Rumah Adat Omo Hada
Omo Hada adalah rumah adat yang berasal dari suku Nias. Ribuan tahun lalu suku-suku pertama yang ada Nias hidup di bawah pepohonan dan goa. Pada saat itu belum ada arsitektur khusus di Nias. Sekitar 700 tahun yang lalu armada China mulai menguasai lautan Indonesia. Suku baru tiba dengan perahu dan memiliki keterampilan pengerjaan kayu yang canggih. Unsur-unsur tertentu dari kapal atau perahu tergabung dalam arsitektur rumah-rumah tradisional suku Nias.
Omo hada dibangun menggunakan material yang terbuat dari susunan kayu-kayu yang kemudian disatukan tanpa paku. Rumah ini ditopang dengan tiang-tiang kayu yang kokoh sehingga rumah ini sering dikenal juga sebagai rumah yang tahan akan goyangan atau goncangan gempa. Kebanyakan rumah adat suku Nias memiliki ukiran kayu yang rumit yang terdapat di dalam rumah adat suku Nias.
Sambungan antar kayu menggunakan sistem joint agar rumah adat bertahan lama meskipun hanya menggunakan sambungan antar kayu. Di bagian dalam rumah adat, terdapat balok penopang berukuran besar menjulang vertikal yang berfungsi sebagai penyangga atap. Tujuan penggunaan balok besar yaitu menopang susunan atap yang memiliki ukuran yang besar dan disusun secara bertumpuk melingkar. Atap menggunakan buluzaku (daun rumbia) yang sudah dikeringkan.
Fungsi dari jerajak kayu pada jendela rumah adat adalah untuk menjaga sirkulasi udara yang masuk dan keluar. Di bagian atap juga terdapat jendela yang dapat dibuka secara vertikal, bertujuan untuk mendapatkan sinar matahari ke dalam ruangan.
Reference: https://museum-nias.org/en/nias-architecture/ https://www.arsitag.com/article/omo-sebua-dan-omo-hada-rumah-tradisional-nias-yang-tahan-gempa