Tips and Tricks: 15 Basic Typography Rules

15 Basic Typography Rules

Mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan kata Tipografi, apalagi dengan anak-anak desain. Untuk memulai berkarya dengan tipografi, kita harus memahami dulu aturan tipografi. Aturan-aturan ini yang akan menjadi guide dalam karya tipografi yang baik.

Inilah 15 aturan Tipografi untuk para desainer!

  1. Huruf klasik.
    Pakailah huruf klasik yang sudah teruji dan memiliki track record yang baik seperi Helvetica, Frutiger, Times New Roman, dan lainnya. Huruf-huruf seperti itu berkesan timeless, mempunyai kualitas dan konsisten untuk memudahkan proses membaca.

 

  1. Tidak memakai banyak jenis font dan size.
    Font dan size digunakan untuk penekanan visual atau sebagai pembeda. Paling banyak penggunaan font dan size adalah tiga (3) atau dalam satu font yang mempunyai banyak family character seperti bold, italic, medium, thin, dan lain-lain.

 

  1. Hindari kombinasi jenis huruf yang terlalu mirip satu dengan yang lain. 
    Headline dan subheadline tidak memakai jenis serif yang mirip seperti headline memakai Helvetica, text menggunakan Arial atau Frutiger. Tapi, bisa dikombinasikan seperti headline memakai jenis font script, lalu text menggunakan jenis font serif.

 

  1. Text jangan menggunakan huruf kapital semua.
    Penggunaan huruf capital akan mempersulit legibility pembacaan karena tidak ada varisasi tinggi seperti ascendes dan descendes.

 

  1. Use the right font size.
    Text type
    memakai font size yang legibitas pembacaan yang nyaman, biasanya 8pt -11pt untuk pembacaan jarak 30-40cm tergantung font masing-masing yang dipakai. Font dengan ukuran 12pt biasa dipakai untuk penulisan formal seperti tesis, skripsi,dan  karya tulis.

 

  1. Perhatikan leading.
    Tentukan leading yang mudah agar mata pembaca dapat menuju ke baris berikutnya. Biasanya jarak leading +1-4pt dari jarak baris. Jangan terlalu sempit dan terlalu lebar.

 

  1. Tidak memakai huruf yang ringan atau berat, dan yang lebar atau sempit. Contohnya font yang terlalu di condensed atau expand.

 

  1. Tidak distorsi.

 

  1. Jarak antar huruf / kerning dan kata / spasi harus konsisten.

 

 

  1. Tentukan panjang baris yang tepat.
    Panjang baris biasanya berisi 10-12 kata per baris atau 70 karakter.

 

  1. No rag and river.
    Text Type di set flush left dan usahakan agar rag di akhir paragraph tetap konsisten. Lebih baik rata kiri, kalau memakai rata kiri-kanan/justify kadang ada kompensasinya seperti mengurangi kemudahan dan kenyamanan karena spasi antar huruf tidak konsisten. Rag ideal adalah 75-100% dari lebar teks blok dan kolom. Jangan ada river.

 

 

  1. Bedakan jenis antar paragraph tapi jangan menggaggu integritas dan konsistensi teks.
    Biasanya ditandai atau melongkap satu baris tanpa perlu inden. Inden adalah paragraph yang dimasukkan ke dalam (biasanya tekan tab).

 

  1. Sejajarkan huruf dengan baseline.
    Huruf dirancang untuk disusun saling bersebelahan dan segaris dengan baseline, kalau diganggu akan menyusahkan mata pembaca. Jangan mensusun huruf secara vertical. Karena, pembacaan teks Indonesia itu dari kiri ke kanan.

 

  1. Hindari widow dan orphan.
    Widow = 1 kata yang terakhir di paragraph terakhir.
    Orphan = 1 penggalan kata yang tersisa di akhir paragraph
    Bisa dihilangkan dengan modifikasi rag, spasing, atau mengedit teks sesuai dengan persetujuan penulis.

 

  1. Mainkan contrast.
    Kalau huruf dipadukan dengan warna, usahakan ada kontras yang cukup antara huruf dan warnanya. Background dan huruf jangan yang senada.

Sudah mengerti? Intinya, desainlah dengan rasa yang enak di masing-masing pribadi.
Yuk, mari bekarya dengan huruf-huruf!  Selamat mencoba!

 

All photos are taken from google.

Audrey Devina Adyasa