Belajar Strategi Marketing Produk dari Pandemi Covid-19
Aduh semua berita isinya pandemi lagi pandemi lagi… Banyak banget dampak negatif yang ditimbulkan karena pandemi Covid-19 ini. Kehilangan orang yang disayang, semua aktivitas harus dialihkan di rumah aja, bisnis mengalami kerugian, dan bahkan banyak yang berakhir bangkrut. Namun, kalian tau ga sih lewat pandemi ini kita bisa ambil pelajaran penting tentang cara marketing sebuah produk. Penasaran? Yuk simak tips dan trik memasarkan sebuah produk dari pandemi Covid-19.
1. Bangun rasa antisipasi akan produk Anda
Saat Covid-19 muncul di Wuhan, China, semua media baik luar negeri atau dalam negeri mulai memberitakan hal ini. Mungkin ada yang tidak menghiraukan ada juga yang mulai antisipasi kalau virus ini akan hadir di Indonesia. Hal inilah yang bisa kita praktekan saat kita merilis sebuah produk. Anda bisa memberikan teaser produk-produk Anda sebelum di launching di sosial media Anda sehingga akan ada orang- orang yang penasaran akan produk kita yang akan segera diluncurkan dan mulai mengantisipasi produk Anda sehingga produk Anda mulai dilirik oleh orang-orang.
2. Menggunakan influencer yang terpercaya
Ketika Pak Jokowi memberitakan bahwa ada dua kasus WNI positif Covid-19 di Indonesia semua orang langsung panik dan merubah fokus mereka. Awalnya fokus dengan kesibukan sehari- hari mereka berubah menjadi fokus ke kesehatan mereka dan sekeluarga itu artinya ucapan seseorang yang bisa dipercaya dan berpengaruh besar sangat penting dalam menyebarkan sebuah berita atau hal apapun. Dalam kasus ini kita bisa mengambil contoh seorang influencer. Influencer bisa berpengaruh besar dalam meningkatkan atensi penonton yang sesuai target pasar kita. Anda bisa membayar influencer yang punya penonton sesuai dengan target bisnis kita karena lewat perkataan mereka atau cara promosi mereka akan membuat penonton percaya dengan produk kita dan menjadi calon pembeli untuk produk kita.
Namun, Anda juga harus memilih- milih influencer yang tepat karena biaya yang dibutuhkan pasti tidaklah sedikit. Beberapa orang menganggap influencer yang sudah sangat besar dan direkrut menjadi brand-ambasador sebuah produk tidak memberikan rekomendasi yang jujur dan hanya semata- mata hanya ingin menjual produk sehingga micro-influencer pun bisa alternatif pilihan. Dilansir dari whello, micro-influencer adalah pengguna media media sosial yang punya jumlah pengikut antara 1.000–100.000 orang. Kelebihan yang ditawarkan dari micro-influencer antara lain harga yang relatif lebih murah dari macro influencer( influencer dengan jumlah pengikut diatas 100.000 hingga 1.000.000) dan mega influencer( influencer dengan jumlah pengikut diatas 1.000.000 pengikut), tingkat kepercayaan klien yang lebih tinggi, dan biasanya punya engagement yang lebih baik dengan para pengikutnya di sosial media.
3. Menggunakan berbagai macam sosial media dalam mempromosikan produk
Ketika Pandemi sampai di Indonesia. Semua berita pasti membahas tentang virus Covid-19 mulai dari saluran berita di TV, video di youtube, berita di Line today, twitter, broadcast di grup whatssapp dan masih banyak lagi. Hal ini membuat semua orang tau akan akan virus Covid-19 ini. Cara ini bisa kita praktekan untuk bisnis kita. Anda bisa mempromosikan produk di semua media sosial atau platform yang Anda punya bisa lewat instagram, iklan di youtube, whatssapp, facebook, membuat toko di e-commerce dsb. Hal ini akan memperluas jangkauan untuk mendapatkan calon pelanggan Anda dimanapun. Bahkan survei yang diadakan facebook mengatakan 64% leads yang dihadirkan dari berbagai industri dan bisnis ternyata didapatkan dari media sosial. Leads adalah orang yang tertarik pada produk atau layanan bisnis. Mereka akan memberikan info kontak berupa nama dan alamat email. Hal ini dilakukan supaya mereka tak kehilangan info dan promo dari si penjual.
