Warna dan Visual Film Trolls yang menghipnotis penontonnya

Review : Trolls

Film “Trolls” yang rilis pada akhir tahun 2016 kemarin merupakan salah satu film musikal animasi yang di keluarkan oleh Dreamworks Animation. Film ini bercerita tentang perjalanan penuh petualangan dari Troll pemarah bernamaBranch (Justin Timberlake) dan Troll yang semberono bernama Poppy (Anna Kendrick). Kedua Troll ini meninggalkan dunia mereka untuk menyelamatkan para Troll lainnya dari the Bergens yang berniat akan memakan seluruh troll. Perjalanan ini menguji diri mereka sehingga mereka bisa mengungkap jati diri mereka yang sebenarnya.

“Trolls” sendiri merupakan sebuah franchise boneka yang terkenal di Amerika selama satu dekade terakhir. “Trolls” tidak memiliki cerita maupun tokoh utama. Trolls dikenal dengan karakter ikonik dengan hidung lebar dan rambut yang unik.

Mike Mitchell, sang director mengungkapkan bahwa Ia merasa sangat bebas dalam membuat film ini, tidak hanya membuat sebuah alur cerita, tetapi juga menciptakaan dunia, karakter dan tone film ini sendiri. Ia mengakui mendapatkan inspirasi dari Hayao Miyazaki dan Adventure Time. Ia juga berkolaborasi dan mengeksplor banyak referensi bersama dengan teman-temannya.

Tentunya banyak eksekusi yang dilakukan, khususnya dalam pemvisualisasian film ini. Memikirkan konsep apa yang akan digarap, membuat tokoh dengan karakter yang berbeda-beda serta warna dari masing-masing tokoh itu sendiri. Semua sangat diolah melalui proses brainstorming yang tentunya memerlukan waktu yang tidak sebentar.

Warna. Merupakan salah satu elemen yang sangat menonjol dalam film ini. Dalam keseluruhan film, warna dan animasi yang ditawarkan dapat menghipnotis para penontonnya. Dibalik semua itu, warna juga menjadi salah satu media mereka dalam menunjukan karakter dalam tokoh itu sendiri.

Detail tokoh itu sendiri juga bisa kita lihat dengan jelas, salah satu contoh dari semua rambut trolls yang ada. Warna, movement dan visualisasi rambut itupun terlihat seperti asli!

Tim sangat menekankan handcrafted dan naturalitas-alami dalam visual yang ditampilkan. Bahkan mereka membuat model perencanaan untuk mengeksplor bagaimana cahaya bisa memberikan pengaruh pada objek secara langsung, banyak melakukan scanning dan menggunakan banyak tekstur. Proses demi proses dilalui, satu dua tahun terlewati hingga bisa menghasilkan film yang bisa kita tonton saat ini.

 

Source :

-http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRCdW5kQKWw8ILd_Nff9gfV0C92lO5fhJ9HGu_j1SDpquN0EG8L

 

Regina Winata