ORNAMEN PADA BANGUNAN BALI
Dalam budaya masyarakat Bali terdapat Asta Kosala Kosali yang digunakan untuk mengatur tata letak dan tata bangunan rumah atau tempat suci yang berada di Bali. Hal ini mengarah pada harmonisasi hidup antara penghuni rumah dengan lingkungannya. Selain itu, terdapat juga beberapa ornamen yang memiliki fungsi dan makna tersendiri apabila diletakkan pada bangunan. Pada umumnya, ornamen pada bangunan Bali menampilkan ragam flora dan fauna.
- FLORA
Ornamen diambil dari bentuk dasar tumbuhan seperti jalur daun, bunga, putik, dan rating. Bentuk-bentuk tumbuhan tersebut dirangkai secara berulang-ulang dan biasanya ditampilkan sebagai ragam hias. Contoh ornamen dengan tema flora berupa pepatraan dan keketusan.
- Pepatraan
Pepatraan memiliki makna sebagai pelindung manusia dari rasa takut, panas dan haus dan memberikan kenyamanan bagi manusia yang tinggal di wilayah yang dihiasi pepatraan. Beberapa jenis pepatraan yang ada berupa:
A. Patra SarI
Patra Sari dapat dikenali dengan bagian sari bunga dan diaplikasikan pada bidang-bidang yang sempit pada bangunan. Bentuk patra sari berasal dari bentuk tumbuhan dengan jenis batang yang menjalar dan melingkar-lingkar. Ciri dari ornamen patra sari adalah sari bunga yang mendominasi atau menjadi pusat karya dan dilengkapi dengan lengkungan batang yang menjalar.
B. Patra Samblung
Patra Sumblung diambil dari bentuk tanaman sumblung dengan bercirikan daun-daun yang lebar. Biasanya diaplikasikan pada bidang-bidang yang panjang pada bangunan karena polanya yang memanjang dan berulang. Ciri dari patra sumblung adalah batang, kelopak daun, dan dedaunan dibuat melengkung dan harmonis.
C. Patra Punggel
Patra Punggel diambil dari kata punggel yang berarti potongan. Patra punggel diambil dari bentuk dasar liking paku (sejenis flora dengan lengkung daun muda pohon paku). Patra Punggel biasanya digunakan untuk melengkapi kekarangan (patra fauna) atau sebagai hiasan dan merupakan ornamen yang paling banyak digunakan. Ciri dari ornamen ini terletak pada perulangan pola-pola daun yang lebar dan memanjang secara searah atau timbal balik. Selain itu, pola ini juga dapat dikombinasikan dengan patra lainnya.
- Keketusan
Makna dari ornamen keketusan yaitu mengikat sifat positif seperti hidup rukun, damai sejahtera di dunia maupun akhirat dan kebutuhan sandang, pangan, papan yang terpenuhi. Ciri dari ornamen ini yaitu mengambil suatu bagian penting dari bentuk tumbuhan kemudian diolah dan dipolakan berulang. Dalam penyusunan pola keketusan memperhatikan ritme dan proporsi sehingga ornamen terlihat harmonis. Beberapa contoh dari keketusan yaitu Ornamen keketusan batun timun yang bentuknya diambil dari stiliran biji mentimun yang disusun tidak searah dan ditambahkan pola-pola organik. Ornamen keketusan genggong diambil dari bentuk tumbuhan kapu-kapu yang bercirikan bentuk setengah lingkaran pada ujung daun dan lebar.
- FAUNA
Ornamen diambil dari berbagai macam bentuk binatang dan umumnya dikombinasikan dengan bentuk flora. Ukiran fauna pada bidang relief di dinding biasanya menerapkan kisah rakyat atau legenda mengenai dunia binatang. Binatang yang biasanya digunakan umumnya berkaitan dengan ceita agama atau kepercayaan masyarakat Bali seperti burung, singa, gajah, dan lainnya. Contoh ornamen berbentuk fauna berupa kekarangan.
- Kekarangan
Makna dari kekarangan yaitu sebagai simbol kekuatan alam yang hidup di dunia sehingga bangunan dipercaya dapat terjauh dari kekuatan gaib. Bentuk dasar kekarangan menyerupai fauna khayalan dan terkadang cenderung abstrak. Umumnya, kekarangan berbentuk bagian kepala fauna yang distilir/dideformasi dan juga ada yang dikombinasikan dengan ornamen flora. Ornamen ini biasanya diletakkan pada bagian sudut atau bagian tengah dari bangunan rumah/ rumah adat/bangunan suci. Berikut merupakan contoh kekarangan:
A. Ornamen Karang Hasti/ Asti dipercaya sebagai lambang kekuatan / kekokohan bangunan dan biasanya diletakkan pada bagian tengah / sudut dasar bangunan. Bentuk ornamen ini diambil dari kepala binatang gajah, belalai, serta gadingnya dan dilengkapi dengan ornamen Patra Punggel.
B. Ornamen Karang Sai di ambil dari bentuk stilir binatang kelelawar dengan gigi yang tajam/ Ornamen ini juga dikombinasikan dengan Patra Punggel dan Patra Bun-bunan. Ornamen ini dapat diletakkan di atas pintu rumah tinggal.
C. Ornamen Karang Celeng memiliki arti bahwa kekuasaan Tuhan tidak dapat diselami oleh siapapun. Ornamen ini diambil dari cerita mencari ujung dan pangkal dari lingga Ciwa, dimana Dewa Wisnu berubah menjadi seekor celeng/babi dan kemudian di stilir menjadi karang celeng/babi.
REFERENSI:
https://sharingconten.com/ragam-hias-flora-fauna-geometris-figuratif-nusantara https://www.arsitur.com/2017/12/unsur-unsur-tampilan-arsitektur-bali.html http://repo.isi-dps.ac.id/137/1/Keketusan_dan_Kekarangan.pdf https://media.neliti.com/media/publications/167498-ID-pendokumentasian-aplikasi-ragam-hias-bud.pdf https://www.academia.edu/6538615/ORNAMEN_ARSITEKTUR_BALI https://sharingconten.com/ragam-hias-flora-fauna-geometris-figuratif-nusantara