Foldable Screen: Bagaimana Sih Cara Kerjanya?
(Sumber: asus.com)
Sejak Samsung merilis Samsung Galaxy Fold pada tahun 2019, foldable smartphone menjadi salah satu tren teknologi yang banyak diminati oleh masyarakat dunia. Berbeda dari smartphone biasa, layar dari foldable smartphone dapat dibuka dan dilipat secara fleksibel. Keunikan dan keindahan dari desain foldable smartphone tersebut berhasil membuat jutaan orang rela merogoh kantong untuk membelinya. Bahkan, beberapa perusahaan lain mulai berlomba untuk menciptakan foldable smartphone yang paling awet dan tahan banting, yang bisa dilipat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan peluncuran laptop ASUS Zenbook 17 Fold OLED, yang diklaim sebagai laptop dengan foldable screen berukuran 17 inci pertama di dunia. Pertanyaannya, bagaimana sih cara kerja dari foldable screen ini? Kok layarnya bisa dilipat-lipat tapi tidak retak? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yuk kita simak pembahasan berikut ini!
Cara Kerja Foldable Screen
(Sumber: androidauthority.com)
Foldable screen yang saat ini beredar di pasaran menggunakan layar Organic Light Emitting Diode (OLED) karena memiliki pixel yang dapat memancarkan cahayanya sendiri apabila dinyalakan. Layar OLED 30% lebih tipis dan ringan dari LCD, sehingga cocok untuk digunakan sebagai bahan dari foldable screen. Untuk memahami cara kerja layar OLED pada foldable screen, kita perlu mengetahui lapisan-lapisan yang terkandung dalam layar OLED, seperti pada penjelasan di bawah ini:
- Substrate layer
Substrate layer disebut juga sebagai board karena merupakan dasar dari lapisan layar OLED lainnya. Substrate layer terbuat dari sebuah plastik polimer bernama polimida (PI). PI digunakan karena sifatnya yang lentur, awet, dan stabil dalam menjaga suhu permukaan.
- Thin-Film-Transistor (TFT) layer
TFT layer terletak di atas substrate layer dan berguna untuk menyalurkan energi listrik ke pixel layar. Kelebihan dari TFT layer adalah dapat menghasilkan tingkat kontras yang tinggi tetapi hemat daya.
- OLED layer
OLED layer merupakan lapisan yang terdiri atas subpixel merah, hijau, dan biru, untuk memancarkan cahaya. Perbedaan warna yang dapat kita lihat di layar berasal dari banyaknya energi yang diterima oleh subpixel tersebut. OLED layer sendiri tersusun atas beberapa sub-layer, yakni anode, organic light-emitting layer, dan katode.
- Encapsulation layer
Disebut juga sebagai cover layer, yang berfungsi untuk menyegel dan melindungi lapisan dalam layar OLED. Encapsulation layer terbuat dari ultra-thin glass (UTG). Meskipun terlihat seperti kaca gelas, UTG memiliki lapisan yang jauh lebih kuat dari plastik dan bahkan lebih mudah untuk ditekuk.
(Sumber: samsung.com)
Kelebihan Foldable Screen
Selain tampilan desain yang menarik, masih ada banyak kelebihan dari perangkat foldable screen, antara lain:
- Layar besar yang portabel
Smartphone saat ini banyak digunakan sebagai pengganti dari komputer yang berukuran besar dan sulit untuk dibawa bepergian. Namun, layar smartphone yang kecil kurang mampu menampilkan aktivitas sebanyak di komputer. Oleh karenanya, foldable smartphone diciptakan untuk memberikan layar yang lebih besar, namun juga dapat dilipat sehingga mudah untuk dibawa ke mana-mana.
- Kemampuan multitasking yang lebih tinggi
Dengan layar yang lebih besar, kita dapat menampilkan lebih dari tiga ataupun empat aplikasi sekaligus dalam satu layar tanpa harus berpindah-pindah tab. Hal tersebut tentu dapat menunjang produktivitas, yakni mempercepat proses pekerjaan yang banyak.
- Memiliki tampilan warna yang lebih tajam
Berkat teknologi layar OLED, warna yang dihasilkan pada gambar ataupun video di foldable screen menjadi lebih realistis dan akurat.
Kelemahan Foldable Screen
Sebagai produk teknologi yang tergolong baru, foldable screen tentu memiliki beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan sebelum membelinya, seperti:
- Harga yang sangat mahal
Perangkat foldable screen yang beredar di pasaran saat ini masih dipatok dengan harga yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan foldable screen perlu diproses secara khusus. Produksi bahan layarnya saja sudah memakan biaya yang tinggi, yakni dapat mencapai $2.000. Selain itu, foldable screen baru dapat diproduksi oleh beberapa pabrik, sehingga apabila mengalami kerusakan, akan sedikit sulit untuk mendapatkan suku cadangnya.
- Permasalahan pada layar dan engsel
Dikarenakan foldable screen dibuka dan dilipat secara terus menerus, ada risiko engselnya menjadi aus. Beberapa pembeli dari produk foldable screen pun mengeluhkan bahwa terlihat garis di tengah-tengah layar. Selain itu, karena layar OLED memiliki lapisan yang tipis, apabila sebuah aplikasi ditampikan di layar dalam waktu yang cukup lama, akan tercetak bayangan gambarnya meskipun sudah berganti tab aplikasi.
- Menjadi tebal apabila dilipat
Foldable screen memang berukuran tipis apabila dibuka. Namun, device-nya akan menjadi tebal apabila dilipat.
Demikian pembahasan mengenai cara kerja, kelebihan, dan kelemahan dari teknologi foldable screen. Dalam 3 tahun terakhir saja, perusahaan-perusahaan raksasa teknologi sudah berhasil menciptakan berbagai produk foldable screen, seperti smartphone, laptop, dan bahkan televisi! Melalui inovasi dan riset, foldable screen akan dapat diproduksi dengan kualitas yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah. Bayangkan saja dalam 10 tahun ke depan, bisa saja semua produk elektronik dan perabotan yang kita gunakan akan menggunakan foldable screen!