ACARA PILMAPRES 2023

Pada hari Jumat (17/03/2023), Binus University menyelenggarakan PILMAPRES 2023 yang berlangsung di Auditorium Kampus Anggrek. Acara ini merupakan seleksi para kandidat dari fakultas dengan mempresentasikan ide atau gagasan mereka. Mahasiswa terpilih akan mewakili Binus University ke tahap selanjutnya, yaitu Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah III. 

Acara ini dimulai dengan video perkenalan kandidat dari PILMAPRES yakni Edward Hartanto Enrico Abadi dari School of Information Systems, Anissa Saptayulia Belvanugraha dari Faculty of Engineering, Delviana Pramata dari Faculty of Humanities, Jessica Christabel Gan dari School of Design, Maevy Marvella dari School of Computer Science, Olivia Valentina dari Faculty of Digital Communication Hotel and Tourism, dan Thalea Christy Nathaniela dari Binus Business School. 

Acara ini dibagi menjadi dua sesi yaitu karya tulis ilmiah dan impromptu speech. Dan dimulai dengan kata pembukaan dari Vice Rector Student Affairs and Community Development, Bapak Johan S.Kom., M.M. Dilanjutkan oleh perkenalan dua panelis yaitu, Prof. Dr. Juneman Abraham, S. Psi., M.Si dan Dr. Elidjen, S. Kom. MInfoCommTech, CIP, CKM.  

Presentasi ini dimulai oleh Edward Hartanto Enrico dari School of Information Systems mempresentasikan idenya berjudul “Tanjak” yaitu wheelchair access ramps mandiri untuk pengguna kursi roda di transportasi publik dengan teknologi AI dan Cloud Computing melalui smartphone. Tanjak dibuat untuk mendukung infrastruktur disabilitas Indonesia. Tanjak merupakan aplikasi yang dapat di install oleh user, lalu user dapat memasukkan stasiun tujuan. Tanjak akan meluncurkan unitnya dan mendekat ke celah peron dengan pintu kereta dan akan maju kedepan sehingga pengguna dapat boarding dengan aman dan selamat.

Selanjutnya, Anissa Saptayulia Belvanugraha dari Faculty of Engineering mempresentasikan idenya yang berjudul “KuNaBon : Inovasi Abon Kulit Buah Naga sebagai Upaya Manajemen Sampah Makanan di Banyuwangi dalam Pengimplementasian Sustainable Development Goals”. KuNaBon atau disebut juga kulit naga jadi abon merupakan abon yang terbuat dari kulit naga yang kaya serat, ramah lingkungan, vegan friendly, harga terjangkau, dan dengan rasa yang enak. KuNaBon ini juga merupakan solusi dari 5 SDG yakni climate action, responsible consumption and production, zero hunger, no poverty, decent work and economic growth. 

Delviana Pramata dari Faculty of Humanities mempresentasikan idenya yang berjudul “Aruja : Program based on the Implementation of Spatial Data Collection, Utilitation of Resources on the Internet, and Collaboration to Reduce Indonesia’s Unemployment Rate”. Aruja atau Arah Menuju Kerja ini bertujuan untuk membantu orang dalam mencari kerja dengan menggabungkan pengumpulan data spasial, pemanfaatan sumber daya di internet, dan kolaborasi untuk memecahkan kasus pengangguran di Indonesia. 

Dilanjutkan oleh Jessica Christable Gan dari School of Design yang mengusungkan ide “Thrifting Culture : The Endorsement of Responsible Secondhand Fashion Consumption through Audio-visual Media”. Thrifting culture merupakan program lima tahun yang dimulai dengan beberapa influencer memproduksi UGC edukatif yang mempromosikan konsumsi fashion yang bertanggung jawab dengan tujuan menjadikan praktik konsumsi fashion yang etis sebagai tren dalam jangka waktu lima tahun. 

Kemudian Maevy Marvella dari School of Computer Science yang membawakan ide “Arutala” yang berkonsepkan tentang sebuah metode pemberdayaan perekonomian bagi penyandang berbagai macam disablilitas mulai dari kekurangan mental hingga fisik disabilitas melalui sistem adaptive learning berbasis aplikasi mobile. Aplikasi ini dimaksudkan untuk menyokong kemampuan penyandang disabilitas yang seringkali dianggap tidak mampu menanggung tugas dengan tanggung jawab yang besar, padahal mereka juga mampu mengerjakannya.

Dilanjutkan dengan presentasi “SIPP (Sistem Terintegrasi Pengobatan Presisi)” yang dibawakan oleh Olivia Valentina. Olivia membahas permasalahan yang dianalisis yaitu kurangnya pemerataan tenaga dan fasilitas kesehatan yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, transportasi, dan finansial. Solusi yang ditawarkan yaitu dengan mengembangkan Artificial Intelligence sebagai “Digital Twin” dari tenaga kerja medis manusia yang memiliki berbagai pengetahuan tetapi jumlahnya masih terbatas untuk menjangkau seluruh pasien di Indonesia, beriringan dengan praktisi medis yang berperan sebagai koordinator dan pendamping pasien berbasis online mulai dari diagnosa permasalahan hingga kebutuhan obat.

Lalu dilanjutkan dengan ide mengenai “Wirausaha Sosial NATATANI untuk mengurangi Timbulan Sampah di Jawa Timur Menggunakan Pendekatan Root Cause Analysis dan Disruptive Innovation” yang dipaparkan oleh Thalea Christy Nathaniela dari fakultas Binus Business School @BINUS Malang. Thalea membahas mengenai timbulan sampah khususnya di Jawa Timur. Pentingnya mengelola sampah diyakini dapat menanggulangi isu kelaparan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, Thalea menggagaskan ide NATATANI yang merupakan wirausaha sosial kemitrian stakeholder BSF (Black Soldier Fly) yang dapat bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat dengan tujuan untuk mengurangi angka timbulan sampah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Sesi kedua yaitu impromptu speech dimulai dengan perkenalan juri yakni Bapak Wisnubroto S.Pd., M.Hum., M.A dan Dr. Franklin G. Talaue, M.A.Engl. Pada sesi ini, kandidat diberikan sebuah case study dan memaparkan argumen dalam waktu 3 menit dan peserta lain akan menanggapi argumen tersebut. Kandidat yang memaparkan argumen boleh merespons tanggapan dari peserta lain. 

Pada penghujung acara, akhirnya diumumkan pemenang dari PILMAPRES 2023. Mawapres terbaik jatuh kepada Edward Hartanto Enrico Abadi dari School of Information Systems dan mawapres terfavorit jatuh kepada Thalea Christy Nathaniela dari Business School. Pemberian penghargaan dilakukan oleh Bapak Hardi selaku Student Support Office Manager. HIMDI mengucapkan selamat kepada para pemenang!

 

Maia Adriani