas per hari. Hal ini dapat membantu ginjal agar bekerja tidak berlebihan.
Sumber: