Tips Interior Rumah Tahan Gempa ala Negara Jepang

Oleh:

Clementhya Vania (2501988535), Kathleen Grace Handoyo (2501979146), Stefiana Merilyn (25401309966) , Cokorda Istri Tiara Angeli Pemayun (2501968842)

Gambar 1. Rancangan interior tahan gempa asal desainer Indonesia, Ary Juwono melalui hasil kerjasama dengan Ciputra dan Toyota Housing Indonesia.

Posisi Negara Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, sehingga memang sudah tidak asing lagi kalau sering terjadi gempa di Indonesia baik dalam skala besar maupun kecil. Dari sekitar 90% gempa bumi yang terjadi dan 81% gempa bumi berskala besar terjadi di sepanjang Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire. Tidak hanya Indonesia yang sering terjadi gempa, ternyata negara tetangga kita yaitu Jepang juga berada di zona vulkanik dan seismik paling aktif di dunia. Berdasarkan USGS, Jepang tercatat sebagai negara dengan gempa terbanyak di dunia.

Jepang sadar bahwa letak negara mereka berada di pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu Eurasia, Indo Australia dan Pasifik yang sangat memicu terjadinya gempa. Untuk mengurangi resiko adanya korban jiwa akibat gempa, Jepang memiliki persiapan yang matang. Salah satunya dengan membangun bangunan dan rumah-rumah yang tahan gempa. Para ahli geologi mengatakan baik lempengan dan patahan yang ada, gempa pasti terjadi di Indonesia. Masyarakat Indonesia perlu lebih meningkatkan kesadaran bahwa kita tinggal di daerah yang rawan gempa. Masih banyak dari kita yang mengabaikan hal ini, tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang justru tinggal didaerah yang sangat rawan terhadap gempa. Seperti di pinggir sungai dan di lereng yang curam. Berbagai upaya mitigasi bencana telah dilakukan oleh pemerintah tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa gempa yang terjadi akan memakan banyak korban dan kerugian secara finansial.

“Masyarakat kita akan terus menjadi korban setiap terjadinya gempa karena kita juga tidak melihat langkah-langkah konkrit yang benar-benar, semacam juklak bagaimana membangun bangunan tahan gempa itu di edukasikan secara masif sehingga masyarakat kita benar-benar memahami dan kemudian mindset itu berubah,” kata Dr. Daryono Sutopawiro, peneliti BMKG. Hal ini terbukti dengan banyaknya berita-berita gempa yang sering kali kita dengar. Dari banyaknya kasus gempa yang terjadi, pastinya banyak kerugian yang dialami. Terutama kerugian material seperti jembatan, jalan, dan terutama rumah tempat kita tinggal. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk berkaca pada negara Jepang untuk meningkatkan struktur dan interior khususnya pada tempat tinggal atau rumah anda untuk mendukung keselamatan kita serta menghindari terjadinya rumah roboh ketika terjadi gempa. Berikut adalah beberapa tips agar hunian tempat tinggal anda tahan terhadap gempa seperti layaknya di Negeri Sakura.

Tips

● Kamar tidur dan ruangan lainnya.
Kamar tidur merupakan ruangan dimana kita biasanya menghabiskan waktu lebih banyak. Tetapi apakah kamar tidur yang kita tempati sudah cukup aman apalagi bila terjadi gempa bumi? Sebaiknya jauhkan perabotan yang diletakkan secara menggantung. Coba kita perhatikan cermin, lukisan ataupun yang menggantung di dinding seperti TV dan ceiling sudah tergantung dengan kuat. Ruangan lainnya pun juga sama. Barang-barang yang besar seperti kabinet, sebaiknya ditaruh di bawah sehingga tidak membahayakan penghuni rumah ketika jatuh.

Gambar 2. Interior kamar tidur dengan sedikit barang yang menggantung

● Dapur
Dapur merupakan ruangan yang memiliki potensi resiko paling besar. Karena biasanya dapur memiliki lemari gantung atau kitchen set. Sehingga harus memperhatikan lemari gantung atau kabinet terkunci dengan erat dan kuat sehingga saat gempa tidak ada barang-barang dalam kabinet yang terhambur dan menimpa penghuni rumah terutama barang yang mudah pecah. Selain itu juga, dapur biasanya ditaruh beragam jenis peralatan rumah tangga dari logam yang digantung sehingga resiko sangat besar.

Gambar . Dapur dengan kabinet bawah dan kabinet gantung

● Denah
Sebaiknya denah dibuat sederhana dan juga simetris sehingga akan memudahkan kita untuk menyelamatkan diri dengan cepat dan mudah menentukan letak titik-titik kolom dan pondasi yang akan menjadi rangka struktur utama pada rumah.

Gambar 3. Denah yang sederhana dan simetris

● Atap dan dinding
Banyak material di pasaran sekarang yang mendukung perencanaan rumah tahan gempa. Untuk dinding, biasanya memakai dinding beton aerasi atau bata ringan. Sedangkan atap, menggunakan partisi dari gypsum atau GRC yang dapat membuat massa bangunan menjadi lebih ringan.

Gambar 4. Dinding beton aerasi atau bata ringan Gambar 5. Ceiling dengan material gypsum

● Dinding dengan B-panel
Panel ini menggunakan material b-foam yang sangat ringan dilapisi dengan wiremesh untuk kelenturan strukturnya, selain itu juga ringan dan fleksibel yang tahan gempa.

Gambar 6. Panel dengan material b-foam

 

● Sebaiknya interior dan furniture memakai kaca tempered. Kaca dengan jenis ini sangat aman karena apabila pecah, pecahannya sangat kecil sehingga tidak melukai penghuni rumah. Namun kaca ini biasanya lebih mahal dari pada kaca biasanya.

Gambar 7. Coffee table dengan material tempered glass

● Interior dengan bahan kayu juga direkomendasikan karena lebih ringan, sehingga apabila roboh akibat gempa, tidak akan terlalu memberatkan seperti dinding dengan material bata.

● Pakailah interior yang minimalis dan tidak banyak perabot karena akan terkesan luas, dan juga dapat memudahkan kita untuk evakuasi saat gempa.

Gambar 9. Interior yang minimalis

● Rak buku dapat dirancang miring dari lantai hingga ceiling sehingga bila terjadi guncangan akibat gempa tidak akan merobohkan seisi rumah dan peluang untuk barang jatuh lebih minim. Rak buku ini dirancang oleh arsitek dari Jepang yaitu Shinsuke Fujiii.

Gambar 10. Rancangan rak buku dari arsitek Jepang Shinsuke Fujiii

● Pemilihan material seperti lemari juga penting, karena banyak lemari yang dapat jatuh dan tidak bisa dihindari saat guncangan, oleh karena itu sebaiknya pilih karakter lemari yang tidak berat seperti material dari plywood sehingga jika tertimpa tidak terlalu mencederai.

Gambar 11. Lemari dengan material plywood

● Membangun di Tanah yang stabil, sangat penting untuk tidak membangun rumah di atas tanah dengan kemiringan yang ekstrem, tanah dengan struktur padat akan membuat partikel tanah bergerak perlahan saat gempa terjadi

Gambar 12. Pembangunan di atas tanah yang stabil

● Pemilihan material bangunan pada rumah di daerah rawan gempa juga penting, gunakanlah partisi rumah dengan material gypsum, karena material tersebut dinilai lebih baik dibandingkan material batu bata.

Gambar 13. Partisi dengan material gypsum

Reference : 
https://alacasa.id/amp/read/9/2018/648/ini-rahasia-rumah-tahan-gempa-di-jepang
Merencanakan Dan Membangun Rumah Yang Tahan Gempa
https://dsgntalk.com/2019/01/22/ary-juwono-membawa-shibori-ke-dalam-rumah-tahan-gempa-ci putra-toyota-housing-indonesia/ https://ekonomi.bisnis.com/read/20190718/45/1125805/kepekaan-masyarakat-terhadap-potensi-b encana-mesti-ditingkatkan https://lifestyle.okezone.com/amp/2011/05/10/30/455222/mendesain-interior-tahan-gempa https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45086874 https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/20/080000669/negara-mana-yang-paling-banyak-g empa?page=all https://www.99.co/blog/indonesia/cara-membuat-rumah-anti-gempa/