Uniknya Alat Musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur

Alat musik tradisional khas Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, alat musik Sasando.

Sumber: https://i0.wp.com/lezgetreal.com/wp-content/uploads/2021/01/Sejarah-Alat-Musik-Sasando.jpg?w=640&ssl=1

Alat musik Sasando adalah alat musik tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, khas Pulau Rote. Nama Sasando berasal dari bahasa Rote, yaitu “sasandu” yang berarti

bergetar atau berbunyi. Alat musik Sasando tidak hanya terkenal di Pulau Rote saja, di daerah seperti Kupang juga banyak yang mengenal alat musik ini.


Pulau Ndana yang terletak di kecamatan Rote Barat Daya.

Sumber: http://www.uncommoncruises.com

https://www.triptrus.com/destination/1301/pulau-ndana

Alat musik tradisional ini memiliki cerita berbagai versi legenda yang menceritakan bagaimana bisa adanya alat musik Sasando, salah satu legenda yang banyak dikenal oleh kalangan masyarakat adalah kisah Sangguana, seorang pemuda yang terdampar di Pulau Ndana (Pulau Dana) Ketika pergi melaut. Saat terdampar, Sangguana dibawa oleh penduduk kerajaan ke kerajaan Pulau Ndana. Sangguana adalah pemuda yang memiliki bakat seni musik, dengan bakat nya, saat Sangguana berada di kerajaan, sang Putri dari istana kerajaan itu terpikat dengan Sangguana dan Sangguana juga jatuh cinta terhadap sang Putri. Untuk menikahi sang Putri, sangguana meminta izin kepada sang Raja untuk menikahi sang Putri.

Sebagai syarat untuk menikahi sang Putri, ayahnya sang Putri, sang Raja meminta untuk Sangguana menciptakan alat musik yang tidak pernah ada. Suatu waktu di malam hari, Sangguana bermimpi tentang memainkan sebuah alat musik yang indah dan merdu. Dari mendengar alat musik itu, Sangguana membuat alat musik yang disebut Sasando dan memberikan alat musik itu ke sang Raja. Sang Raja kagum dengan alat musik Sasando itu dan memperbolehkan Sangguana untuk menikahi sang Putri.

Alat musik Sasando dari bagian depan dan belakang

Sumber: https://www.blibli.com/friends/assets/2021/03/sasando.jpg

Alat musik Sasando memiliki bentuk yang unik dan khas, konon digunakan oleh masyarakat Rote, Nusa Tenggara Timur sejak abad-7. Sasando memiliki bagian utamanya yang berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus. Alat musik ini memiliki bentuk yang melingkar dari atas ke bawah dengan dawai-dawai (kawat-kawat) pada Sasando direntangkan ditabung dari atas ke bawah yang juga memiliki fungsi sebagai tempat untuk memasang dan mengatur kencang dawai-dawai nya.

Pohon lontar yang daun nya digunakan di berbagai kerajinan tangan, salah satu nya untuk wadah alat musik tradisional NTT, Sasando.

Sumber: https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534635165/20180816_170619_pjsgwv.jpg

Di bagian tengah Sasando, biasanya diberikan senda (penyangga) untuk merentangkan dawainya. Senda ini digunakan untuk mengatur tangga nada dan menghasilkan nada yang berbeda di setiap petikan dawai. Sasando juga memiliki wadah untuk meresonansikan nada nya yang berupa anyaman daun lontar yang sering di sebut haik.

Cara menggunakan alat musik Sasando biasanya dengan dipetik, Cuma berbeda dari alat musik petik lainnya, Sasando biasanya dimainkan menggunakan dua tangan dengan arah yang berlawanan. Tangan kanan akan memainkan nada accord dan tangan kiri akan memainkan nada melodi atau bass. Keterampilan jari saat memetik sangatlah penting, hampir seperti harpa, ketepatan dalam memetik dawai sangatlah mempengaruhi suara dan juga kecepatan tempo nada seperti harpa.

Orang asing memainkan Sasando elektrik

Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-B-eYwYO3Kwk/UPyUuXZTFkI/AAAAAAAAAH4/2g342v6N1Yo/s1600/412630_329931233706871_981061826_o.jpg

Menurut waktu perkembangannya, Sasando dibagi menjadi dua tipe, yaitu tradisional dan elektrik. Sasando dimodifikasikan menjadi alat musik elektrik di tahun 1960-an oleh seorang pakar permainan Sasando di NTT, Edu Pah. Bedanya dari tradisional dan elektrik adalah yang tradisional merupakan bentuk asli Sasando dan dimainkan tanpa ada bantuan alat elektronik seperti amplifier atau akustik. Sedangkan yang elektrik biasanya dimainkan dengan alat tradisional, bentuknya bisa tidak seperti Sasando tradisional, dan biasanya dimainkan di panggung-panggung besar atau pertunjukan modern.

Konser Sasando 10 Jari bersama Maestro Natalino Mella

Sumber: https://cdn-2.tstatic.net/kupang/foto/bank/images/sasando_20181029_101539.jpg

Sasando juga dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan dari suara yang dihasilkan, yaitu Sasando engkel, Sasando dobel, Sasando gong, dan Sasando biola. 

Perbedaan dari jenis-jenis sasando tersebut adalah dari berapa dawainya dan jenis nada yang dihasilkan. Sasando engkel adalah Sasando yang memiliki 28 dawai. Untuk Sasando dobel, Sasando ini biasanya memiliki 56 atau 84 dawai sehingga bisa menghasilkan banyak jenis suara. Untuk sasando gong, Sasando ini biasanya dibedakan dengan hasil suara yang dihasilkan, yang bersuara hampir seperti sebuah gong. Sedangkan Sasando biola tentu dibedakan dari suaranya yang hampir menyerupai sebuah biola.

Alat musik tradisional Sasando ini sudah banyak mengenal  dengan bentuk yang yang unik, suaranya yang merdu dan mempesona. Pesona sasando tidak hanya dikenal dari pertunjukan skala lokal, alat musik ini juga terkenal se nasional sampai internasional.

Referensi: