What’s In: Studio Hanafi

Studio Hanafi

Pada 25 Maret yang lalu, saya beserta beberapa mahasiswa New Media B2020 berkesempatan untuk mendatangi salah satu talk show yang diadakan di Studio Hanafi. Studio Hanafi ini berdiri pada tahun 1999, pada awalnya merupakan sebuah studio pribadi bagi Hanafi berkarya—sebuah ruang yang intens terletak di bibir sungai Pesanggrahan, Parung Bingung Depok.  Untuk sekarang ini, Studio Hanafi sudah membuka perpustakaan dan tempat belajar tari, teater, musik, menulis dan melukis bagi anak-anak dan remaja. Semua kegiatan yang diadakan di dalam Studio Hanafi ini pun tidak didanai oleh lembaga atau siapa pun, studiohanafi di danai secara pribadi oleh Hanafi, sampai saat ini.

Di Studio Hanafi ini pun kami di sambut dengan hangat, kami diperbolehkan untuk berkeliling studio sejenak untuk melihat karya-karya dari pak Hanafi sendiri dan beberapa karya anak bangsa yang terpilih dan di pamerkan di dalam studio Hanafi.

Pada talkshow kemarin, kami semua, mahasiswa yang diberikan kesempatan untuk mewakili Binus Alam Sutera, membawa salah satu karya yang akan di review oleh pak Hanafi sendiri. Kami pun membawa salah satu karya dari mata kuliah Graphic Reproduction Methods 1.

Setelah di review dan mengadakan sesi tanya jawab, wawasan kami menjadi terbuka, mengingat terkadang dalam membuat suatu karya kita cenderung lebih sering melihat pada satu sudut pandang yang bersifat monoton. Pak Hanafi dan pembicara lainnya mengingatkan kita untuk dapat membuat suatu karya dengan melihat sudut pandang yang berbeda sehingga dapat membuat suatu karya menjadi menarik. Lebih mencoba melihat dari sudut pandang apa yang orang-orang belum lihat (think out of the box).

Kami juga di ajarkan untuk lebih mengeksplorasi dalam membuat suatu karya dan jangan takut untuk mencoba hal yang baru. Walaupun kami sebagai desain grafis terkadang dituntut untuk mengikuti apa yang di inginkan client, tetapi kami harus tetap berani untuk berkarya. Misalnya dalam menggambar suatu karya still life buah, jangan ada pikiran ketakutan bahwa gambar kita tidak terlihat seperti buah. Disini kami diajarkan untuk berani mengambil keputusan dan jangan ragu-ragu ketika membuat suatu karya. Hal ini lah yang dapat membuat karya kita menarik perhatian para audience yang akan melihat karya kita.

Dalam mengambil ide atau gagasan pun demikian, pastinya kita sering mendapati masa dimana kita tidak mendapat ide untuk membuat suatu karya. Tetapi inilah kesempatan kita dapat berkeliling melihat hal-hal disekitar kita yang mungkin terlihat sederhana namun, tidak banyak orang yang menyadari akan hal tersebut. Hal ini pun juga yang membuat suatu karya menjadi menarik, mengingat begitu pentingnya sebuah ide atau gagasan dalam berperan di suatu karya.

Sebagai penutup, saya sangat bersyukur dan ingin mengucapkan terima kasih karena telah diberikan kesempatan untuk mendatangi talkshow dengan para seniman di Studio Hanafi secara langsung.  Jujur, wawasan saya menjadi terbuka dan ingin mencoba untuk lebih melihat dari sudut pandang yang berbeda dan berani dalam membuat suatu karya, baik itu karya dalam seni murni maupun desain grafis.

Fiona Kristie