4. Memberikan suvenir yang menarik dan mudah diingat
Covid-19 identik dengan masker dan hand sanitizer. Hal ini menjadi barang ikonik untuk pandemi Covid-19. Lalu, apa barang yang identik dengan brand Anda? Strategi ini juga bisa kita terapkan untuk bisnis kita. Mungkin Anda bisa memberi hadiah seperti gantungan kunci, sticker, pin, dan boneka kecil masih banyak lagi. Tujuannya agar pelanggan mudah mengingat brand kita dan ini juga salah satu bentuk apresiasi kecil kita kepada pelanggan karena sudah menggunakan produk kita. Selain itu, siapa sih yang tidak suka barang gratisan? Tentu saja semua orang menyukainya.
5. Ada bukti konkret berupa testimoni
Pandemi Covid-19 ini tentu saja nyata dan punya bukti konkretnya. Sudah jutaan orang di seluruh dunia meninggal karena virus ini dan beberapa dari mereka pasti harus berpisah dengan keluarga. Mungkin saja ada beberapa orang yang tidak percaya menjadi percaya akan hal ini karena memang sudah ada bukti konretnya. Hal yang sama berlaku dengan bisnis Anda, semua pedagang pasti akan mengatakan produknya lah yang paling unggul dan hebat tentu saja pembeli tidak akan langsung percaya. Maka dari itu testimoni sangatlah berperan penting. Mintalah saran dan testimoni dari pelanggan Anda dan tampilkan testimoni mereka di platform sosial media Anda agar Anda bisa berkembang lebih baik lagi dan pelanggan lain pun bisa percaya dengan produk Anda.
6. Ada resiko jika tidak menanggapinya
Anda semua pasti tau apa konsekuensi jika tidak menggunakan masker, tidak jaga jarak, dan menjaga kebersihan di situasi pandemi ini. Konsekuensi Anda berkemungkinan besar tertular virus Covid-19. Lalu, bagaimana dengan Produk Anda? Apakah ada konsekuensinya bagi pelanggan? Mungkin Anda berpikir kalau produk tidak dibeli yasudah mereka juga tidak akan sakit atau yang lain. Nah, disini kita harus membuat mereka merasakan hal tesebut. Contohnya berikan tawaran yang menarik seperti diskon dalam jangka waktu yang singkat.
Siapa disini yang tidak suka dengan diskon? Pasti semua orang sangat suka diskon karena sangat mengguntungkan bagi mereka. Namun, bagaimana jika diskon hanya terjadi dalam waktu singkat? Pasti pelanggan Anda ada yang takut ketinggalan kesempatan ini dan mungkin saja memutuskan untuk membeli produk Anda. Hal ini disebabkan karena FOMO. FOMO atau “fear of missing out” adalah istilah psikologi yang menggambarkan perasaan gelisah seseorang jika ketinggalan tren atau suatu hal yang menyenangkan. Trik ini bisa digunakan dalam bisnis Anda contohnya diskon dalam waktu terbatas dan masih banyak lagi. Hal inilah yang mendorong calon pelanggan Anda untuk tidak mau menerima konsekuensi ketingalan promo menarik.
Wah ternyata dari pandemi Covid-19 ini kita bisa belajar banyak soal teknik marketing. Walaupun banyak hal negatif yang kita dapatkan kalau kita bisa melihat peluang pasti ada pelajaran yang bisa kita petik dari situ. Oh ya, buat kamu yang suka baca artikel informatif dan juga menghibur, Filemagz.com cocok banget nih buat kamu. Tunggu apa lagi? Jangan mau ketinggalan dan kunjungi website nya sekarang juga!