Streetfood: Solusi Untuk Jajanan Mahasiswa, Atau Bukan?
Ferry Octavian Sulaiman
(1901522794)
Halo Foodies! Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang jajanan street vendor atau yang biasa kita sebut sebagai jajanan pinggir jalan. Biasanya ketika kita sudah berada pada akhir bulan, uang kita tidak lagi banyak, dan masih ingin jajan di luar, kita biasanya mengunjungin makanan streetfood, atau biasa kita sebut sebagai jajanan pinggir jalan. Jajanan pinggir jalan merupakan favorit mahasiswa terutama bagi mahasiswa yang tinggal di kost atau dormitory karena jajanan pinggir jalan merupakan jajanan yang enak dan bersahabat dengan dompet. Akan tetapi, apakah jajanan pinggir jalan merupakan solusi jajanan bagi mahasiswa di akhir bulan? Kita akan membahasnya lebih lanjut.
Pertama – tama, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu jajanan. Jajanan adalah jenis makanan yang siap saji yang biasanya dijual oleh pedagang kaki lima, pinggiran jalan, tempat pemukiman, dan sebagainya biasanya dalam bentuk minuman, makanan ringan, atau hidangan menu utama. Contoh dari jajanan bervariasi, beberapa diantaranya adalah bakso, es puter, gado – gado, bubur ayam, dan sebagainya. Sisi baik dari jajanan pinggiran adalah harganya yang murah dan biasanya memiliki porsi yang banyak sehingga kita tidak perlu mengeluarkan uang banyak, rasanya yang enak, dan biasanya siap tersedia sehingga kita hanya bayar lalu makanan siap disantap.
Tetapi, apakah Foodies tahu bahwa selain dari manfaat jajanan tersebut, jajanan pinggiran jalan juga memiliki sisi buruk. Pernahkah foodies berpikir bahwa, mengapa jajanan pinggir jalan menjual makanan dengan harga murah? Hal itu dikarenakan penjual terpaksa harus membeli bahan makanan yang mutu nya rendah, sehingga dengan penjualan lebih murah tetapi penjual juga mendapat untung. Tetapi keprihatian utamanya bukan terdapat pada hal tersebut. akan tetapi, hygiene practice pada saat penjualan menjadi pusat perhatian konsumsi makanan. Hygiene practice adalah upaya untuk menjaga suatu pangan bebas dari kontaminasi. Penerapan dari hygene practice adalah melakukan prosedur GHP (Good Hygenic Practice) yaitu mencuci tangan dengan menggunaakan sabun, menggunakan sarung tangan ketika akan melakukan kontak dengan makanan, menggunakan masker dan penutup rambut, mencuci wadah tempat makan hanya direndam dan diberi sabun, dan sebagainya. Kebanyakan dari penjual jajanan pinggiran tidak melakukan GHP tersebut, sebagai contoh, penjual sering kali tidak menggunakan sarung tangan dan melakukan kontak dengan makanan. Penanganan makanan yang tidak sesuai dengan GHP akan menyebabkan keracunan makanan (food intoxication) dan (foodborne disease) dikarenakan kontaminasi dari mikroba pathogen. Foodborne disease adalah penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Foodborne disease disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme atau mikroba patogen yang mengkontaminasi makanan. Selain itu, zat kimia beracun, atau zat berbahaya lain dapat menyebabkan foodborne disease jika zat-zat tersebut terdapat dalam makanan dan food intoxication adalah timbulnya gejala klinis penyakit atau gangguan kesehatan lainnya akibat mengkontaminasi makanan. Makanan yang menjadi penyebab keracunan biasanya telah tercemar oleh unsur- unsur fisika, mikroba ataupun kimia dalam dosis yang membahayakan. Kondisi tersebut dikarenakan pengelolaan makanan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan tidak memperhatikan kaidah-kaidah hygiene sanitasi makanan.
Jadi Foodies, setelah kita membahas tentang streetfood, maka kita dapat menjawab pertanyaan sebelumnya, yaitu: apakah jajanan pinggir jalan merupakan solusi jajanan bagi mahasiswa di akhir bulan? Jawabannya tentunya tergantung, jika penjual melakukan GHP dengan baik, tentunya streetfood menjadi pilihan yang baik untuk keuangan dan diri kita sendiri karena makanan yang disajikan sudah pasti aman. Akan tetapi, jika penjual tidak melakukan GHP dengan baik, maka makanan yang kita konsumsi akan menimbulkan masalah kesehatan bagi kita. Oleh karena itu, sebelum membeli jajanan streetfood kita harus mengobservasinya terlebih dahulu, apakah penjual sudah melakukan GHP dengan baik atau belum. Demikian artikel HIMFOODTECH ini, semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita, dan jangan lupa pantau terus website HIMFOODTECH karena masih banyak artikel – artikel yang dapat menambah wawasan Foodies sekalian!
Daftar pustaka:
http://eprints.ung.ac.id/3031/6/2013-1-13201-811409019-bab2-27072013025202.pdf
http://seafast.ipb.ac.id/publication/book/panduan-sederhana-fso-dan-po-rdh.pdf
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2015/02/HIGIENE-SANITASI-PANGAN-DIT-GIZI1.pdf