Window Dressing

Manajer investasi dan perusahaan terbuka (emiten.) seringkali melakukan strategi window dressing pada akhir tahun, untuk memperindah tampilan portofolio atau performa laporan keuangan dari perusahaan. Dengan strategi window dressing. Portofolio dana yang dikelola dan laporan keuangan perusahaan akan menjadi menarik di mata investor dan pemegang saham. Salah satu cara memperindah laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan misalnya dengan cara penyajian informasi penjualan aset terakhir.

Window dressing, sering terjadi pada akhir kuartal, Ketika perusahaan merilis laporan keuangan kuartal, yakni pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember, Q1 di bulan 3, Q2 di bulan 6, Q3 di bulan 9, dan Q4 di bulan 12. Window dressing yang paling signifikan terjadi pada akhir tahun, karena selain akhir kuartal, juga merupakan akhir tahun, serta waktu dikeluarkannya laporan tahunan sehingga harga saham-saham di IHSG biasa akan menguat dari bulan Desember disebut Santa Claus Rally, sampai bulan Januari, yang disebut dengan January Effect. Manajer Investasi perusahaan akan berusaha membuat harga saham yang mereka pegang naik agar performanya saat penutupan akhir tahun akan terlihat lebih baik. Karena hal ini adalah sesuatu yang dilakukan oleh hbampir semua Manajer Investasi di seluruh dunia, maka harga saham di akhir Tahun cenderung naik. Window Dressing lebih sering terjadi di saham-saham Blue-chip, karena saham-saham blue-chip lah yang porsi kepemilikannya biasa lebih besar di portofolio para Manajer Investasi. 

Sumber:
https://www.mncsekuritas.id/pages/jurus-cuan-dari-window-dressing

Nicholas Steven