Makna Simbolik Bangunan Masjid

Masjid merupakan rumah atau tempat ibadah umat Islam atau Muslim. Masjid memiliki arti yaitu tempat sujud. Terdapat juga sebutan lain yang berkaitan dengan masjid di Indonesia yaitu musala, langgar atau surau. Istilah tersebut diperuntukkan bagi bangunan menyerupai masjid yang tidak digunakan untuk salat Jumat, iktikaf, dan umumnya berukuran lebih kecil. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al-Qur’an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

Bangunan Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW adalah masjid Quba yang merupakan masjid lapangan, karena terdapat lapangan di bagian tengah menjadi unsur utama. Di sepanjang bagian dalam dinding masjid tersebut dibuat semacam serambi yang langsung berhubungan dengan lapangan terbuka yang berada di tengahnya. Masjid Quba yang terdapat lapangan di bagian tengah yang di kelilingnya terdapat dinding sebagai pembatas ini, kemudian menjadi pola dasar yang utama bagi masjid-masjid yang dibangun oleh umat Islam kemudian dengan arsitektur setempat.

Arsitektur masjid jika dipandang dari segi fisik bangunannya, tentu tidak dapat dilepaskan dari bentuk dan simbol-simbol yang tersirat didalamnya. Simbol merupakan ungkapan untuk mengekspresikan makna-makna yang terkandung di dalamnya.  Berikut bagian bagian dari masjid ;

Kubah, Kubah masjid mulai digunakan sebagai penutup bangunan masjid seiring dengan teknologi arsitektur dan diperkirakan terjadi sekitar tahun enam ratusan sampai abad kedelapan. Saat ini, dapat dikatakan bahwa semua bangunan masjid berkubah. Kubah sebagai salah satu komponen arsitektur masjid bukan hanya untuk kemegahan dan keindahan namun juga memiliki fungsi untuk menerangi bagian dalam interior masjid serta sebagai penanda arah kiblat dari bagian luar. Meskipun bangunan kubah bukan berasal tradisi Islam (konon, kubah sudah dikenal oleh peradaban bangsa Mesopotamia sejak 6000 tahun yang lalu) serta Islam tidak mengajarkan secara konkrit tata bentuk arsitektur, namun Islam memberi kesempatan kepada umatnya untuk menentukan pilihan-pilihan fisik bangunan pada budaya setempat.

Ada beberapa makna yang terkait dengan keberadaan kubah masjid tersebut.

Bangunan kubah yang didudukkan di atas dinding berbentuk melingkar disangga jajaran pilar-pilar pembentuk konstruksi lingkaran. Penempatan Kubah yang berada pada tempat yang tertinggi di bangunan utama masjid memiliki makna kekuasaan dan kebesaran Tuhan atau memiliki kekuatan struktur yang besar.

Bentuk kubah masjid yang mengembang dibagian tengah dapat bermakna lapang, luas, dan terbuka. Sehingga mempresentasikan bahwa ajaran Islam merupakan ajaran yang terbuka, mencintai kedamaian.

Selain menghadirkan kesan megah, keberadaan rongga kubah yang besar di atas juga dapat membuat orang yang beribadah di masjid merasa kecil di hadapan kebesaran Tuhan yang menciptakan manusia.

Bahkan konstruksi kubah masjid yang mendunia berbaur dengan budaya setiap tempat, bahkan tidak jarang kubah masjid mengikuti bentuk bangunan masjid ada karena peralihan fungsi bangunan sebelumnya.

Saat ini banyak masjid di dunia yang menggunakan kubah dengan bahan dan bentuk yang berbeda-beda.

Menara, Menara tampaknya sudah menjadi elemen penting yang sukar untuk dipisahkan dari arsitektur masjid. Tak heran, jika menara selalu setia mendampingi masjid-masjid besar di seluruh penjuru dunia.

Kehadiran menara yang bertengger kokoh menjulang langit akan semakin menambah kemegahan dan keindahan sebuah masjid. Kehadiran menara pada bangunan masjid merupakan simbol dari peradaban Islam,” ujar President Islamic Culture Foundation, Cherif Jah Abderrahma­n. 

Menurut Abderrahmain, bentuk arsitektur yang paling strategis dan terbaik sebagai penanda kehadiran dan keberadaan Islam di suatu tempat adalah menara. Sebagai bagian dari simbol peradaban, menara dibangun umat Islam lantaran memiliki fungsi yang amat penting, yakni sebagai tempat untuk mengumandangkan adzan. Sesuai dengan kondisi geografis dan situasi pada zamannya, selain sebagai tempat untuk adzan, beberapa menara yang dibangun juga berfungsi mercusuar atau menara pengintai.