Movie Review: The Greatest Showman

THE GREATEST SHOWMAN

The Greatest Showman merupakan film Amerika yang diadaptasi dari kisah nyata perjalanan sosok legendaris dunia hiburan bernama Phineas Taylor Barnum atau dikenal sebagai P.T. Barnum dalam membangun salah satu pertunjukan sirkus terbesar Amerika pada era 1860an.

Kisah ini berawal dari masa kecil P.T.Barnum (diperankan oleh Hugh Jackman) yang hanya anak dari seorang penjahit dengan mimpinya yang besar. Namun, nasib malang pun menimpanya dimana ayahnya meninggal dunia ketika dia masih anak remaja. Sejak saat itu, hidupnya pun menggelandang dan untuk melanjutkan hidup ia selalu berusaha mencuri makanan.

Singkat cerita, saat P.T.Barnum beranajak dewasa, ia pun menikahi cinta pertamanya saat kecil, Charity Hallet (diperankan oleh Michelle Williams)  yang merupakan anak dari seorang yang kaya. Hal ini membuat P.T.Barnum kurang mendapatkan restu dari kedua mertuanya.

Seiring berjalannya waktu, P.T.Barnum pun memiliki dua orang putri dan semakin berambisi untuk membahagiakan keluarga kecil mereka. Sayangnya, untuk menjadi sukses tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Dimulai dari bangkrutnya tempat ia bekerja, lalu ia memulai bisnisnya sendiri yaitu membuka museum patung lilin, namun sepi akan pengunjung, dan kebutuhan hidup yang semakin banyak hingga pada akhirnya kedua putrinya memberi ia inspirasi tentang museumnya untuk menampilkan sesuatu yang tampak nyata dan hidup untuk dipertunjukkan di museumnya.

Sejak saat itu, P.T.Barnum mulai mencari orang-orang yang memiliki kelainan fisik, kemampuan aneh dan langka dan memulai pertunjukkannya. Alhasil, pertunjukkannya meraup begitu banyak keuntungan.

Merasa tidak puas dengan keuntungannya, P.T.Barnum tidak hanya ingin pertunjukkanya ditonton oleh kalangan menegah kebawah, tetapi juga dikenal dan ditonton oleh kalangan atas. Oleh karena itu, ia berkerja sama dengan Phillip Carlyle (diperankan oleh Zac Efron) dan pada akhirnya membuat penyanyi soprano terkenal Jenny Lind atau yang dikenal sebagai “burung Nightingale Swedia” (diperankan oleh Rebecca Ferguson) bersedia untuk melakukan tur konser yang meraup banyak keuntungan dari kalangan atas dan membuat P.T.Barnum semakin ternama.

Seperti peribahasa, “Semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin menerpanya”, banyak masalah yang timbul ketika P.T.Barnum mulai terkenal.

Rating yang saya berikan terhadap film ini yaitu 10/10, karena film “The Greatest Showman” ini disajikan dengan sangat baik dimulai dari pemeran-pemerannya yang sangat terkenal dan memikat banyak orang seperti Hugh Jackman yang biasanya kita lihat ia memerankan peran yang serius, garang dalam film “X-Men” sebagai Wolverine, sedangkan dalam film “The Greatest Showman” ia berakting, bernyanyi, bahkan menari, dan juga Zac Efron serta Zendaya yang memiliki paras tampan dan cantik, serta kelihaian dalam bernyanyi dan menari. Dan juga suara emas dari Rebecca Ferguson dan Keala yang menggelegar.

Selain itu, juga lagu-lagu dalam film ini membuat kita selalu terngiang-ngiang di dalam telinga kita. Musik yang dibuat oleh Benj Pasek dan Justin Paul (penulis lagu La La Land) berhasil menulis dan membuat 11 lagu yang dapat dinikmati untuk segala kalangan. Koreografi dalam film ini juga terasa sangat segar dan sangat mengikuti lagu-lagu tersebut ditambah dengan atraksi akrobat pada saat Phillip Carlyle (Zac Efron) dan Anne Wheeler (Zendaya) menyanyikan lagu “Rewrite the stars” sungguh menakjubkan.

Menurut saya juga, film ini juga menjadi hiburan yang cocok untuk ditonton oleh keluarga untuk dinonton bersama, serta banyaknya pesan moral seperti jadilah dirimu sendiri, jangan berhenti untuk bermimpi, jangan menilai orang dari tampilan luarnya, dan Keluarga adalah yang terpenting.

Jovin Lau