Pameran Karya a la ‘The Maze Runner’

 

Pekan Ujian Akhir Semester Binus University pada awal tahun 2017 ini dimeriahkan dengan event menarik karya kelas LF32 dari Binusian 2020. Penasaran eventnya kayak apa? Langsung aja kita intip yuk!

Event yang diadakan oleh kelas LF32 Binusian 2020 jurusan DKV New Media ini merupakan sebuah acara pameran karya. Kronologi ceritanya adalah, demi menambah nilai maksimal 10 point dalam salah satu tugas mandiri mata kuliah Design and Materials, mereka diminta oleh tim dosen mata kuliah tersebut untuk membuat suatu pameran karya tugas mandiri tersebut. Tim dosen mengajukan ide ini karena kata mereka, mereka sangat mengapresiasi karya kelas LF32 dalam tugas tersebut (payung yang di lukis dengan desain sesuai daerah-daerah di Indonesia).  Menurut tim dosen, karya mereka keren banget! Sayang kalau hanya dikumpulkan, dinilai, lalu dibawa pulang kembali. Pameran karya ini juga berkolaborasi dengan mata kuliah Western Art Review dan kelas LD33 Binusian 2020 jurusan DKV Animasi.

Pameran karya ini mengambil konsep labirin dengan tema dan judul Labyrinth of Arts. Kenapa labirin? Menurut sang ketua acara, Frederick atau lebih sans dipanggil Erick, karena mereka ingin memberikan kesan “lika-liku perjuangan kuliah jurusan DKV”. Pameran ini diadakan pada tanggal 20-24 Januari 2017, bertempat di lobby Binus University tepatnya di Ex-Admission Room. Menurut gue pribadi, pameran ini keren banget lho! Begitu masuk, seketika langsung terasa ambience maze nya. Mereka menggunakan panel dan pedestal yang di provide oleh Binus untuk membuat maze dan menyusun karya mereka. Dinding ruangan ex admisi yang terbuat dari kaca juga mereka lapisi dengan linen hitam agar cahaya tidak terlalu banyak masuk. Penataan karyanya juga rapi, menggunakan beberapa lampu meja dan lampu tembak untuk menerangi karya payung, dan senter-senter kecil berbentuk tabung untuk menerangi karya mata kuliah Western Art Review. Tim Design juga membuat poster dan X banner untuk mempromosikan acara mereka, dan juga mereka memberrikan penjelasan bagi setiap karya yang dipamerkan di acara itu. Keren deh, kayak pameran beneran!

Untuk menarik pengunjung, mereka menyediakan snack-snack kecil seperti Beng-Beng, Chupa Chups, dan Choki-Choki. Oh iya, para pengunjung yang datang ga ditarik biaya sepeser pun lho! All free! Selama 5 hari pameran, mereka berhasil menarik 500 lebih pengunjung yang terdiri dari dosen Binus Alam Sutera dan Kemanggisan, mahasiswa Binus Alam Sutera (berbagai jurusan), mahasiswa Binus Kemanggisan, dan mahasiswa kampus lain. Yang tadinya target mereka cuma dosen, akhirnya malah banyak banget orang yang tertarik untuk masuk dan melihat pameran mereka. Seru ya!

“Every artwork has a soul, a story to be told. Don’t see it the way it seems, because it demandsto be felt.”

Acara mereka patut diacungkan jempol. Hanya dalam waktu kurang dari satu minggu, mereka mampu menyusun sebuah acara seperti itu. Hal ini ga mungkin bisa terlaksana tanpa adanya kekompakan dan kedekatan antara sesama teman sekelas. Udah gitu, acara-acara spontan seperti ini juga sangat bagus untuk bisa menyalurkan kreatifitas, meningkatkan softskills, persahabatan juga jadi erat. Tak lupa juga, dibalik target tambahan 10 poin dari dosen, kelas mereka jadi membuat suatu acara yang bisa meningkatkan minat orang-orang akan seni. Banyak sekali orang-orang datang dan amazed ngeliat karya-karya mereka. Hal-hal seperti ini diperlukan, supaya semakin banyak orang yang bisa lebih appreciate karya seni dan juga bisa menambah wawasan mereka mengenai seni.

Harapan gue kedepannya adalah supaya ada lebih banyak karya dan acara seni yang  gelar oleh jiwa-jiwa muda seperti kita. Dunia yang serba instan ini butuh lebih banyak orang yang bisa menghargai seni. Jadi, teruslah berkarya, genks!