TWC II 2021: Psyche

TWC atau Together We Can adalah salah satu program kerja milik Himpunan Mahasiswa Desain Interior (HIMDI) BINUS University yang dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun. Dalam program kerja TWC yang kami laksanakan pada hari Jumat, 1 Oktober 2021, Kami mengangkat ‘Psyche’ yang berarti The Human Soul, Mind, or Spirit sebagai tema untuk TWC kali ini. Kami selaku panitia TWC 2021 mendukung para peserta untuk menambah wawasan mereka terhadap Interior Design dan Furniture Design on Human Psychology.

Acara TWC II 2021: Psyche diadakan pada hari Jumat, 1 Oktober, pukul 13:00 sampai 15:30, melalui Zoom Meetings dikarenakan oleh situasi pandemi yang menghalangi terjadinya kegiatan onsite. Acara dimulai dengan pembukaan oleh para MC, disusul kata sambutan dari ketua HIMDI yaitu Stevian Khansa dan ketua program kerja TWC yaitu Joshua Santosa. 


Kita juga mengawali acara dengan pengenalan tema TWC II, serta menyambut para peserta yang sudah mendaftarkan diri untuk acara kali ini. Sebelumnya, panitia sudah mengundang dua orang sebagai pembicara pada acara TWC kali ini yaitu Ibu Yunida Sofiana, S.Sn, M.Des. dan juga Ibu Reno Fanthi, S.Sn, M.Sn. selaku dosen di jurusan Desain Interior, Universitas Bina Nusantara. Setelah materi dijelaskan, acara akan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bagi para peserta dan panitia yang tertarik bertanya lebih lanjut.

Dalam materi yang dibawakan, Ibu Reno menjelaskan bahwa Desain Furniture dapat mempengaruhi perasaan seseorang hal ini berkaitan dengan bagaimana penglihatan manusia membawa pengaruh terhadap pemandangan mental. Terdapat enam unsur yang perlu dipertimbangkan dalam merancang sebuah furniture. Elemen ruang, yaitu cara seorang designer melakukan penataan dalam desainnya yang dapat mempengaruhi ruang, ruang dapat terlihat sempit sehingga terasa sesak ataupun terlalu kosong sehingga dapat mengganggu kenyamanan penggunanya. Kedua merupakan elemen warna, hal ini membawa pengaruh besar dalam mengubah mood penggunanya seperti memasukan warna terang yang bersifat ceria ataupun gelap yang terkesan misterius. Ketiga adalah perpaduan warna, dengan adanya perpaduan warna dapat menimbulkan suasana tenang, segar, ataupun bila terlalu banyak akan terkesan kacau. Keempat yaitu ergonomi. Ergonomi mempengaruhi kenyamanan pengguna ketika menggunakan sebuah furniture semakin tidak nyaman maka tubuh dan pikiran akan terasa lelah. Kelima merupakan penggunaan bahan dan pola, hal ini berpengaruh akan desain yang ingin dicapai, apakah itu natural atau berkelas dan terkesan mahal. Dan yang terakhir yaitu mengenai pencahayaan. Hal ini berkaitan dengan terang gelapnya sebuah ruang yang akan mempengaruhi kinerja dan perasaan seseorang. Ketika keenam unsur tersebut dipadukan dengan baik maka akan tercapai sebuah keseimbangan.

Setelah menyimak materi yang disampaikan Ibu Reno, acara dilanjutkan dengan materi tentang pengaruh desain pada psikologi dari sisi interiornya. Bu Yunida menyampaikan dalam materinya bahwa desain yang diterapkan dalam suatu ruangan dapat mempengaruhi psikologi penggunanya melalui elemen interior yang kemudian dirasakan melalui kelima indera yang dimiliki dan akhirnya dapat mempengaruhi emosi manusia.

Kelima Indera tersebut mencakup penglihatan yang dipengaruhi oleh elemen interior seperti warna yang digunakan, pemilihan material, dan juga pencahayaan ruang. Contohnya dengan pencahayaan yang tepat dapat mempengaruhi kesehatan baik secara fisik maupun mental, seperti menghindari mata lelah saat bekerja, hingga stress dan rasa cemas berlebih.

Indera kedua yang mempengaruhi yaitu pendengaran, suara yang ada dalam suatu ruangan dapat memberi efek pada tubuh dan emosi seseorang, selain itu juga dapat menstimulasi memori penggunanya. Berikutnya yaitu indera penciuman dan pengecap. Sama seperti indera pendengaran, bau yang memenuhi sebuah ruangan serta rasa yang masuk dalam tubuh dapat menstimulasi memori dan mempengaruhi perasaan seseorang. Contohnya, beberapa bau seperti kopi, lemon, dan daun mint akan meningkatkan efektivitas dalam bekerja. Terakhir yaitu indera peraba. Material yang dipakai, serta perhitungan ergonomi yang baik akan mempengaruhi dalam tingkat kenyamanan penggunanya. 

Dari materi tersebut kami belajar, bahwa dengan menerapkan dan mempertimbangkan kelima indera yang dimiliki maka akan tercipta kondisi serta ruang yang lebih baik untuk kesehatan baik untuk kesehatan fisik maupun mental pengguna.

Setelah penjelasan materi dan sesi tanya jawab, kami mengadakan sesi games yaitu bermain Gartic.io dengan para peserta. Gartic.io adalah game tebak gambar dan corat-coret, dengan cara bermainnya yaitu kita harus mencari tahu apa yang sedang digambarkan oleh peserta lain dan begitu juga sebaliknya secara bergilir. Tema yang kami gunakan dari games tebak gambar ini adalah menebak elemen-elemen interior. Setelah game selesai, adapun ditampilkan top three pemenang dari game yaitu dimenangkan oleh Catherine, Felix, dan Terencia. 

Pada penghujung acara, kami mengumumkan  untuk para pemenang twibbon mulai dari juara ketiga hingga juara pertama, beserta pemberian hadiah kepada para pemenang. Masing-masing pemenang juga diberikan kesempatan untuk mengungkapkan kesan pesan selama mengikuti acara TWC ke II kita. Tidak lupa, peserta diminta untuk mengisi exit ticket sebagai bukti kehadiran pada acara TWC hari itu. Pada akhirnya, acara ditutup dengan beberapa kata-kata penutup dan ucapan terima kasih dari kedua MC sebagai tanda akhirnya acara.

TWC